Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
DI tengah tantangan kemarau yang melanda pada musim tanam kedua, Kelompok Tani (Poktan) Bina Tani, Desa Warakas, Kecamatan Binuang, Kabupaten Serang patut berbangga hati karena telah berhasil melakukan panen melimpah berkat program irigasi perpompaan (Irpom) Kementerian Pertanian (Kementan) yang berhasil mengairi lahan mereka dan memberikan harapan baru bagi para petani.
Ketua Poktan Bina Tani, Mukamad, menjelaskan, pada musim tanam kedua ini, luas lahan yang ditanami sekitar 30 hektare dan yang sekarang sudah dipanen mencapai 15 hektare.
“Kami merasa bangga, bahagia, dan bersyukur atas bantuan Kementan, karena berkat Irpom yang diberikan, kami berhasil panen di tengah kekeringan. Pada tahun sebelumnya, kami bisa melakukan dua kali panen, tapi tahun ini kami berharap bisa tiga kali panen,” ujar Mukamad.
Baca juga : Mentan Pantau Langsung Proses Uji Alsintan untuk Produksi Massal
Menariknya, Poktan Bina Tani di era modern seperti sekarang ini masih mengandalkan panen dengan cara tradisional. Para petani memanen padi menggunakan arit, alat sederhana yang telah digunakan turun temurun.
Seusai dipanen, untuk memisahkan gabah dari batangnya, petani masih mengandalkan metode tradisional dengan memukul padi menggunakan alat yang disebut gebotan. Meskipun proses ini memakan waktu, petani tetap melestarikan cara-cara tradisional dalam bertani untuk mempertahankan tradisi.
“Penggunaan gebotan ini sangat membantu kami dalam menjaga kualitas padi, sekaligus melestarikan kearifan lokal yang telah ada sejak lama," ujar Sekretaris Poktan Bina Tani Wahyudin.
Baca juga : Tingkatkan Kualitas Hasil Panen, Kementan Latih Ratusan Petani Sawit di Sumsel
Demi mengupayakan keberlanjutan produksi dan ketersediaan pangan tetap terjaga di masa depan, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman sebelumnya pernah mengatakan, solusi cepat yang pihaknya lakukan adalah dengan memompa air sungai ke sawah.
Kementerian Pertanian menggelontorkan bantuan irigasi perpompaan (irpom) maupun pompanisasi kepada petani, agar menjadi solusi cepat dan tepat guna, sehingga petani terbantu bisa lakukan tanam maupun panen dua hingga tiga tahun kemudian.
Sekretaris Direktorat Jenderal Perkebunan, Heru Tri Widarto yang turut serta meramaikan panen, Senin (23/9), mengaku bangga Poktan Bina Tani telah berhasil mengoptimalkan irpom dan terus mendukung petani dalam mengoptimalkan hasil panen sambil tetap mengedepankan kearifan lokal.
“Mereka menunjukkan bahwa metode tradisional masih relevan dan mampu menghasilkan produk yang berkualitas. Ini adalah contoh nyata kearifan lokal yang berkontribusi pada ketahanan pangan,” tutup Heru. (RO/Z-1)
Di tengah krisis iklim dan krisis pangan, peran petani milenial dan pemanfaatan teknologi menjadi kunci penting bagi Indonesia dalam menjaga ketahanan pangan nasional.
Lapis Bogor Sangkuriang, sebagai pemain utama dalam bisnis olahan talas akan mendapatkan akses yang lebih baik terhadap bahan baku berkualitas tinggi dari para petani.
YESS menjadi salah satu solusi yang terus berkomitmen dalam meningkatkan kualitas dan kesejahteraan dan memberdayakan petani di Indonesia.
Sektor pertanian adalah sektor yang menjanjikan sehingga akan membutuhkan tenaga yang sangat banyak.
Pemerintah daerah perlu turun tangan. Salah satunya berkoordinasi dengan pemerintah desa untuk menginventarisasi lulusan sekolah yang belum mendapatkan pekerjaan.
Kelompok Tani Tri Cipta menyerahkan sebanyak 500 kg bawang merah. Sebelumnya, telah diserahkan pula 230 kg cabai rawit merah kepada pedagang Pasar Cimindi.
Luas lahan tebu di tiga pabrik yang ada di wilayah kerja mereka mencapai 18 ribu hektare. Dari luas lahan tersebut ditargetkan menghasilkan 1,2 juta ton tebu.
Selamatan giling merupakan proses kearifan lokal yang biasa digelar sebelum memulai giling tebu
Yang menarik pada panen kali ini, Poktan ini menggunakan teknologi combine harvester untuk mempercepat proses panen dan meminimalkan kehilangan hasil.
Aplikasi bakteri pereduksi nitrat terpilih yang memiliki aktivitas mereduksi N2O tinggi dapat menurunkan emisi N2O di lahan sawah.
Harga beras medium mulai mengalami penurunan di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat (Jabar). Sedangkan untuk beras premium kini harganya masih tinggi.
Areal yang memasuki masa panen Maret ini adalah yang masa tanamnya pada Desember lalu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved