Inspirasi Pengolahan Sampah dari Kabupaten Banyumas

Basuki Eka Purnama
07/8/2024 16:58
Inspirasi Pengolahan Sampah dari Kabupaten Banyumas
Mesin pengolahan sampah berkapasitsa 50 ton per hari yang digunakan di Kabupaten Banyumas.(MI/HO)

PADA 2023, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah dinobatkan sebagai kabupaten dengan pengolahan sampah terbaik di Asia Tenggara.

Namun, perjalanan untuk mencapai itu tidaklah mudah. Pada 2018, pengolahan sampah di Kabupaten Banyumas sama seperti daerah lain yaitu mengandalkan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dengan sistem kumpul angkut buang. Namun, karena TPA pada waktu itu ditutup oleh warga karena bencana, Banyumas mulai membangun Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST).

Mulanya, pengolahan sampah di TPST Kabupaten Banyumas hanya mengandalkan tenaga manusia, sehingga kurang maksimal dan terlalu memakan waktu. Hal inilah yang menjadi awal inovasi mesin pengolah sampah yang digagas Waste to Wealth digunakan.

Baca juga : IWAPI dan KLHK Menyerahkan Bantuan Motor Sampah untuk Pengelolaan Sampah dan Penghijauan

Pemimpin Waste to Wealth, Merakarno Rahusna Taruno bersama timnya memerlukan waktu tiga tahun untuk merintis teknologi pengolahan sampah ratusan ton.

"Saat itu, kami tidak memiliki referensi dan literatur bagaimana dan seperti apa mesin pengolah sampah itu bekerja," kata Husna.

Setelah menjalani uji coba ratusan hingga ribuan kali, mesin pengolah sampah otomatis mulai beroperasi. Mesin ini mampu mengolah sampah dari masyarakat menjadi berbagai produk bernilai jual seperti Paving Block dan Refuse Derived Fuel (RDF) pengganti bahan bakar batu bara di Pabrik Semen.

Baca juga : SMP Labschool Kebayoran Raih Juara 2 Kompetisi AIA Healthiest Schools Tingkat Nasional 

Mesin pengolahan sampah yang dibuat oleh Waste to Wealth adalah teknologi mekanisasi pengolahan sampah one day proses.

"Proses pengolahan sampah menggunakan mesin ini bekerja dengan sangat efisien," ujar Husna.

Sampah yang masuk masih tercampur organik dan anorganik akan dipisahkan secara otomatis. Sampah yang dapat didaur ulang seperti botol plastik akan disisihkan, sementara sisanya akan kembali dipilah oleh mesin.

Baca juga : Belum Efektif, Walhi: Sampah Jakarta ke Bantargebang Perlu Ditekan

Sampah organik akan diolah menjadi kompos, pakan magot, maupun biomassa ke PLTU. Sementara itu, sampah anorganik akan masuk dalam mesin pencacah lalu dikeringkan.

Sampah anorganik ini akan menjadi bahan baku berbagai produk dengan nilai jual, mulai dari bahan campuran aspal, paving block, hingga campuran batu bara. 

Tidak hanya bekerja secara efisien, semua mesin pengolah sampah dan alat pemilah sampah otomatis gibrik dari Waste to Wealth merupakan teknologi lokal yang mengandung TKDN.

Baca juga : 33% Sampah di Indonesia tidak Terkelola

Bersama dengan Waste to Wealth, Pemerintah Kabupaten Banyumas berhasil menurunkan sampah yang dibuang ke TPA menjadi 9% dari total volume sampah. 

Selain itu, Kabupaten Banyumas juga mampu mengubah sampah menjadi produk yang bermanfaat dan bernilai ekonomi dengan melibatkan kelompok-kelompok masyarakat.

Program bertajuk Sumpah Beruang: Sulap Sampah Menjadi Uang ini dicetuskan mantan Bupati Banyumas Achmad Husein. Ia mengagas gerakan zero landfill, dengan mendirikan 29 TPST di beberapa lokasi di Kabupaten Banyumas.

Setidaknya, ada lebih dari 600 sampai 900 ton sampah yang diolah di 29 TPST ini setiap harinya.

"TPST ini dikelola secara mandiri oleh KSM atau Kelompok Swadaya Masyarakat," kata Achmad Husein.

Menariknya, sampah yang didaur ulang dapat menjadi alternatif penghasilan bagi warga yang tergabung dalam KSM tersebut. Keberhasilan pengolahan sampah menggunakan inovasi teknologi ini mengantarkan Kabupaten Banyumas ke kancah Internasional.
 
Hingga saat ini, Waste to Wealth sudah bekerja sama dengan puluhan pihak untuk melakukan pengolahan sampah dengan cara serupa. 

Waste to Wealth PT Makmur Radhika Terdepan menyediakan berbagai paket sistem pengolahan sampah, mulai dari 10 Ton hingga 300 Ton per hari yang sudah digunakan di seluruh penjuru Indonesia.

Beberapa daerah yang menggunakan mesin pengolah sampah Waste to Wealth antara lain, Kota Cimahi, Jawa Barat. Kota Cimahi berhasil mengolah 71 ton sampah setiap harinya.

Sementara itu mesin pengolah sampah Waste to Wealth di Kota Mataram, NTB berhasil mengubah 46 ton sampah menjadi paving block. Begitu juga dengan beberapa daerah lainnya seperti Palangkaraya, Timika, Semarang, Pemalang, Kudus, Magelang, Denpasar, Polewali Mandar, dan Kolaka.

Mereka sukses mengolah sampah dengan teknologi pengolah sampah yang digagas Waste to Wealth ini. Tidak hanya pemerintah kota atau kabupaten, Waste to Wealth juga bekerja sama dengan berbagai pihak swasta.

Salah satunya adalah Waste4Change yang membutuhkan mesin pengolah sampah sampai dengan 15 ton setiap harinya. Mesin pengolah sampah Waste to Wealth dari PT Makmur Radhika Terdepan berhasil menyelesaikan masalah sampah di Kabupaten Banyumas.

Paket Mesin Pengolah Sampah ini sudah diimplementasikan terbukti mencapai kapasitas dan dapat mereduksi 90% sampah sehingga tidak dibuang ke TPA. Harapannya daerah daerah yang memiliki permasalahan sampah dapat duplikasi dan mencontoh sistem ini.

“Kita akan menginstalisasikan sistem ini lengkap dan sudah fully automatic sehingga Pemda atau Daerah dapat duduk manis dan selesai persoalan sampahnya. Seluruh produk teknologi pengolahan sampah Waste to Wealth PT Makmur Radhika Terdepan dapat diakses menggunakan e-katalog LKPP,” pungkas Husna. (Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya