Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Tanaman Padi Daerah Tadah Hujan di Klaten Terancam Kekeringan

Djoko Sardjono
03/6/2024 21:24
Tanaman Padi Daerah Tadah Hujan di Klaten Terancam Kekeringan
Ilustrasi: petani menghidupkan pompa air untuk mengairi lahan pertanian jagung(ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya)

TANAMAN padi di sejumlah daerah tadah hujan di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, terancam kekeringan di musim kemarau ini. Untuk pengamanan padi musim tanam kedua ini, petani melakukan optimalisasi program pompa air.

Sementara itu, tanaman padi di daerah tadah hujan yang terancam kekeringan perlu diwaspadai, seperti Kecamatan Bayat, Gantiwarno, Cawas, dan Juwiring. Namun, di antara daerah tadah hujan itu yang paling kering di Bayat.

Daerah tadah hujan yang perlu diwaspadai adalah yang terkait ketersediaan air. Memang, upaya optimalisasi program pompanisasi sudah dilakukan dengan memanfaatkan sumber-sumber air permukaan untuk mengairi lahan padi.

Baca juga : 4.936 Keluarga Klaten Terdampak Kekeringan akibat El Nino

Hal itu dikatakan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Klaten, Widiyanti, saat ditemui Media Indonesia di Pendapa Kabupaten Klaten seusai Rakor OPD (Organisasi Perangkat Daerah) Kabupaten Klaten, Senin (3/6).

Melalui optimalisasi program pompa air tersebut, kebutuhan air untuk tanaman padi di daerah tadah hujan mudah-mudahan bisa cukup nanti sampai panen. Pun, petani diharapkan untuk senantiasa melakukan pengecekan kondisi lahan sawahnya.

“Perlu diketahui, bahwa ancaman kekeringan di daerah tadah hujan yang paling serius di Klaten, yakni di Kecamatan Bayat. Ada sekitar 400 hektare yang terancam. Namun, para petani sudah mendapat bantuan pompa air,” jelasnya.

Menurut Widiyanti, luas tanam padi di Klaten yang ada saat ini (existing) sekitar 23.000 hektare. Untuk antisipasi serangan organisme pengganggu tanaman (OPT), seperti hama wereng dan tikus, petani diminta untuk waspada.

“Untuk pengendalian tikus, kami ingatkan petani agar menggiatkan gerakan gropyokan bersama antar-kelompok tani. Termasuk pengendalian wereng yang harus dilakukan sejak pembibitan. Karena, upaya ini yang paling efektif,” ujar Widiyanti. (JS/Z-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya