Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Kekeringan, Petani Blora Berupaya Selamatkan Tanaman Padi
KEKERINGAN yang melanda sebagian kawasan di Kabupaten Blora, Jawa Tengah semakin mengkhawatirkan. Petani daerah ini mencabuti tanaman padi untuk pakan ternak hingga memompa air dari sungai, karena sawah mengering dan warga mulai mencari sumber mata air ke wilayah lebih jauh.
Pemantauan Media Indonesia Kamis (30/5) cuaca panas sejak pagi sudah dirasakan di sebagian kawasan di Kabupaten Blora, kekeringan melanda kawasan tersebut setelah lebih dari dua bulan tidak ada hujan, bahkan tanah di sawah juga pecah-pecah serta daun tanaman padi tanpa buah berusia 25 hari mulai menguning.
Baca juga : Seluas 36 Hektare Lahan Pertanian di Garut Gagal Panen, Petani Rugi Rp11,6 M
Puluhan petani di Desa Balong Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora memilih mencabuti tanaman padi untuk pakan ternak karena tidak ada garapan hidup. "Gak ada air lagi, padi dipastikan mati dan kita cabuti untuk pakan lembu," ujar Sunarwi,50, sembari membabati tanaman padinya.
Menghadapi kekeringan dan ketiadaan air ini, lanjut Wardi, 60, petani lain, terpaksa mencabuti tanaman padi dan menurut rencana segera mengganti dengan tanaman kacang hijau yang lebih berpeluang mendapat panen, karena tidak membutuhkan banyak air untuk tetap bertahan hidup. "Dari tanaman padi mati sia-sia, lebih baik untuk pajan ternak," imbuhnya.
Pemandangan berbeda terjadi di di Desa Pengkol Jagong, Kecamatan Jati, Kabupaten Blora, menghadapi kekeringan yang melanda puluhan hektare tanaman padi yang mulai tumbuh biji berupaya diselamatkan, dibantu Babinsa Koramil 11/Jati para petani melakukan penyelamatan agar tetap dapat panen dengan cara pompanisasi.
Baca juga : Petani Tasikmalaya Gagal Panen, Stok Gabah Kering Kosong
Dengan menggunakan alat pompa bantuan dari Kementerian Pertanian, puluhan petani menyedot air dari sungai terdekat untuk menyiram lahan persawahan mereka dengan harapan masih dapat menyelamatkan tanaman padi. "Terima kasih pada Babinsa yang membantu memompa air untuk menyelamatkan tanaman padi kami," ujar Ibnu,50, petani setempat.
Dampak kekeringan ini juga dirasakan warga Desa Bergolo, Kecamatan Ngawen, Blora, bahkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih mereka terpaksa mencari ke tempat lebih jauh hingga belasan kilometer, karena sumur yang selama ini menjadi andalan warga telah mulai mengering dan sumber mata air lainnya juga terhenti.
"Sudah lebih dari dua bulan tidak ada hujan, sawah sudah mengering dan dipastikan gagal panen karena sawah di sini tadah hujan, sedangkan sungai juga kering," ujar Trimakno, petani di desa tersebut.
Baca juga : Kemarau Tiba, Para Petani Diminta Buat Penampungan Air
Mengatasi Kekeringan ini, ungkap Suryadi,50, petani setempat hanya dapat meminta bantuan dari Tuhan, sehingga ratusan warga yang mayoritas petani lakukan Salat Istisqa berjamaah di Lapangan Desa Bergolo, Blora untuk berdoa minta hujan. "Pompanisasi juga sulit karena sungai juga kering," imbuhnya.
Bupati Blora Arief Rohman mengatakan kekeringan sudah mulai melanda sebagian kawasan di daerah ini, berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi kekeringan tersebut dari mulai menggelontorkan bantuan air bersih pompanisasi yang dibantu anggota TNI.
"Beberapa kawasan masih ada hujan, tetapi sebagian daerah terutama bagian selaran Blora sudah lebih dua bukan tidak ada hujan hingga merasakan kekeringan," kata Arief Rohman.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah Supriyanto mengungkapkan kekeringan sudah mulai dirasakan petani terutama di Kabupaten Blora, maka untuk tetap dapat mempertahankan produksi padi telah disalurkan bantuan pompa dari Kementan ke daerah itu. "Ada 164 kelompok tani yang ada di Kabupaten Blora menerima bantuan pompa," ujarnya. (AS/P-5)
Cukup tidur juga dapat memperbaiki jaringan kulit wajah karena penyerapan produk yang Jelita gunakan (skincare, vitamin) menjadi lebih maksimal dan efektif.
Batuk rejan diketahui kerap membuat anak-anak itu sangat kesulitan untuk menarik nafas, dan sampai mengeluarkan bunyi.
Pastikan anak membawa botol air saat mereka berada di luar, mengenakan pakaian pelindung matahari dan tabir surya mineral, serta tidak berada di bawah sinar matahari terlalu lama.
Saat ini sebagian wilayah Jawa Barat sedang memasuki masa peralihan atau pancaroba dari musim hujan ke musim kemarau.
Pompanisasi merupakan solusi tercepat mengatasi krisis pangan.
Untuk kebakaran hutan, dari 22 kelurahan terdapat 13 kelurahan yang pernah mengalami kebakaran hutan dan lahan
Di tengah krisis iklim dan krisis pangan, peran petani milenial dan pemanfaatan teknologi menjadi kunci penting bagi Indonesia dalam menjaga ketahanan pangan nasional.
Lapis Bogor Sangkuriang, sebagai pemain utama dalam bisnis olahan talas akan mendapatkan akses yang lebih baik terhadap bahan baku berkualitas tinggi dari para petani.
YESS menjadi salah satu solusi yang terus berkomitmen dalam meningkatkan kualitas dan kesejahteraan dan memberdayakan petani di Indonesia.
Sektor pertanian adalah sektor yang menjanjikan sehingga akan membutuhkan tenaga yang sangat banyak.
Pemerintah daerah perlu turun tangan. Salah satunya berkoordinasi dengan pemerintah desa untuk menginventarisasi lulusan sekolah yang belum mendapatkan pekerjaan.
Kelompok Tani Tri Cipta menyerahkan sebanyak 500 kg bawang merah. Sebelumnya, telah diserahkan pula 230 kg cabai rawit merah kepada pedagang Pasar Cimindi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved