Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
AWAL musim kemarau, Pemkab Lamongan, Jatim, mewaspadai potensi krisis air bersih di wilayahnya. Meski demikian hingga saat ini belum ada wilayah yang mengajukan dropping air. Hal ini karena debit air waduk maupun embung di kawasan setempat masih menyisakan debit air.
"Iya betul. Kita sudah memasuki waspada kekeringan," kata Juru Bicara Pemkab Lamongan, Sugeng Widodo, Rabu (29/5) siang.
Menurut dia, untuk memastikan dampak potensi kekeringan Pemkab Lamongan melalui BPBD setempat telah melakukan pemantauan dan koordinasi dengan sejumlah kawasan yang tiap tahun mengalami krisis air bersih.
Baca juga : BPBD Gunungkidul telah Salurkan 22 Juta Liter Air Bersih
Hal ini dilakukan agar dampak kekeringan bisa segera teratasi dengan pengiriman air bersih.
"Tapi sejauh ini belum ada kawasan yang terdampak kekeringan, " tandasnya.
Ia mengungkapkan saat ini, debit sejumlah waduk besar maupun rawa dan embung masih memiliki debit air. Dengan demikian, warga bisa memanfaatkan air pada waduk, rawa maupun embung yang masih ada airnya untuk keperluan sehari-hari.
Baca juga : Waduk Jatiluhur Berada di Level Kritis, Air Susut Sampai 14 Meter
Seperti diketahui, ada sedikitnya 167 desa yang tersebar di 13 kecamatan berpotensi mengalami krisis air bersih. Tahun lalu misalnya, dampak El-Nino mengakibatkan belasan kecamatan tersebut mengalah krisis air bersih.
Di antaranya, kecamatan yang berada di wilayah selatan dan tengah di Kabupaten Lamongan. Antara lain, Kecamatan Mantub, Sugio, Sambeng, Tikung, Kembang bahu, Kedungpring, Deket, Modo, Ngimbang, Biluluk dan Lamongan.
Bahkan, dampak kekeringan yangterjadi pada tahun lalu memaksa Pemkab Lamongan mengumumkan status darurat kekeringan. Ini karena sejumlah wilayah tersebut mengalami krisis air bersih dalam kategori kering kritis dan langka. (YK/Z-7)
MUSIM kemarau menyebabkan krisis air bersih di sejumlah wilayah Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Krisis air bersih terjadi di Desa Lebaksiu Kidul, Kecamatan Lebaksiu, yang terdampak
TIGA daerah di Jawa Timur dalam status siaga darurat kekeringan akibat kemarau yang mulai melanda.
Di beberapa titik seperti Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok, kondisi kering telah berlangsung lebih dari lima bulan.
Sebagai langkah antisipasi, masyarakat diingatkan untuk tidak melakukan tindakan yang bisa memicu terjadinya kebakaran.
PLT Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menegaskan pihaknya akan cepat memberikan informasi daerah-daerah yang rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), khususnya di lahan gambut.
BMKG memperingatkan bahwa cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia, meskipun musim kemarau secara klimatologis telah dimulai.
“Sampai hari ini belum ada permintaan, meskipun prakiraan musim kemarau sebenarnya sudah dimulai pada dasarian ketiga bulan Mei. Tapi kita siapkan,”
MEMASUKI musim kemarau, sejumlah wilayah di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, mulai mengalami kekeringan.
TERIK mulai menyengat. Seorang bocah laki-laki di Laimbaru, Desa Laindeha, Sumba Timur, masih berjibaku dengan jeriken lima liternya.
BPBD telah melakukan penyaluran air bersih ke sejumlah desa terdampak, namun beberapa wilayah tidak bisa dijangkau karena akses jalan rusak.
Ribuan warga Quito, ibu kota Ekuador alami krisis air bersih selama sepekan terakhir, akibat pipa air rusak akibat longsor.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved