Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
BADAN Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terus gencar melakukan sosialisasi dan inovasi untuk menurunkan angka stunting di Indonesia.
Berbagai pendekatan dilakukan BKKBN kepada masyarakat agar lebih memperhatikan risiko dan upaya pencegahan stunting.
Salah satu pendekatan tersebut dilakukan kepada kelompok muslimat di Kabupaten Banyumas melalui acara Haul Sayyidatina Fatimah Az-Zahra yang diselenggarakan oleh Majelis Dzikir Roudhatul Kaitsar di Pondok Biroyatul Huda, Batuanten Cilongok, Banyumas, Minggu (19/5).
Baca juga : Hari Populasi Dunia, Ini 6 Masalah Kependudukan di Indonesia
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo yang menjadi narasumber dalam acara tersebut, menjelaskan bahwa menjelang Indonesia Emas, sumber daya manusia Indonesia harus berkualitas.
Oleh karena itu, pencegahan stunting menjadi sangat penting. Ia juga menyoroti pentingnya pembangunan sumber daya manusia berkualitas sebagai salah satu pilar pencapaian visi Indonesia 2045.
Hal ini harus dijalankan melalui program kolaboratif dan tepat sasaran, seperti Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana).
Baca juga : BKKBN Perkuat Kemitraan Program Bangga Kencana dan Stunting
"Bangga Kencana harus bisa membangun keluarga yang tenteram dan sejahtera. Itulah mengapa hari ini kita melakukan sosialisasi stunting menuju keluarga berkualitas," ujar Hasto.
Program Bangga Kencana, menurut Hasto, menjadi tugas BKKBN, salah satunya adalah pengentasan stunting nasional demi mewujudkan generasi emas Indonesia yang sehat, kuat, dan produktif.
"Menjelang Indonesia Emas, sumber daya manusia Indonesia harus berkualitas. Oleh karena itu, pencegahan stunting ini menjadi sangat penting," tambahnya.
Baca juga : Penurunan Stunting 2023 Hanya 0,1%, Intervensi Spesifik dan Sensitif perlu Dievaluasi
Hasto menilai, audiens yang terdiri dari para muslimat dalam kegiatan pengajian yang dihadiri ribuan orang ini merupakan tempat strategis untuk menyampaikan sosialisasi. Pengarusutamaan perempuan menjadi kunci sukses dalam pembangunan keluarga dan bangsa.
"Perempuan memiliki andil besar dalam pembangunan keluarga karena perempuan adalah penentu kebijakan dalam keluarga. Perempuan juga yang paling dekat dengan anak-anak, penentu sukses tidaknya regenerasi reproduksi dalam keluarga. Maka, sudah sepatutnya para perempuan mempunyai pengetahuan yang cukup, termasuk dalam pencegahan stunting," jelasnya.
Asroru Maula, salah satu pengasuh Pondok Biroyatul Huda, Batuanten Cilongok, Banyumas, sekaligus penyelenggara acara, mengatakan bahwa sebagai orang tua muslim, sudah ada tuntunan dari Surah An-Nisa untuk menyiapkan generasi yang kuat.
Baca juga : Bali Raih Prevalensi Stunting Terendah se-Indonesia
"Kita tidak bisa meninggalkan anak-anak dalam kondisi lemah, baik secara fisik maupun mental. Itu adalah kewajiban orang tua muslim. Salah satu rujukan adalah Sayyidatina Fatimah Az-Zahra yang selalu memberi contoh baik dalam merawat anak, menjaga kebersihan jiwa dan raga, serta menyiapkan makanan yang cukup dan sebagainya," ujarnya.
Menurut Asroru, sosialisasi ini harus menjadi bagian dari dakwah Islamiyah yang disampaikan langsung oleh kyai dan ustaz tentang pembangunan keluarga dan pencegahan stunting kepada jamaah, terutama ibu-ibu. Program ini, menurutnya, sangat bagus dan perlu dilanjutkan.
Dengan berbagai upaya sosialisasi dan inovasi yang dilakukan oleh BKKBN, diharapkan angka stunting di Indonesia dapat menurun secara signifikan, sehingga tercipta generasi emas yang sehat dan berkualitas. (Z-6)
Program pencegahan dan pengendalian stunting berhasil membawa angka stunting di Jatirejo menjadi 0. 0.
Saat bonus demografi, terjadi surplus usia produktif yang sangat tinggi. Angkanya rata-rata 70% dari keseluruhan jumlah penduduk usia produktif.
BKKBN menekankan perlunya tetap waspada dan melakukan tindakan berkelanjutan karena risiko stunting dapat mengenai siapa saja, terlepas dari latar belakang sosial ekonomi.
KEMENTERIAN Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN menegaskan pentingnya peran agama sebagai salah satu dari 8 Fungsi Keluarga dalam mewujudkan generasi emas Indonesia.
Sinergi ini bertujuan menyediakan fasilitas penitipan anak di seluruh lingkungan kerja.
MENTERI Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN Wihaji memaparkan ada 4 tantangan untuk menurunkan stunting saat ini.
Visi Indonesia emas 2045 ibarat mahakarya yang butuh perjuangan keras semua lapisan untuk mewujudkannya.
program cek kesehatan gratis (CKG) bagi siswa yang digelar serentak pada Senin (4/8), dinilai sebagai langkah positif untuk memperkuat fondasi kesehatan nasional,
Kamaruddin menekankan pentingnya kolaborasi lintas generasi di tubuh Nahdlatul Ulama untuk mendukung pembangunan nasional.
Dia menemukan ada pelajar kelas 1 dan 2 SMP di Kabupaten Serang, Banten, belum bisa membaca.
Presiden Prabowo Subianto memiliki tiga senjata untuk atasi kemiskinan dan mencapai visi Indonesia Emas.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyerukan penghentian praktik pekerja anak di wilayahnya dalam rangka peringatan Hari Dunia Menentang Pekerja Anak
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved