Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

BKKBN Tempuh Berbagai Cara untuk Turunkan Angka Stunting

Lilik Darmawan
19/5/2024 22:23
BKKBN Tempuh Berbagai Cara untuk Turunkan Angka Stunting
Ilustrasi.(ANTARA/NYOMAN HENDRA WIBOWO)

BADAN Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terus gencar melakukan sosialisasi dan inovasi untuk menurunkan angka stunting di Indonesia.

Berbagai pendekatan dilakukan BKKBN kepada masyarakat agar lebih memperhatikan risiko dan upaya pencegahan stunting.

Salah satu pendekatan tersebut dilakukan kepada kelompok muslimat di Kabupaten Banyumas melalui acara Haul Sayyidatina Fatimah Az-Zahra yang diselenggarakan oleh Majelis Dzikir Roudhatul Kaitsar di Pondok Biroyatul Huda, Batuanten Cilongok, Banyumas, Minggu (19/5).

Baca juga : Hari Populasi Dunia, Ini 6 Masalah Kependudukan di Indonesia

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo yang menjadi narasumber dalam acara tersebut, menjelaskan bahwa menjelang Indonesia Emas, sumber daya manusia Indonesia harus berkualitas.

Oleh karena itu, pencegahan stunting menjadi sangat penting. Ia juga menyoroti pentingnya pembangunan sumber daya manusia berkualitas sebagai salah satu pilar pencapaian visi Indonesia 2045.

Hal ini harus dijalankan melalui program kolaboratif dan tepat sasaran, seperti Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana).

Baca juga : BKKBN Perkuat Kemitraan Program Bangga Kencana dan Stunting

"Bangga Kencana harus bisa membangun keluarga yang tenteram dan sejahtera. Itulah mengapa hari ini kita melakukan sosialisasi stunting menuju keluarga berkualitas," ujar Hasto.

Program Bangga Kencana, menurut Hasto, menjadi tugas BKKBN, salah satunya adalah pengentasan stunting nasional demi mewujudkan generasi emas Indonesia yang sehat, kuat, dan produktif.

"Menjelang Indonesia Emas, sumber daya manusia Indonesia harus berkualitas. Oleh karena itu, pencegahan stunting ini menjadi sangat penting," tambahnya.

Baca juga : Penurunan Stunting 2023 Hanya 0,1%, Intervensi Spesifik dan Sensitif perlu Dievaluasi

Hasto menilai, audiens yang terdiri dari para muslimat dalam kegiatan pengajian yang dihadiri ribuan orang ini merupakan tempat strategis untuk menyampaikan sosialisasi. Pengarusutamaan perempuan menjadi kunci sukses dalam pembangunan keluarga dan bangsa.

"Perempuan memiliki andil besar dalam pembangunan keluarga karena perempuan adalah penentu kebijakan dalam keluarga. Perempuan juga yang paling dekat dengan anak-anak, penentu sukses tidaknya regenerasi reproduksi dalam keluarga. Maka, sudah sepatutnya para perempuan mempunyai pengetahuan yang cukup, termasuk dalam pencegahan stunting," jelasnya.

Asroru Maula, salah satu pengasuh Pondok Biroyatul Huda, Batuanten Cilongok, Banyumas, sekaligus penyelenggara acara, mengatakan bahwa sebagai orang tua muslim, sudah ada tuntunan dari Surah An-Nisa untuk menyiapkan generasi yang kuat.

Baca juga : Bali Raih Prevalensi Stunting Terendah se-Indonesia

"Kita tidak bisa meninggalkan anak-anak dalam kondisi lemah, baik secara fisik maupun mental. Itu adalah kewajiban orang tua muslim. Salah satu rujukan adalah Sayyidatina Fatimah Az-Zahra yang selalu memberi contoh baik dalam merawat anak, menjaga kebersihan jiwa dan raga, serta menyiapkan makanan yang cukup dan sebagainya," ujarnya.

Menurut Asroru, sosialisasi ini harus menjadi bagian dari dakwah Islamiyah yang disampaikan langsung oleh kyai dan ustaz tentang pembangunan keluarga dan pencegahan stunting kepada jamaah, terutama ibu-ibu. Program ini, menurutnya, sangat bagus dan perlu dilanjutkan.

Dengan berbagai upaya sosialisasi dan inovasi yang dilakukan oleh BKKBN, diharapkan angka stunting di Indonesia dapat menurun secara signifikan, sehingga tercipta generasi emas yang sehat dan berkualitas. (Z-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto
Berita Lainnya