Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

226 Ribu Warga Terdampak Banjir Jawa Tengah, 36 Ribu Jiwa Mengungsi

Akhmad Safuan
19/3/2024 10:20
226 Ribu Warga Terdampak Banjir Jawa Tengah, 36 Ribu Jiwa Mengungsi
Sebanyak 226.601 warga terdampak banjir di Jawa Tengah, dengan 36.086 jiwa di antaranya mengungsi, serta 15 orang meninggal dunia.(MI/Safuan)

JAWA Tengah menyatakan darurat banjir untuk sembilan daerah. Saat ini jumlah warga yang terdampak mencapai 226.601 jiwa dengan 36.086 jiwa di antaranya mengungsi, serta 15 orang meninggal dunia.

Sembilan daerah yang saat ini teredam di Jawa Tengah dan ditetapkan darurat banjir yakni Kota/Kabupaten Pekalongan, Kendal, Kota Semarang, Demak, Kudus, Pati, Jepara, dan Grobogan. Sebagian kawasan surut tetapi sebagian besar lain malahan meluas dan meninggi.

Banjir di Demak semakin tinggi dan meluas, bahkan tidak hanya di pinggiran, perkotaan juga terendam termasuk halaman Masjid Agung Demak dan komplek makam Kadilangu akibat meluapnya sejumlah sungai dan jebolnya tanggul.

Baca juga : Pengungsi Banjir Demak Melonjak lagi hingga 22.725 Jiwa

"Kota Demak masih kebanjiran dengan ketinggian 50 centimeter," ucap Jafar, 55, warga Sayung, Demak.

Upaya penambalan tanggul jebol terus dilakukan, terutama di Sungai Wulan. Bahkan banjir Februari lalu setelah dilakukan penambahan 30 pompa air untuk mengeringkan banjir terjadi saat ini. 

"Diperkirakan membutuhkan waktu dua pekan untuk pemompaan," kata Sarwan, 34, relawan di Karanganyar, Demak.

Baca juga : Warga Korban Banjir di Jawa Tengah Terserang Penyakit, Posko Kesehatan Dibuka 24 Jam

Kepala Satuan Lalulintas Polres Demak Ajun Komisaris Lingga Ramdhani, karena Kota Demak masih terendam banjir kendaraan melintas dengan tujuan Kudus atau sebaliknya dialirkan melalui Jalan Lingkar Demak, kemudian ke arah Jepara mengingat di Karanganyar (Demak) jalur juga terputus akibat tertutup banjir.

Di Kudus jumlah korban meninggal dunia bertambah dari lima orang menjadi tujuh orang. Saat ini banjir masih merendam 31 desa di lima kecamatan dengan ketinggian 20-70 centimeter. 

"Ada tujuh meninggal yakni enam orang tenggelam dan satu tersengat listrik saat banjir," ujar Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kudus Ahmad Munaji.

Baca juga : Banjir Demak Masih Tinggi, Puluhan Ribu Warga Bertahan di Pengungsian

Selain jumlah korban meninggal bertambah, ujar Ahmad, banjir di Kudus disebabkan meluapnya sejumlah sungai ini, juga menimbulkan gelombang pengungsian yang tidak hanya datang dari daerah ini terapi juga dari daerah tetangga Demak saat ini tercatat ada 1.619 orang.

Sementara itu, banjir melanda Kota Semarang mulai surut. Sejumlah ruas jalan utama sudah kering dan bisa dilintasi. Meskipun di Jalan Pantura Kaligawe-Genuk masih terlihat ada genangan dan beberapa perkampungan masih terendam sekitar 20-50 centimeter, kondisi ini juga terlihat di Purwodadi, ibukota Kabupaten Grobogan banjir sebelumnya capai 70 centimeter telah kering.

Sebelumnya Pejabat Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana saat meninjau tanggul jebol di Demak meminta dilakukan evaluasi terhadap seluruh tanggul sungai, sebagai langkah antisipasi tanggul jebol akibat tidak kuat menahan debit air yang tinggi. 

Baca juga : Banjir Demak, Petugas TPS Pemilu 2024 Jadi Relawan

"Salah satu penyebab banjir adalah  tanggul sungai atau bendungan jebol seperti terjadi di Kabupaten Pekalongan, Grobogan, Demak, dan Jepara," tambahnya.

Berdasarkan data dari BPBD Jawa Tengah, lanjut Nana Sudjana, banjir terjadi di sembilan daerah tersebut mengakibatkan 226.601 jiwa terdampak bencana banjir dengan  36.086 jiwa diantaranya mengungsi dan 15 orang meninggal dunia, selain itu selama 2024 ini tercatat 134 kejadian bencana yakni  61 angin kencang, 53 banjir, 18 tanah longsor dan dua kebakaran.

"Dalam sepekan terakhir telah terjadi sebanyak 30 bencana besar yakni 14 bencana banjir dan 16 angin kencang  di 20 daerah di Jawa Tengah," ungkap Nana Sudjana. (Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya