Headline

Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.

Fokus

Angka penduduk miskin Maret 2025 adalah yang terendah sepanjang sejarah.

210 Ribu Orang Mengungsi akibat Perang Thailand vs Kamboja

Dhika Kusuma Winata
28/7/2025 07:41
210 Ribu Orang Mengungsi akibat Perang Thailand vs Kamboja
Warga Kamboja mengungsi karena perang.(Anadolu)

Jumlah warga yang terdampak akibat konflik bersenjata antara Thailand dan Kamboja terus meningkat tajam. Hingga Minggu (27/7), lebih dari 200.000 orang terpaksa mengungsi dari wilayah perbatasan kedua negara yang tengah dilanda bentrokan selama empat hari terakhir.

Menurut data sementara, sedikitnya ada 34 korban jiwa terdiri dari warga sipil dan personel militer dari kedua belah pihak. Pemerintah Thailand mencatat 8 tentara dan 13 warga sipil tewas sedangkan Kamboja melaporkan 5 tentara dan 8 warga sipil meninggal dunia.

Selai itu, sekitar 138.000 orang dievakuasi dari wilayah perbatasan Thailand sedangkan Kamboja mencatat sekitar 80.000 warganya harus meninggalkan rumah mereka.

Di tengah meningkatnya eskalasi, para pemimpin Thailand dan Kamboja berencana menggelar pertemuan damai di Malaysia pada Senin (28/7). Pertemuan tersebut akan dimediasi oleh Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, yang saat ini menjabat sebagai Ketua ASEAN. Menurut Anwar, fokus utama pertemuan ialah mencapai gencatan senjata dengan segera.

Perdana Menteri sementara Thailand, Phumtham Wechayachai, dan Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet, dijadwalkan hadir dalam dialog tersebut.

“Kamboja menyetujui usulan untuk segera dan tanpa syarat melakukan gencatan senjata antara kedua angkatan bersenjata," kata Hun Manet.

Namun, meski seruan perdamaian digaungkan, kontak senjata masih terjadi pada Minggu. Bentrokan kembali pecah di sekitar dua kuil kuno yang terletak di wilayah perbatasan antara Kamboja utara dan Thailand timur laut.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Kamboja, Maly Socheata, menyebut pasukan Thailand mulai menyerang sekitar pukul 04.50 pagi. Sementara itu, juru bicara militer Thailand, Kolonel Ritcha Suksuwanon, mengatakan justru pasukan Kamboja yang pertama kali menembakkan artileri sekitar pukul 04.00.

Ledakan dari senjata artileri bahkan mengguncang jendela-jendela rumah di Kota Samraong, Kamboja, yang berjarak sekitar 20 kilometer dari garis depan.

Meski telah ada pernyataan positif dari kedua belah pihak, tudingan pelanggaran terus berlanjut. Kementerian Luar Negeri Thailand menuduh Kamboja menembakkan peluru ke permukiman warga sipil di Provinsi Surin.

Sebaliknya, Kementerian Pertahanan Kamboja membantah tuduhan tersebut dan menyebut Thailand melakukan tindakan agresi yang terkoordinasi dan disengaja. Kamboja juga menuduh militer Thailand menggunakan amunisi kluster yang dilarang sedangkan Thailand menuduh pasukan Kamboja menyerang fasilitas medis. (AFP/E-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya