Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PEMERINTAH pusat batal melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Provinsi Riau. Sebelumnya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berencana akan melakukan TMC untuk mengantisipasi banjir di di Provinsi Riau.
Namun TMC untuk mengurangi intensitas curah hujan itu dibatalkan menyusul perubahan cuaca di Riau dalam beberapa hari ke depan.
"Kita sudah koordinasi dengan BMKG, seminggu ke depan itu diprediksi curah hujan di Riau mulai berkurang. Intensitasnya antara ringan sampai sedang," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau M Edy Afrizal, Rabu (24/1).
Baca juga : Banjir Kapuas di Kalimantan Tengah Meluas
Ia menjelaskan, berdasarkan laporan prediksi cuaca dari BMKG, pihaknya langsung berkoordinasi dengan BNPB. Hasil koordinasi dengan BNPB diputuskan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau tidak disarankan dilakukan TMC. Sebab intensitas curah hujannya sudah mulai berkurang.
"Kita sudah koordinasikan dengan BNPB, itu tidak kita ajukan, sebab kalau tetap dilakukan TMC justru kita khawatir Riau minim curah hujan dan rawan karhutla (kebakaran hutan dan lahan). Karena ini kan sudah mulai masuk kemarau tahap 1," jelasnya.
Baca juga : PetroChina Jabung Bantu Korban Bencana Banjir di Tanjabtim, Jambi
Sementara Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengaku masih menunggu instruksi terkait pelaksanaan operasi TMC untuk antisipasi banjir oleh BNPB. Sejauh ini, BRIN telah dilibatkan dalam supervisi TMC antisipasi banjir di wilayah Jakarta dan Jawa Barat.
"Sejauh ini belum ada instruksi (TMC di Riau)," kata Koordinator Laboratorium TMC BRIN Budi Harsoyo kepada Media Indonesia.
Ia menerangkan, sampai saat ini belum ada dilakukan TMC untuk antisipasi banjir di daerah lain di Indonesia selain wilayah Jakarta dan Jawa Barat pada beberapa waktu yang lalu.
"Belum ada (daerah lain). Sempat beberapa hari untuk di Jakarta beberapa waktu lalu, tapi dikerjakan oleh swasta. BRIN dan BMKG hanya supervisi," jelasnya.
Sebelumnya, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengatakan pihaknya akan melakukan TMC di Riau. Pasalnya, banjir masih menggenang pada beberapa wilayah Provinsi Riau dan potensi bahaya banjir susulan masih berpeluang terjadi sepekan ke depan.
Hal tersebut disampaikan Suharyanto pada Rapat Koordinasi (Rakor) Penanganan Bencana Hidrometeorologi di Provinsi Riau, Kota Pekanbaru, Jumat (19/1). Operasi TMC bertujuan untuk mengurangi dampak yang lebih luas akibat banjir. Menurut prakiraan cuaca, Suharyanto mengatakan, hujan lebat akan berpotensi terjadi pada tiga hari hingga seminggu ke depan di wilayah Riau.
"Prediksi BMKG di Provinsi Riau ini, tiga hari hingga seminggu ke depan masih akan turun hujan yang cukup lebat," kata Suharyanto.
Dengan adanya potensi bahaya banjir yang dipicu faktor cuaca, BNPB telah mendiskusikan dengan instansi terkait untuk melakukan operasi TMC.
"Mudah-mudahan dalam satu-dua hari nanti akan ada TMC," ujar Suharyanto.
Operasi itu akan menyasar pada wilayah-wilayah yang masih terendam. Hal ini dikarenakan kawasan terdampak itu mengakibatkan dampak ekonomi yang besar. Hal tersebut juga akan meminta masukan dari gubernur dan BMKG. Suharyanto menceritakan saat bertemu Bupati Pelalawan, gas di sana harganya meningkat tajam karena pasokan terganggu.
"Kemudian truk-truk dari Sumatra Barat terpaksa harus menunggu berjam-jam sampai air surut," ujar Suharyanto.
Kepala BNPB mengatakan, operasi TMC ini tentu tidak mudah, tidak seperti pada penanganan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). TMC pada bencana ini bertujuan untuk menurunkan hujan. Sedangkan di musim hujan, ini tentu sebaliknya.
"Sejauh ini BNPB melakukan TMC untuk penanganan potensi bahaya Hidrometeorologi basah di wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat," pungkasnya.(Z-5)
Waspadai banjir rob di sejumlah daerah di Pantura Jawa Tengah, karena air laut pasang masih berlangsung dengan ketinggian maksimum 1 meter.
Air laut pasang (rob) tersebut berdampak terhadap sejumlah daerah di Pantura Jawa Tengah seperti Pekalongan, Kendal, Semarang, Demak, Jepara dan Pati.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisikan merilis prakiraan cuaca untuk wilayah DKI Jakarta, periode Kamis 24 Juli 2025. Cuaca diperkirakan akan cukup bersahabat.
Air laut pasang di perairan utara Jawa Tengah, lanjut Sediyanto, akan berdampak kembali terjadinya banjir rob di sejumlah daerah di Pantura seperti Pekalongan, Kendal, Semarang, dan Demak.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan, langit ibu kota cerah dari pagi hingga malam, pada Rabu 23 Juli 2025.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis prakiraan cuaca untuk wilayah DKI Jakarta, periode Selasa 22 Juli 2025.
Polda Riau sedang terus menginvestigasi motif para tersangka di balik insiden Karhutla.
Satgas Udara diperkuat dengan dua helikopter patroli, tiga helikopter water bombing, dan dua pesawat modifikasi cuaca milik BNPB.
BMKG memperingatkan tingginya potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Riau dan sekitarnya, menyusul puncak musim kemarau awal Agustus.
IP menjelaskan bahwa kabut asap di Batam lebih dipengaruhi oleh aktivitas lokal, seperti pembakaran sampah, serta arah dan kecepatan angin, bukan asap kiriman dari wilayah lain.
Titik panas Karhutla Riau menurun. Menhut Raja Juli tinjau lokasi via udara, soroti praktik pembakaran lahan dan imbau warga waspadai cuaca ekstrem.
Langkah-langkah strategis pun langsung diambil untuk memadamkan api dan mencegah meluasnya kebakaran.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved