Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Gereja Minta Normalisasi Harga Tiket Pesawat dan Evaluasi Kepemimpinan di Intan Jaya

Thomas Harming Suwarta
15/11/2023 16:24
Gereja Minta Normalisasi Harga Tiket Pesawat dan Evaluasi Kepemimpinan di Intan Jaya
Masyarakat Intan Jaya unjuk rasa buntut kenaikan harga kebutuhan pokok imbas naiknya harga tiket pesawat, Rabu (15/11).(Ist)

PIMPINAN gereja Katolik Intan Jaya Pastor Yance Yanuarius Wadogouby meminta maskapai dan otoritas berwenang, termasuk pemerintah kabupaten, agar menormalkan kembali harga tiket pesawat dari Intan Jaya-Nabire dan Intan Jaya-Timika yang beberapa bulan terakhir mengalami kenaikan signifikan. 

Menurut Yance, permintaan ini didasari dua alasan; pertama karena Bandar Udara Bilorai di Sugapa Intan Jaya masih merupakan bandara milik misi Katolik dan masyarakat pemegang ulayat. 

Selain itu, otoritas gereja Katolik juga meminta pemerintah pusat agar melakukan evaluasi serius kinerja pimpinan daerah di Intan Jaya karena berlarut-larutnya persoalan ini yang menyebabkan semua harga kebutuhan pokok di daerah naik drastis.

"Kami bersama masyarakat pemegang ulayat tanah Bandara Bilorai meminta agar harga tiket pesawat dinormalkan. Sudah terlalu lama persoalan ini tidak ada solusinya. Kami alami bagaimana masyarakat di Intan Jaya alami kesulitan karena harga kebutuhan pokok semua jadi naik. Jangan sampai karena persoalan ini situasi menjadi semakin rumit apalagi Intan Jaya ini adalah daerah konflik," tegas Yance dalam keterangannya kepada wartawan, Rabu (15/11).

Dikatakannya, jika kembali ke harga normal, harga tiket pesawat Intan Jaya-Nabire kembali menjadi Rp2,5 juta per orang, Intan Jaya-Timika Rp1,8 juta/orang, penumpang subsidi Intan Jaya-Nabire Rp1,2 juta, carteran barang Nabire-Intan Jaya Rp35 Juta, carteran barang Timika-Intan Jaya Rp22 Juta.

"Ini permintaan kami, dan segera ditindaklanjuti. Jika tidak ditindaklanjuti, maka kami pemilik bandara bersama ulayat di Intan Jaya melarang maskapai-maskapai yang ada untuk mendarat di bandar udara ini," tegasnya.


Baca juga: Pemkab Kendal Libatkan Usaha Mikro dalam Pengadaan Pemerintah 


Terkait tindak lanjut naiknya harga kebutuhan pokok, menurut dia, sebenarnya karena otoritas pimpinan daerah di Intan Jaya tidak mampu mencarikan solusi. Pasalnya, sudah sejak lama masyarakat melalui aksi demonstrasi menyampaikan keluhannya kepada penjabat bupati mengenai inflasi di daerah yang tidak mampu ditekan, namun sayangnya sampai saat ini tidak ada solusi.

"Artinya masyarakat butuh solusi bukan hanya janji. Bahwa perlu evaluasi pimpinan daerah itu perlu dilakukan karena jangan sampai masalah harga naik ini jadi berlarut. Apalagi sudah mau Natal, masyarakat butuh kelancaran lalu lintas barang, termasuk pemilu di depan mata. Kalau situasi tidak terkendali maka yang akan rugi kita semua," sambung Yance. 

Dia menambahkan pihak gereja siap bekerja sama dengan siapa pun, baik pj bupati yang ditunjuk maupun pihak TNI-Polri. Dia menegaskan pula bahwa persoalan ini bukan menyangkut urusan satu dua orang apalagi jabatan di daerah tetapi masyarakat Intan Jaya secara keseluruhan. Saat harga-harga naik, masyarakat hidup susah. Dan gereja berkewajiban hadir merespons keluhan masyarakat tersebut.

"Kami pihak gereja harus bersuara dan ambil alih persoalan ini karena melihat penderitaan umat atau rakyat kecil Intan Jaya. Bahwa tekanan dari mahalnya biaya tiket pesawat berdampak pada masyarakat kecil. Kebutuhan sehari-hari mereka selama ini menjadi semakin susah karena mahal. Ini bukan masalah kecil tapi soal besar yang harus ada solusinya. Bukan sekadar janji," pungkas Yance. (RO/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya