Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
KEBAKARAN yang melanda TPA Suwung, Bali sudah berlangsung beberapa hari. Penanganan untuk memadamkan api belum juga berhasil. Akibatnya, sampah mulai bertumpukan di beberapa titik tempat pembuangan sementara (TPS).
Di Kota Denpasar, misalnya, ada beberapa titik TPS yang sampahnya terlihat bertumpuk.
Menindaklanjuti perkembangan penanganan permasalahan sampah akibat terbakarnya TPA Suwung, Penjabat Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya meminta agar penanganan sampah berbasis sumber segera dioptimalkan. Menurutnya, agar sampah-sampah bisa dikelolah langsung di sumber sampah.
Baca juga: Api belum Padam, TNI-POLRI di Bali Dikerahkan
Ia mengapresiasi upaya dari 4 kabupaten di Bali sebagai pemasok sampah ke TPA Suwung yakni Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan (Sarbagita) yang telah secara gotong-royong membantu penanganan sampah akibat terbakarnya TPA Suwung-Denpasar.
Bahkan, menurut Wali Kota Denpasar IGN Jaya Negara, bantuan tidak hanya datang dari Provinsi Bali namun juga dari Kabupaten Badung, Gianyar, dan Tabanan. Di samping juga bantuan CSR dari perusahaan-perusahaan seperti Pertamina, PLN, Perindo, dan KEK Kura-Kura Bali.
"Artinya, secara gotong royong sudah kita terapkan dengan semua ini dan masyarakat pun sudah melakukan," ungkapnya.
Baca juga: Kebakaran di TPA Suwung Denpasar Belum juga Padam
Sementara itu, Kalaksa BPBD Provinsi Bali, I Made Rentin, menyampaikan upaya penanganan kebakaran TPA Suwung telah dilaksanakan melalui operasi darat, udara, hingga penanganan dengan cara injeksi. Di samping itu juga dilakukan operasi kemanusiaan terhadap para pengungsi dan masyarakat sekitar yang terdampak dengan memberikan bantuan masker, obat-obatan termasuk juga dengan menyiagakan Puskesmas yang ada.
Mahendra Jaya meminta agar masyarakat perlu mengambil hikmah dari kejadian ini.
"Tentu kita ambil hikmah dari kebakaran ini, kita perlu melakukan evaluasi dan penataan di dalam penanganan sampah," jelasnya.
Ia juga meminta agar penanganan sampah berbasis sumber agar lebih dioptimalkan, begitu juga dengan pemanfaatan TPS3R dan TPST.
"Kemudian bagus apabila desa-desa yang ada belajar penanggulangan sampah dari desa-desa yang sudah berhasil. Minta mereka belajar ke sana, ya ATM, amati, tiru, dan modifikasi sehingga benar-benar penanganan sampah menjadi optimal," kata Mahendra.
Ia juga menyampaikan akan memastikan pemanfaatan dana desa agar juga dialokasikan untuk pengelolaan sampah sehingga penanggulangan sampah berbasis sumber benar-benar terimplementasikan dengan baik.
Di sisi lain, ia juga menegaskan mengenai perubahan paradigma terhadap penanganan sampah di masyarakat. Ia menyampaikan bahwa perubahan paradigma ini penting untuk dilakukan.
"Mulai dari di sekolah-sekolah, SMP, SMA bahkan SD. Kita dorong percepatan," jelas Mahendra.
Ia meminta agar sekolah-sekolah dapat secara mandiri mengelola sampah khususnya sampah organik dengan mengadopsi metode teba kota/ teba modern dengan membuat sumur kompos sehingga dapat meminimalisir limbah sampah yang dibuang ke TPA atau TPS3R.
Ke depannya, terkait penuntasan masalah sampah, Mahendra Jaya akan mengalokasikan sebagian besar dana dari pungutan wisatawan asing yang akan berlaku pada 2024 mendatang untuk penanganan sampah di Bali.
"Mungkin 50%-70% untuk penanganan sampah," jelasnya.
Ia meminta masukan dari Kabupaten/Kota terkait teknis pemanfaatan dana tersebut disamping juga meminta agar Sekda Provinsi Bali dan Kadis LHK Provinsi Bali untuk secara teknis membahas hal tersebut dengan Kadis LHK Kabupaten/Kota.
"Harapannya, pada 2024, masalah sampah ini selesai karena dana ada. Tolong dibahas lebih lanjut secara khusus, secara teknis," jelasnya. (Z-1)
PRESIDEN Prabowo Subianto meminta rakyat Indonesia untuk mengisi momen kemerdekaan HUT ke-80 RI dengan kegiatan positif. Lebih dari sekadar upacara,
TPA Sarimukti belum sepenuhnya konsep sanitary landfill itu diterapkan karena anggaran pengadaan tanahnya sebelumnya digunakan untuk pemadatan di zona 2 dan 3.
Pantai Ungkea, yang merupakan salah satu kawasan wisata dan habitat alami di Morowali Utara, menjadi fokus utama pembersihan dari sampah plastik dan berbagai jenis sampah lainnya.
Penggunaan komposter memungkinkan masyarakat mengolah sampah organik menjadi kompos, mengurangi emisi metana, dan memperbaiki kualitas tanah secara lokal.
LEMBAGA Pemantau Penyimpangan Aparatur Daerah (LP2AD) menilai Refuse Derived Fuel (RDF) Rorotan bisa menjadi sebagai standar nasional dalam pengelolaan sampah perkotaan.
Pembersihan sampah kiriman ini tidak hanya dilakukan di Pulau Lancang, tetapi juga di pulau-pulau lainnya setiap harinya.
Pemkot Pekalongan mengatakan sejauh ini sampah masih menjadi persoalan karena masa transisi perubahan dari pengelolaan open dumping menuju pengolahan secara tertutup.
Pemko Padang telah menginstruksikan petugas kebersihan untuk meningkatkan frekuensi pengangkutan sampah, khususnya di kawasan permukiman, pasar dan pusat kuliner.
KEPALA Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto mengatakan Kota Jakarta Utara akan percontohan nasional dalam pengelolaan sampah perkotaan di Indonesia.
DLH Kota Banjarmasin akan membangun Tempat Pembuangan Sampah (TPS) sementara di sejumlah lokasi, serta menggalakkan kampanye pemilahan sampah.
KLH akan segera menerbitkan paksaan pemerintah kepada 306 kota/kabupaten dengan tempat pemrosesan akhir (TPA) yang melakukan pembuangan terbuka pada bulan depan.
Di Indonesia, lanjut dia, total ada 550 TPA, sebanyak 306 atau sekitar 54,44% di antaranya masih menerapkan open dumping.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved