Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Hujan Ringan Mulai Turun, Tapi Kekeringan di Pantura, Jawa Tengah, Meningkat

Akhmad Safuan
10/10/2023 11:10
Hujan Ringan Mulai Turun, Tapi Kekeringan di Pantura, Jawa Tengah, Meningkat
Meski hujan intensitas ringan sudah turun, kekeringan di Pantura masih tinggi.(Medcom.id)

HUJAN dengan intensitas ringan mulai mengguyur beberapa daerah di Pantura, Jawa Tengah. Meski Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan musim penghujan baru akan mulai pada November mendatang.

"Berdasarkan pantau cuaca hujan dengan intensitas ringan turun tidak merata  pada malam hari di beberapa daerah pantura, sedangkan intensitas sedang di beberapa daerah selatan Jawa Tengah," kata Prakirawan Stasiun Meteorologi BMKG Ahmad Yani Semarang Gempita Icky Dzikrillah.

Walaupun hujan, kekeringan masih terjadi di kawasan Pantura Timur, Jawa Tengah. Seperti Grobogan, Blora, Pati, Kudus, Jepara, dan Demak.

Baca juga: 300 Hektare Sawah di Tulungagung Berpotensi Gagal Panen

Kepala Badan Penanggungan Bencana Daerah (BPBD) Grobogan Endang Sulistyoningsih mengatakan jumlah desa terlanda kekeringan dan kesulitan air bersih terus bertambah di daerah ini. Sebelumnya 116 desa yang kekeringan, kini mencapai 130 desa tersebar di seluruh kecamatan yang ada. "Masih ada empat desa yang belum terlayani bantuan air bersih," tambahnya.

Saat ini bantuan air bersih disalurkan kepada warga alami kekeringan di Grobogan, ungkap Endang, telah mencapai 4,4 juta liter atau 900 tangki. Namun belum seluruhnya dapat terjangkau, seperti dua desa di Kecamatan Klambu dan masing-masing satu desa di Kecamatan Karangrayung dan Jedungjati.

Baca juga: Banyaknya Saluran Irigasi dan Tanah Rusak Jadi Permasalahan Petani di Brebes

Kekeringan dan krisis air bersih di Kabupaten Pati melanda 63 desa, kini meningkat menjadi 70 desa tersebar di 14 kecamatan dan di Demak. Sebelumnya 58 desa meningkatkan menjadi 76 desa di 14 kecamatan. "Kami telah keluarkan keputusan darurat bencana kekeringan," kata Kepala BPBD Pati Martinus Budi Prasetyo.

Demikian juga di Blora, jumlah desa alami kekeringan juga bertambah dari 125 desa menjadi 188 desa tersebar di 14 kecamatan. Bahkan daerah ini merupakan terparah alami kekeringan di Jawa Tengah sehingga bantuan digelontorkan tidak hanya oleh pemerintah daerah dan swasta terapi juga provinsi.

Kepala Pelaksana Harian BPBD Blora Sri Widjanarsih mengatakan bantuan air bersih terus disalurkan terhadap desa-desa alami kesulitan air bersih. Setidaknya ada 424.831 jiwa warga alami kesulitan air bersih hingga daerah ini dinyatakan darurat kekeringan dan tercatat 6.685.000 liter (1.337 tangki) air telah terdistribusi. (Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya