Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
RISK Communication and Community Engagement (RCCE Specialist) dari World Mosquito Program (WMP) Putu Velyniawati mengatakan Kabupaten Buleleng, Bali memiliki angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang cukup tinggi.
Karena itu, Buleleng akan dijadikan pilot project Wolbachia karena WMP melihat tingginya kasus DBD yang dinilai menjadi masalah yang harus ditindak secepat mungkin.
Wolbachia sebenarnya adalah nama bakteri. Bakteri itu memiliki kemampuan untuk mengurangi penularan DBD pada nyamuk aedes aegypti, pembawa utama virus penyakit tersebut.
Baca juga: Program Wolbachia Berhasil Tanggulangi DBD di Yogyakarta
Metode Wolbachia yang akan diterapkan oleh WMP adalah dengan menyebarkan nyamuk yang telah diinfeksi oleh bakteri itu. Metode tersebut sebelumnya telah berhasil dilakukan di Yogyakarta dan kini menyasar ke Bali.
"Kami melihat usaha keras Pemerintah Kabupaten Buleleng dalam menghadapi kasus DBD yang cukup meresahkan. Oleh karena itu, kami memutuskan untuk menjadikan Buleleng sebagai salah satu sasaran pilot project Wolbachia,"
kata Putu saat dikonfirmasi Rabu (23/8).
Baca juga: Tim Kemenkes Pelajari Pengelolaan Nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia di UGM
Ia menegaskan bahwa upaya penerapan metode Wolbachia akan dilakukan secara bersamaan dengan berbagai metode preventif lainnya, seperti fogging dan pemantauan jentik nyamuk.
"Kami berharap dengan adanya penerapan metode ini, angka kasus DBD di Kabupaten Buleleng dapat ditekan. Penyebaran wolbachia akan berlangsung selama 12-20 pekan dan dijadwalkan akan dimulai pada November 2023," tambahnya.
Ia optimistis dengan komitmen dan kerja sama dari berbagai pihak, upaya mengatasi kasus DBD di Kabupaten Buleleng akan memberikan dampak positif bagi kesehatan masyarakat setempat. (Z-6)
Nyamuk dikenal sebagai serangga penghisap darah dan sering dianggap hama karena dapat menularkan berbagai penyakit berbahaya pada manusia maupun hewan.
Dalam studi yang dipublikasikan di Nature Communications, terungkap bahwa respons indra penciuman nyamuk sangat dipengaruhi oleh isyarat visual berupa warna.
Ternyata ada cara unik selain menggunakan obat anti nyamuk untuk mengusir nyamuk dirumah, yakni salah satunya dengan warna.
Chikungunya jarang berakibat fatal dan virus yang dibawa oleh nyamuk ini tidak menyebar melalui udara.
Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan, pencegahan agar nyamuk tidak berkembang biak dapat dilakukan dengan menerapkan prinsip 3M Plus dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk.
Chikungunya merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus.
"Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus menjadi vektor utama. Keberadaan dan penyebarannya yang meluas menjadikan arbovirus sebagai ancaman serius,”
DOKTER spesialis penyakit dalam dr. Dirga Sakti Rambe menyebut terdapat penjelasan mengapa kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia sulit sekali dihentikan.
Virus ini dapat masuk ke tubuh manusia lewat perantara nyamuk Aedes aegypti maupun Aedes albopictus.
Masyarakat diminta melakukan tindakan 3M, dengan membersihkan wadah-wadah yang bisa menampung genangan air bersih sebagai tempat nyamuk bersarang.
PAFI Kalteng mendorong pemerintah daerah dan dinas kesehatan setempat untuk melakukan pemetaan ulang terhadap kebutuhan obat-obatan DBD
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved