Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

AHY Berbicara Selamatkan Demokrasi Indonesia di Fisipol UGM

Ardi Teristi Hardi
21/7/2023 14:13
AHY Berbicara Selamatkan Demokrasi Indonesia di Fisipol UGM
Pemilu 2024 diharapkan menjadi momentum peningkatan kualitas demokrasi yang lebih baik.(MI/Ardi)

KETUA Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menegaskan pemilihan umum (Pemilu) 2024 menjadi momentum meningkatkan kualitas demokrasi menjadi lebih baik. Hal itu disampaikannya dalam Fisipol Leadership Forum di ruang Auditorium Mandiri Fisipol UGM, Kamis (20/7). 

"Kita harapkan demokrasi kita semakin baik karena demokrasi sebuah perjalanan panjang sebagai sebuah bangaa untuk mewujukan Indoensai semakin maju dan sejahterah," kata AHY.

Meski demikian dalam satu dekade ini, AHY menyampaikan beberapa data laporan mengenai penurunan kualitas demokrasi di Indonesia dengan menurunnya peringkat indeks persepsi korupsi, maraknya politik uang dan polarisasi di masyarakat dalam menanggapi perbedaan pilihan atas calon pemimpin.

Baca juga: Digoda Partai Lain, Demokrat Nyatakan Tetap Setia Dukung Anies Baswedan

"Politik dan demokrasi kita makin runyam dengan banyaknya informasi hoax, black campaign, hingga pembunuhan karakter seseorang dalam sekejap," katanya.

Ia mengusulkan gagasan jalur politik jalan tengah dengan mengedepankan semangat moderat dan bermartabat. "Kita harus kembali ke semangat politik  yang bermartabat. Mudah-mudahan politik dan pemilu kita tidak terpolarisasi  ekstrem dan terjadi benturan sesama anak bangsa sendiri," paparnya.

Baca juga: AHY Bocorkan Cawapres untuk Anies Sudah Final

AHY menyebutkan salah satu kemunduran demokrasi kita selama beberapa kali penyelenggaraan pemilu saat ini banyak dari calon pemimpin dan kepala daerah serta anggota legislatif yang terpilih didominasi dari mereka yang memiliki banyak uang.

Padahal, menurutnya layaknya seorang pemimpin dinilai dari sisi kapasitas, integritas, dan kapabilitas, bukan isi tas. "Demokrasi kita tidak didesain untuk memilih pemimpin terbaik tapi menjadi kontestasi isi tas," kata dia.

Putra sulung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini berharap, ke depan Indonesia bisa membangun SDM dari calon pemimpin. "Jangan sampai putra-putra terbaik gugur duluan karena tidak bisa membeli suara," jelas dia.

Selaku pembahas materi, Titok Hariyanto menyampaikan membangun kesadaran politik rakyat sangat penting. Namun, politik bukan hanya seputar pemilu, melainkan juga menyelesaikan persoalan keseharian kita."Sangat penting untuk membangun kesadaran spirit kewarganegaraan dari hal-hal keseharian," kata Ketua Atmadya Alterasi Indonesia

Dosen Fisipol UGM, Mahesti Hasanah menyoroti terkait belum adanya kesetaraan gender dalam politik di Indonesia. Menurut dia, politik di Indonesia masih terlalu maskulin.

"Demokrasi tanpa kesetaraan tidak substansial," kata dia. Ia pun menyebut, demokrasi juga harus menyentuh ranah yang kontekstual, misalnya menyeimbangkan antara pertumbuhan ekonomi dan lingkungan.

Pratiwi Yudha M, selaku pimpinan Dema Fisipol UGM menyampaikan pandangannya terkait stagnasi dan kemuduran politik di Indonesia. Ia pun mengkritik, perilaku tidak demokratis itu pun dilakukan di internal partai politik.

Dekan Fisipol Universitas Gadjah Mada, Wawan Mas'udi mengatakan, kegiatan Fisipol Leadership Forum bertujuan untuk menggali pemikiran dan gagasan serta program para calon pemimpin. "Kegiatan ini menjadi upaya agar tradisi budaya politik dan demokrasi semakin sehat dan baik," kata dia.

Wawan menyebutkan sebelumnya, pihaknya sudah mengundang beberapa tokoh seperti Ridwan Kamil, Muhaimin Iskandar, Yenny Wahid, hingga tim perencanaan dan pembangunan Ibu Kota Nusantara. (Z-3)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya