DISTRIBUSI pasokan air bersih di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, pascagempa 5,6 magnitudo dua bulan lalu belum sepenuhnya berjalan normal. Berbagai upaya dilakukan Perumdam Tirta Mukti Kabupaten Cianjur, terutama penanganan jaringan pipa yang mayoritas mengalami kerusakan karena
rata-rata usianya sudah cukup tua.
Direktur Teknik Perumdam Tirta Mukti Kabupaten Cianjur, Syamsul Hadi, menuturkan seusai gempa dahsyat pada 21 November 2022, pasokan air bersih dari sumber mata air Cirumput terputus total yang terdeteksi akibat jaringan pipa patah di berbagai titik. Ironisnya, jaringan pipa tersebut
berada di jalur evakuasi.
"Situasi seusai gempa saat itu belum memungkinkan kita melakukan penanganan karena jaringan pipa yang patah berada di jalur evakuasi, terutama di jalur Nagrak," kata Syamsul, Rabu (1/2).
Penanganan jaringan pipa baru bisa dilakukan pada hari keempat pascagempa dengan kondisi serba darurat. Namun upaya penyambungan jaringan pipa mengalami kendala.
"Ketika kita berhasil menyambungkan dengan air bertekanan, muncul lagi titik-titik baru karena mungkin saat gempa terjadi pergeseran-pergeseran," sebutnya.
Kondisi jaringan pipa utama yang mayoritas sudah usang mendapat atensi dari Kementerian PUPR. Karena itu, Kementerian PUPR memberikan bantuan penggantian pipa yang sudah usang.
"Alhamdulillah sekarang sudah mulai berjalan penggantiannya. Tapi kami mohon maaf kepada masyarakat karena pemulihan ini tidak bisa secepat kilat. Butuh proses. Jadi pasokan belum normal 100%," terangnya.
Wilayah yang cukup terdampak pasokan air di antaranya Cianjur kota, Cilaku, serta Karangtengah. Wilayah itu mengandalkan sumber mata air di Desa Cirumput Kecamatan Cugenang dan Cilembang Desa Ciherang Kecamatan Pacet.
"Akhir-akhir ini yang terganggu justru dari sumber mata air Cilembang. Sekarang kan sedang ada pembangunan jembatan Gintung di Desa Mangunkerta Kecamatan Cugenang," jelasnya.
Di pinggir jembatan itu terdapat jaringan pipa utama air bersih dari sumber mata air Cilembang yang harus dipindahkan. Proses pemindahan memakan waktu hampir 3 hari.
"Sekarang karena kondisi di tempat pemindahan masih cukup labil, beberapa kali (pasokan air) terganggu. Jadi pipa induk juga terputus kembali. Mudah-mudahan bisa selesai cepat. Kami mohon maaf jika pasokan air terganggu. Kami sudah berupaya maksimal. Mudah-mudahan masyarakat memahami kondisi karena saat ini masih serba darurat," pungkas Syamsul. (OL-13)
Baca Juga: Menanti Listrik 24 Jam untuk Bangkitkan Ekonomi di Pulau Palue