Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Banjir Rendam 500 Ha Lahan Sawah di Pidie

Amir MR
15/12/2022 11:35
Banjir Rendam 500 Ha Lahan Sawah di Pidie
Seorang petani sedang membersihkan sedimen sampah kiriman banjir di persawahan Desa Mesjid Reubee, Kecamatan, DelimaKabupaten Pidie, Aceh,( MI/AMIRUDDIN ABDULLAH REUBEE))

SETELAH diguyur hujan dan diterjang banjir dua hari terakhir, ratusan hektare (ha) lahan sawah di kawasan Kabupaten Pidie Provinsi Aceh, terendam dan terancam menunda tanam sehingga menggeser waktu panennya.

Lokasi paling parah terjadi di Kecamatan Delima dan Padang Tiji. Ratusan petani terpaksa menunda menanam padi karena lagan sawah mereka tergerus banjir luapan Sungai Krueng Tengku Chik Di Reubee, Kecamatan Delima dan Sungai Krueng Paloh, Kecamatan Padang Tiji.

"Bibit di persemaian yang baru kami tabur rusak tergerus banjir. Karena sudah tergerus dan tertimbun semdimen lumpur banjir, sekarang harus menabur benih lain" tutur Abdullah Adam, warga Desa Raya Reubee, Kecamatan Delima, Kabupaten Pidie, Kamis (15/12).

Penjabat Bupati Pidie, Wahyudi Adisiswanto, kepada Media Indonesia, mengatakan, dibeberapa lokasi banjir itu sudah merupakan langganan terendam setiap musim penghujan. Itu sebabnya para petani di lokasi rawan bencana alam itu sangat mewaspadai kondisi tidak menguntungkan ini.

"Mereka tidak menanam padi lebih awal atau menunda dulu menabur benar hingga musim hujan berkurang pada bulan Januari. Itu guna menghindari kerugian dan mengurangi resiko bencana banjir," tutur Wahyudi.

Wahyudi yang memantau langsung ke lokasi banjir bersama Sekda Idhami mengungkapkan, akibat fenomena alam kali ini, sedikitnya 500 hektar (ha) lahan sawah yang baru ditabur benih dan siap tanam terendam banjir. Sekitar 100 hektare diantara lahan sawah yang terendam itu sudah ditanami padi baru berumur 1 hingga 10 hari.

Menurut Wahyudi, untuk mencegah banjir di beberapa lokasi setempat, harus dilakukan bebera solusi. Misalnya solusi jangka menengah pertama dengan cara melakukan gerakan reboisasi (menanam pohon) di hulu sungai.

Lalu membuat bantaran sungai pada kontur cekungan topografi. Kemudian solusi jangka panjang yaitu harus membangun waduk pengendali air sehingga tidak terjadi banjir.

"Harus dilakukan solusi tepat jangka menengah dengan melakukan reboisasi di hulu sungai dan membuat bantaran sungai. Lalu harus ada waduk untuk pengendali air" tutup Wahyudi Adisiswanto. (OL-13)

Baca Juga: Peternak Karawang Dapat Bantuan Pakan dari Ajinomoto dan RHJ


 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya