Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Nelayan Di Bengkulu Berhenti Melaut Akibat Cuaca Ekstrem

Marliansyah
07/12/2022 18:51
Nelayan Di Bengkulu Berhenti Melaut Akibat Cuaca Ekstrem
Ilustrasi(ANTARA)

NELAYAN di tujuh kabupaten/kota di Bengkulu, berhenti melaut akibat cuaca ekstrem yang menyebabkan gelombang tinggi di perairan. Cuaca ekstrem melanda Mukomuko, Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah, Seluma, Bengkulu Selatan, Kaur dan Kota Bengkulu.

Edi, 34, nelayan di Desa Pondok Kelapa, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah, mengatakan sudah dua hari nelayan berhenti melaut akibat cuaca ekstrem dan gelombang tinggi. "Sudah dua hari ini berhenti melaut akibat badai sehingga terjadinya gelombang tinggi mencapai empat meter yang membahayakan keselamatan," katanya.

Perairan Bengkulu, lanjut dia, langsung berhadapan langsung ke  Samudera Hindia sehingga sangat berbahaya ketika badai. Selama tidak melaut, sebagian nelayan beralih profesi menjadi buruh atau tukang bangunan.

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pulau Baai, Bengkulu, mengimbau agar nelayan untuk sementara tidak melaut karena cuaca buruk yakni adanya gelombang tinggi di Perairan Pulau Enggano Bengkulu, yang mencapai empat meter. Untuk saat ini nelayan dan kapal tongkang diminta tidak berlayar di perairan Bengkulu atau untuk tidak melaut mencari ikan. (OL-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya