Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
BERBAGAI upaya dilakukan untuk mendisiplinkan anak agar mau membuang sampah pada tempatnya. Salah satunya melalui program Gerakan
Memungut Sampah (Games) yang dilakukan Cabang Dinas Pendidikan
(Cadisdik) Wilayah IV Jawa Barat.
Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah IV Jawa Barat, Ai
Nurhasan, menjelaskan, program Games adalah upaya pihaknya untuk
mensyiarkan praktik-praktik baik yang mengadopsi nilai-nilai kekinian.
Dalam program itu peserta didik melakukan kegiatan memungut sampah di sekolah dan mengunggahnya pada media sosial, seperti Instagram, Youtube dan yang lainnya.
"Nilai-nilai kearifan budaya lokal ini kita adopsi, disesuaikan dengan
hal kekinian. Dengan cara kita publish pada saat memungut sampah ini
difoto dan itu menjadi kebanggaan. Kemudian diunggah di IG atau Twitter. Baik sekolah, maupun pribadi siswa dan guru, seluruhnya terlibat," ujar Ai Nurhasan, Senin (31/10).
Program Games, menurut dia, telah digulirkan di sekolah, baik itu
SMA, SMK dan SLB negeri juga swasta yang berada di Kabupaten Subang,
Karawang dan Purwakarta. Aksi itu dilakukan setiap Jumat pagi dengan
jam yang fleksibel.
"Tetapi prinsipnya kita harapkan ini menjadi sebuah kultur atau budaya
karena diulang-diulang dan ini menjadi kebiasaan," katanya.
Dia menilai,kegiatan bersih-bersih di lingkungan masyarakat memang sudah menjadi kultur sejak dulu. Sebelumnya ada gerakan Jumat Bersih (Jumsih), Gerakan Sehat dan lain sebagainya.
Namun melalui Games ini, pihaknya mencoba mengangkat nilai-nilai kearifan lokal tersebut dengan cara yang tidak membosankan lantaran seluruh warga sekolah dapat mengunggah gerakan tersebut di media sosial. Tujuannya nilai kebaikan harus disebarluaskan agar dan ditularkan, sehingga dapat diikuti oleh yang lainnya.
"Kalau ini dilakukan berulang-ulang akan menjadi kebiasaan. Anak-anak yang mengunggah itu menjadi hal positif. Ini mengajarkan mereka untuk tidak selalu membagikan tentang keburukan orang, ngomongin orang, atau status yang kadang tentang kegalauan di media sosial," katanya.
Peduli lingkungan
Ada beberapa hal yang melatarbelakangi gerakan tersebut, di antaranya
sebagai bentuk kepedulian lingkungan pendidikan terhadap lingkungan
masyarakat. Mengingat, urusan soal sampah tak jarang menjadi masalah
pelik dengan berbagai macam penyebabnya.
Namun yang pasti, Ai Nurhasan menilai, salah satu penyebabnya adalah
masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada
tempatnya. Berkaca pada fenomena tersebut dia mengajak setiap sekolah di wilayah KCD IV untuk menunjukan diri dalam kepedulian terhadap
kebersihan lingkungan.
"Games ini salah satu bentuk pembiasaan kepada anak didik kita untuk
betul-betul menghargai lingkungan, mulai dari lingkup yang terkecil.
Yaitu sampah, dengan harapan ini meluas dilaksanakan di masyarakat.
Bukan hanya di sekolah," harapnya.
Disinggung terkait keberhasilan dalam program Games ini, dia
menyampaikan, yang diharapkan adalah dapat mendorong pembudayaan
memungut sampah ini untuk warga sekolah, termasuk peserta didik. Sebab,
manfaat hal tersebut akan jauh lebih kuat dan masuk ke dalam sanubari
anak didik di mana dan kapan pun mereka berada.
Dengan dilakuan secara rutin di hari Jumat, kebiasaan memungut sampah
pun akan merembet ke hari lainnya.
"Nemu sampah dibuang, bukan ditendang. Itu yang paling utama. Efek sampingnya, tentu sekolah jauh lebih bersih. Kemudian, respek dan respon bukan hanya terhadap lingkungan saja, tetapi dengan apapun yang ada di sekitar kita itu akan tumbuh dan berkembang di lingkungan sekolah," katanya.
Ai Nurhasan berharap, syiar kebaikan dengan Games ini dilakukan secara
masif oleh peserta didik. Jika dengan satu orang siswa saja yang
mengambil satu sampah itu akan bermanfaat, maka jika ada satu juta siswa melakukan hal yang sama tentu akan banyak kebaikan dan manfaat yang didapatkan.
"Sehingga selokan, halaman sekolah pasti bersih. Mudah mudahan nilai
baiknya kita terus syiarkan sehingga kebaikan kebaikan yang kita banyak
unggah di media sosial mengalahkan berbagai keburukan yang berserakan di dunia maya," katanya.
Bersih dan sehat
Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jawa Barat Dedi Supandi mengatakan
pemanasan global merupakan satu dari tiga disrupsi yang akan dihadapi ke depan. Dengan mengajak peserta didik untuk melakukan aksi nyata lewat gerakan membuang sampah maka menandakan dunia Pendidikan di Jabar telah merespon ancaman tersebut.
"Karena itu jangan menyepelekan kebiasaan membuang sampah pada tempatnya. Yang kita tahu, tumpukan sampah dapat mengeluarkan gas yang
berakibat terjadinya global warming. Mulai dari sekolah, kita merespon
ancaman tersebut dengan melakukan aksi nyata memungut sampah," ujar Dedi Supandi.
Ia menambahkan ada yang lebih penting guna mengantisipasi
terjadinya global warming akibat permasalahan sampah ini. Karena itu,
dia juga mengajak agar perserta didik dapat meminimalkan produksi
sampah dalam setiap kegiatan di sekolah.
"Gaya hidup bersih ini harus kita lakukan, karena selain menjadikan lingkungan sekolah lebih bersih dan sehat juga turut mengantisipasi terjadinya pemanasan global," tandasnya. (N-2)
Aksi Kolaboratif ini diisi berbagai rangkaian acara, mulai bersih-bersih pantai, penanaman cemara laut, talkshow lingkungan, serta edukasi untuk masyarakat dan pelajar.
Enviu Zero Waste telah membangun sekitar 9 solusi dan startup, termasuk Alner, yang menyediakan sistem guna ulang untuk kebutuhan sehari-hari seperti sabun, sampo, dan detergen.
Masyarakat di sekitar wilayah jaringan diajak aktif peduli lingkungan melalui program tukar sampah dengan internet.
Pengoperasian excavator amphibi ini menjadi bagian dari strategi panjang penanganan revitalisasi sungai di Kota Banjarmasin.
Disampaikan Wako Hendri, Gemilang Sehati ini dibagi dalam beberapa tahap. Tahap I sudah terlaksana di sekolah-sekolah di Padang Panjang.
KLH juga mendorong perusahaan untuk bertanggung jawab melalui skema Extended Producer Responsibility (EPR), sebagai produsen wajib mengelola sisa kemasan produk mereka.
Ribuan calon siswa SMA/SMK yang tereliminasi tahap pendaftaran dimulai Sabtu (14/6) in karena tidak melakukan verifikasi akun hingga hingga batas akhir yang ditentukan pada Jumat (13/6).
Collaborative for Academic Social Emotional Learning (CASEL) mulai mendapat perhatian serius di Indonesia.
Sebanyak 73% sekolah di Indonesia berada di area rawan banjir.
Sepuluh orang tewas dalam insiden penembakan di sekolah di kota Graz, Austria.
SALAH satu program prioritas Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) ialah Wajib Belajar 13 Tahun.
TKA berperan sebagai salah satu upaya penjaminan mutu pendidikan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved