Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

RS Hasan Sadikin Masih Rawat Tiga Anak Penderita Gagal Ginjal Akut

Naviandri
19/10/2022 15:35
RS Hasan Sadikin Masih Rawat Tiga Anak Penderita Gagal Ginjal Akut
Ilustrasi(DOK MI)

RUMAH Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Jawa Barat (Jabar) sejauh ini telah menangani 12 pasien gagal ginjal akut pada anak. Sembilan pasien sudah pulang sementara tiga pasien lainnya masih menjalani perawatan.

Kepala Divisi Nefrologi KSM Ilmu Kesehatan Anak (IKA) RSHS Bandung, Dany  Hilmanto mengatakan bahwa, pasien anak dengan gagal ginjal akut diterima RSHS sejak Agustus 2022. "Kita menerima sejak Agustus dan total ada 12 pasien yang kita terima, yang berasal dari Kota Bandung, Kabupaten Bandung, dan luar Bandung," kata Dany, Rabu (19/10).

Menurutnya, penanganan pasien anak dengan gangguan ginjal akut dapat dilakukan dengan baik. "Kini tinggal tiga  pasien lagi dan Insya Allah satu lagi hari ini bisa pulang," ungkapnya.

Dany tak menampik bahwa gangguan gagal ginjal akut dialami oleh balita hingga anak-anak. Pasien gangguan ginjal akut tertua yang ditangani RSHS  berusia 13 tahun. "Rata rata balita, mayoritas di bawah 5 tahun, yang paling tua itu umur 13 tahun," terangnya.

Dany menegaskan, sejauh ini belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya gangguan gagal ginjal akut pada anak ini. Pihaknya meminta masyarakat untuk tidak panik dan segera membawa anak ke fasilitas kesehatan terdekat jika ditemui gejala gejala umum dari gangguan ginjal akut.

"Penyakit ini masih bersifat unknown origin atau belum diketahui penyebabnya. Jadi secara tata laksana sudah jelas, kalau ada gejala maka segera bawa ke puskesmas, tapi tetap jangan panik," imbaunya.

Penyakit gagal ginjal sendiri adalah ketika kondisi ginjal, sudah tidak mampu lagi untuk menyaring zat sisa dari darah. Jika ginjal tidak bisa menyaring dengan baik, maka dapat menyebabkan  terjadinya penumpukan limbah dan zat kimia dalam tubuh.

Sebelumnya Kepala Dinas Kesahatan Jabar, Nina Susana Dewi, mengatakan data temuan kasus penyakit gagal ginjal akut berasal dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Yang menyatakan di Jabar sudah ditemukan pasien gagal ginjal akut di 10 daerah. Tapi khusus Jabar sendiri belum
mempunyai data.

"Pihak IDAI belum memberikan data pasti soal kabupaten maupun kota yang memiliki kasus penyakit gagal ginjal akut di Jabar. Ada di 10 kabupaten dan kota di Jabar, cuma saya belum bisa mendahului dan semuanya sudah berkoordinasi tiap kabupaten dan kota dengan IDAI,� terangnya." ungkap Nina.

Ia menambahkan, pihaknya terus berkoordinasi dengan IDAI untuk  mengawasi kasus gagal ginjal akut di Jabar. Selain pengawasaan dan pemetaan, Dinkes Jabar juga melakukan koordinasi terkait langkah langkah antisipatif terjadinya kasus penyakit gagal ginjal akut dan selama ini IDAI akan terus berusaha agar semua itu tertanggulangi.

"Hingga kini belum ada data pasti penyebab penyakit gagal ginjal akut dan pihak medis tengah berupaya untuk mengungkap penyebab penyakit yang masih misterius tersebut," terangnya. (OL-15)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya