Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Tanggul Bendung Leuwikeris Jebol Belasan Alat Berat Terseret Arus

Adi Kristiadi
13/9/2022 11:36
Tanggul Bendung Leuwikeris Jebol Belasan Alat Berat Terseret Arus
Tanggul Bendung Leuwikeris jebol yang disebabkan tingginya intensitas hujan di wilayah Kabupaten Tasikmalaya, Jabar, Minggu malam (11/9)(dok. Balai Besar Wilayah Sungai Citanduy (BBWS))

HUJAN deras yang mengguyur di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, pada Minggu (11/9) membuat debit sungai Citanduy meningkat drastis. Hujan deras selama empat jam yang dimulai pukul 20.00 WIB itu mengakibatkan tanggul Bendung Leuwikeris jebol.

Berdasarkan analisis hidrologi yang dilakukan debit yang masuk dalam kategori Q200 (debit banjir terjadi selama periode 200 tahunan) dan menyebabkan terowongan pengelak berada di bawah tidak mampu mengalirkan debit air secara maksimum yang direncanakan pada terowongan pengelak Q25 sebesar 547.18 m3/detik (berdasarkan desain pembangunan Bendungan Leuwikeris).

Humas Balai Besar Wilayah Sungai Citanduy (BBWS), Rahmat Syah, mengatakan, intensitas hujan tinggi di Sungai Citanduy menyebabkan limpasan pada tanggul inlet terowongan setinggi 7.42 meter yang berada di atas terowongan pengelak air melimpas dari tanggul hingga masuk ke area proyek pekerjaan tubuh bendungan. Limpasan air Sungai Citanduy masuk ke area pekerjaan tubuh bendungan dan menyebabkan aktivitas pekerjaan dihentikan sementara.

"Tanggul yang jebol menyebabkan air Sungai Citanduy langsung masuk ke area pekerjaan tubuh bendungan. Kejadian ini tidak ada korban jiwa baik dari para pekerja maupun operator yang bekerja pada proyek bendungan Leuwikeris paket satu," kata Rahmat, melalui keterangan tertulis yang dikutip, Selasa (13/9/2022).

Rahmat mengatakan, kenaikan muka air yang terjadi telah melebihi elevasi sensor AWLR Cirahong menyebabkan alat sensor menjadi malfungsi hingga menyebankan 11 unit alat berat tidak dapat dilakukan evakuasi dari 27 unit alat berat yang bekerja pada lokasi proyek bendungan. Namun, kejadian itu berlangsung selama 4 jam dengan kenaikan muka air dari atas elevasi inlet terowongan yang melimpas pada tanggul inlet terowongan dan masuk ke area tubuh bendungan.

"Status tanggap darurat telah dilakukan oleh segenap tim proyek pembangunan bendungan Leuwikeris, dan telah melakukan persiapan untuk penanggulanan dengan pembuatan jalan akses menggunakan material rockfill menuju arah hulu inlet dari sisi Tasikmalaya ke Ciamis untuk kemudian dilakukan penyediaan material timbunan untuk penutupan area yang tergerus oleh limpasan air," ujarnya.

Menurutnya, selain itu ketika tanggul sudah mulai tersambung akan segera ditindaklanjuti dengan dewatering serta pembersihan area kerja bendungan sehingga pelaksanaan pekerjaan tubuh bendungan dapat dikerjakan kembali. Namun, dengan kejadian itu terjadi Balai Besar Wilayah Sungai Citanduy (BBWS) melalui SNVT pembangunan bendungan telah melakukan berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air.

"Kami sudah melakukan koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tasikmalaya dan Ciamis termasuk BMKG dalam mitigasi potensi bencana hidrometeorologi. Karena, cuaca ekstrem akan terjadi tetapi berbagai upaya terus dilakukan agar para pekerja yang ada di bawah supaya mereka tetap siaga dan waspada," paparnya. (OL-13)

Baca Juga: Kereta Api Lintas Selatan Jawa Alami Keterlambatan, Ini Penyebabnya



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya