Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Laiskodat Sindir Pusat soal BLT Sebut NTT Sudah Terbiasa Menderita

Gabriel Langga
11/9/2022 20:06
Laiskodat Sindir Pusat soal BLT Sebut NTT Sudah Terbiasa Menderita
Gubernur NTT Victor Laiskodat( MI/John Lewar)

GUBERNUR Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat menegaskan kekayaan terbesar di wilayahnya adalah sudah terbiasa menderita. Pernyataan itu mengkritisi sistem penyaluran bantuan langsung tunai (BLT) di wilayahnya.

"Sebenarnya di NTT ini sudah menderita lama. Penderitaan ini sesuatu yang tidak dimiliki oleh seseorang, jadi kekayaan besar Nusa Tenggara Timur itu mereka sudah terbiasa menderita. Itu kekayaan," ujar Gubernur Laikodat dihadapan Bupati sedaratan Flores, Minggu (11/9) di Kantor Bupati Sikka, Kabupaten Sikka.

Gubernur mengkritisi pemberian BLT yang dilakukan oleh pemerintah pusat yang disalurkan melalui desa. Dimana dari dana desa, 40 persennya disalurkan untuk BLT. Padahal tidak semua desa terdapat 40 persen orang miskin. Lantaran itu demi memenuhi syarat 40 persen, maka
kepala desanya menambah orang miskin agar memenuhi syarat 40 persen itu.

"Saya ingin kita jangan terjebak karena sebuah regulasi yang membuat kita terkurung sesuatu hingga akhirnya bermasalah. Orang miskin yang harusnya 10 orang karena gara-gara regulasi, kepala desa kasih naik 40 persen agar bisa mendapatkan bantuan tunai. Ini tidak benar," ujar
politisi NasDem ini

Untuk mengurusi kemiskinan, jelas Viktor Laiskodat, jangan lakukan langkah karitatif. Jika setiap tahunnya kita melakukan langkah karitatif pada kelompok miskin maka hidupnya sudah terbiasa bantuan, sehingga ketika mereka punya anak cukup mendaftarkan diri menjadi miskin maka sudah bisa hidup.

"Saya tidak mau dalam perjalanan provinsi ini seperti begitu. Ini persoalan kita kedepan," tegas dia .

Untuk itu, ia meminta seluruh Bupati yang ada di wilayah Flores untuk bersama kepala desanya agar merumuskan bersama terkait BLT untuk lebih pada pemberdayaan. Misalnya kepada kelompok-kelompok yang sering dapat BLT untuk menanam tanaman hortikultura saja.

"Saya menyadari betul ada keputusan-keputusan pusat tidak bisa diintervensi oleh daerah. Maka dari itu, kita semua Bupati dan kepala desa agar sampaikan kepada pusat bahwa keputusan yang di atas tidak sesuai dengan yang ada di daerah. Kita harus rumuskan secara baik agar kita bertemu dengan Presiden Jokowi terutama regulasi 40 persen dana BLT. Lebih baik dana
tersebut kita buat pemberdayaan saja. Mereka yang sering dapat BLT kita berdayakan saja dengan menanam tanaman hortikultura saja. Poinnya kita menuju pemberdayaan saja sehingga miskin ekstrim bisa diselesaikan," pinta Viktor Laiskodat.

Gubernur juga mengingatkan kepada Bupati sedaratan Flores agar turun ke masyarakat, jangan bicara soal inflasi lebih menyarankan masyarakat untuk menanam tanaman apa saja khusus tanaman holtikultura atau tanam jagung.

Selain itu, ia pun meminta kepada para bupati sedaratan Flores untuk berkolaborasi dengan lembaga keuangan khususnya di bidang pertanian, terutama dalam sistem tanam dengan menggunakan teknologi. Lahan kosong di Nusa Tenggara Timur perlu ditanam tanaman yang bernilai ekonomis.

"Tidak boleh pada saat musim hujan, lahan kita kosong. Tidak boleh ada rumah yang kosong, dilahan itu harus tanam seperti cabai. Jadi musim hujan kita harus tanam" papar dia. (OL-13)

Baca Juga: Korban Kekerasan Seksual Calon Pendeta di Alor Bertambah



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya