Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
UNIVERISITAS Terbuka (UT) mengukuhkan empat guru besar, Senin (8/8). Keempatnya adalah Prof. Drs. Udan Kusmawan, M.A., Ph.D, Prof. Dr. Ali Muktiyanto, S.E., M.Si, Prof. Dr. Maximus Gorky Sembiring, M.Sc, dan Prof. Dr. Sugilar, M.Pd.
Rektor UT, Prof. Ojat Darojat mengungkap bahwa pengukuhan 4 guru besar tersebut sekaligus menjadi momentum untuk meningkatkan kualitas layanan tridharma. Kehadiran para guru besar yang ahli di bidangnya masing-masing akan membantu UT untuk terus memberi layanannya yang luas dengan lebih efektif sesuai kebutuhan zaman.
"Tentu ini menjadi satu momentum bagi UT untuk menyatakan bahwa UT sekarang kualitas akademik akan semakin bagus di bawah pengawalan guru besar ini," ujar Ojat, Senin (8/8).
Dijelaskannya, guru besar merupakan benteng dalam mengawal kualitas pendidikan. Apalagi UT tengah bersiap untuk menjadi PTNBH yang lebih mandiri.
"Profesor kita tahu mereka orang-orang yang mumpuni dalam bidang ilmunya dan diharapkan dengan kehadiran mereka sesuai dengan kapasitas akan menjadi awal sejarah kualitas akademik," imbuhnya.
Dengan tambahan empat guru besar, saat ini secara total UT memiliki 16 guru besar. Angka tersebut memang masih cukup rendah dibandingkan dengan total dosen atau pengajar di UT yang mencapai lebih dari 700 orang. Mengingat perguruan tinggi memiliki standar minimal guru besar adalah 10% dari total dosen atau pengajarnya.
Meski demikian, lanjut Ojat, UT mempunyai akses yang luas terhadap guru besar dari perguruan tinggi lain. Dan ke depan, pihaknya akan terus mendorong para dosen atau pengajar di UT untuk bisa menjadi guru besar juga.
"Insya Allah pada akhirnya bisa mengahasilkan lulusan yang bagus yang akan sukses. Harapnya ini akan memberi dampak positif pada setiap lulusan UT," kata dia.
Pada acara pengukuhan tersebut, keempat guru besar memaparkan orasinya masing-masing. Prof. Drs. Udan Kusmawan, M.A., Ph.D menyampaikan orasi berjudul 'A Quadrant For Student Digtal and Online Learning Competencies', Prof. Dr. Maximus Gorky Sembiring, M.Sc dengan orasi 'Mengantisipasi dan Menyiasati Pergeseran Model Bisnis Futuristis Perguruan Tinggi Membangun Generasi Emas Indonesia Mendahului Masa Depan', Prof. Dr. Ali Muktiyanto, S.E., M.Si dengan orasi 'Arah Reformasi Tata Kelola Pendidikan Tinggi', dan Prof. Dr. Sugilar, M.Pd dengan judul 'Pembelajaran Matematika dalam Pendidikan Tinggi Jarak Jauh'. (OL-15)
Bencana adalah fenomena kompleks yang tidak bisa ditangani oleh satu disiplin ilmu saja.
BELAKANGAN banyak universitas menyuarakan kritik kepada Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terkait kondisi layanan kesehatan hingga UU Kesehatan.
Pentingnya regulasi yang proporsional, khususnya di sektor kesehatan. Salah satu contohnya adalah perlunya pendekatan berbasis bukti dalam mengatur produk tembakau alternatif.
Aprinus mencontohkan, beberapa karya yang kandungan SARA, yakni pada novel Salah Asuhan yang pada draf awalnya disebut menyinggung ras Barat (Belanda).
Prof Sri Wahyuni menguraikan bahwa keberhasilan merek di era saat ini tidak hanya ditentukan oleh kinerja ekonomi, namun juga oleh komitmen terhadap lingkungan dan nilai-nilai sosial.
Salah satu yang menjadi sorotan utamanya adalah peran kejaksaan yang sebelumnya dianggap dominan dalam perkara pidana (Dominus Litis).
STIH Adhyaksa telah menjalin kerja sama pula dengan Pemerintah Daerah Probolinggo dan dalam waktu akan menjalan kerja sama dengan Pemerintah Daerah Lahat.
Infrastruktur kampus harus mendukung proses belajar yang adaptif, berbasis teknologi, dan kolaboratif sehingga mampu mencetak lulusan yang siap bersaing secara global.
Menurutnya, pendekatan link and match amat penting agar mahasiswa dan alumni UBSI dapat terserap dengan baik di pasar kerja, terutama dalam skala internasional.
Ajang ilmiah internasional bergengsi ini menjadi puncak rangkaian WSEEC ke-5 yang mengusung format hybrid untuk menjangkau peserta global secara inklusif.
Di era disrupsi ini, kecerdasan buatan, otomasi, dan teknologi digital telah mengubah peta pekerjaan. Banyak profesi bergeser atau hilang.
Kampus mencari siswa yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki karakter etis, mampu berkomunikasi dengan baik, dan tangguh dalam menghadapi perubahan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved