JELANG lebaran berbagai pusat jajanan dan oleh-oleh di beberapa daerah di pantura Jawa Tengah diserbu pemudik yang melintas. Beberapa makanan khas menjadi incaran untuk dijadikan buah tangan saat pulang kampung.
Cuaca di beberapa daerah di pantura Jawa Tengah sedikit mendung, Jumat (29/4), ribuan pemudik baik menggunakan kendaraan roda dua dan empat tanpa jeda terus melintas. Namun tidak seluruhnya terus melaju, sebagian memilih berhenti di titik tertentu untuk beristirahat dan menyempatkan belanja.
Di Pantura Kota Pekalongan, puluhan kendaraan roda empat memenuhi tempat parkir Pasar Grosir Batik Sentono, tidak sedikit pemudik keluar tol hanya untuk mampir ke pusat perdagangan batik kota itu. Setelah dua tahun sepi kini pasar menjadi ramai.
"Mumpung melintas di Pekalongan, sekalian memborong pakaian batik untuk kebutuhan lebaran dan oleh-oleh untuk orangtua dan keluarga di kampung," ujar Suryani,40, pemudik dari Serang, Banten, tujuan ke Salatiga, Jawa Tengah.
Ketua Paguyuban Pedagang Batik Sentono Soni Hikmalul mengatakan setelah dua tahun terpuruk akibat pandemi covid-19 dan larangan mudik, sekarang ini perdagangan batik di Pekalongan kembali bergairah, sehingga terjadi peningkatan omzet selama mudik hingga 300% dari biasanya.
Baca juga: Tahu Susu Lembang, Pusat Oleh-oleh Mudik dari Bandung
Tidak hanya di Pekalongan, keramaian juga terjadi di pusat jajanan dan oleh-oleh di Jalan Pandanaran, Kota Semarang. Ratusan pemudik sengaja mampir ke kawasan ini untuk berbelanja aneka makanan untuk dibawa pulang ke kampung halaman.
Beberapa pedagang dihubungi mengaku kewalahan melayani ratusan pembeli yang datang bersamaan, namun pada umumnya konsumen datang untuk membeli jajanan khas seperti Bandeng Presto, Moci, Wingko Babat, Roti Ganjel Ril dan Lumpia.
"Sejak musim mudik dan mendekati lebaran, pusat oleh-oleh di sini sangat ramai padahal biasanya jumlah pembeli setiap toko dapat dihitung dengan jari," ungkap Rahmawati, 45, seorang pedagang Wingko Barat di kawasan ini.
Meskipun terjadi peningkatan jumlah pembeli hingga lebih dari 100%, pedagang sepakat tidak menaikkan harga barang. Sementara kenaikan yang terjadi sejak Ramadan bersamaan naiknya bahan makanan seperti tepung terigu, minyak goreng maupun bahan pembuat kue lainnya.
Kondisi serupa juga terjadi di ruas jalan Bawen-Salatiga, sepanjang jalan itu banyak tersedia toko pusat oleh-oleh juga menjadi tempat favorit pemudik, mereka sengaja mampir ke beberapa toko makanan untuk membeli jajanan khas daerah itu seperti Gula Kacang dan Enting-enting.
"Jajanan gula kacang di daerah ini selain mempunyai rasa yang khas juga harga cukup murah dibandingkan di daerah lain," kata Riyana, 50, pemudik tujuan Sukoharjo.(OL-5)