Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
TIM mahasiswa Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Syiah Kuala (USK) berhasil mengolah ikan bilih menjadi sebuah produk yang dinamai Herushi Bilih Crispy. Tim yang diketuai Suraiya Samadi ini beranggotakan empat orang yakni Yulia Desinta, Wahyuni, Maulana Ulva, dan Meitasya Atika Suri.
Ketua tim Suraiya mengatakan, pihaknya terinspirasi untuk menciptakan produk inovatif dari ikan bilih (mystacoleucus padangensis) lantaran ikan ini sebelumnya hanya dikenal dalam bentuk segar (basah) atau kering.
"Kami mengolah ikan bilih menjadi cemilan renyah yang bisa tahan lebih lama, dengan tambahan bumbu khas Aceh, daun kari serta bumbu spicy. Inilah awal dari Herushi Bilih Crispy," kata Suraiya, Senin (14/10).
Baca juga : Puluhan Mahasiswa USK Aceh Jalani Kuliah Lapangan di Hutan Adat Mukim
Produk ini diolah dengan metode goreng sehingga menghasilkan tekstur krispi namun tidak menghilangkan rasa dan kandungan gizi. Kemasannya pun dibuat lebih modern sehingga praktis dan cocok untuk dijadikan oleh-oleh khas Aceh.
Setelah diproduksi, pemasaran dilakukan di sekitar rumah produksi dan kampus. Namun, karena semakin banyak yang tahu tentang penganan ini, maka tim membuat sosial media untuk memperluas pasar sekaligus menitipkan kepada toko-toko luring seperti Almond Factory dan Blang Rakal.
"Selain itu, Herushi Bilih Crispy juga mendapatkan sertifikasi halal, NIB dan P-IRT yang semakin meningkatkan kepercayaan konsumen," ungkap Suraiya.
Baca juga : Mahasiswa USK akan Kuliah Lapangan Di Hutan Adat Mukim
Sementara itu, Dosen Pembimbing Mahasiswa Wirausaha Herushi Dra. Erlidawati mengungkap keunikan lain dari Herushi Bilih Crispy yaitu kemasannya yang berdesain modern dan rapi, menjadikan produk lokal dengan daya tarik nasional hingga internasional.
"Kini, produk ini telah menjadi salah satu oleh-oleh khas yang terkenal dari Aceh. Produk herushi sudah diminati untuk dibawa traveling di dalam dan ke luar negeri, seperti untuk anak perantauan yang tinggal di luar Aceh dan bisa juga sebagai bekal untuk umrah serta haji," ujar Erlidawati.
Adapun Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kewirausahaan USK Prof. Dr. Mustanir mengatakan, tim wirausaha mahasiswa USK yang mengembangkan produk Herushi Bilih Crispy mendapatkan pendanaan melalui Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemndikbudristek).
Baca juga : Mahasiswa Universitas Syiah Kuala Wakili Aceh di Kompetisi Robot Terbang Nasional Di Yogyakarta
Pendanaannya sejak bulan Maret 2024 hingga pengumuman lolos untuk kompetisi nasional di Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia (KMI) Expo pada akhir bulan Oktober 2024. "Tim Herushi sudah melakukan yang terbaik dan maksimal di setiap penilaian untuk lolos KMI EXPO ini," kata Mustanir.
Setiap tahapan penilaian dilakukan dengan baik, seperti mengikuti pelatihan dan workshop wirausaha. Berikutnya konsultasi rutin dengan dosen pembimbing, mengisi logbook, monev internal USK. Lalu monev dengan Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kemendikbudristek.
"Alhamdulillah Tim Hersuhi berhasil lolos mengikuti KMI EXPO di Universitas Halu Oleo, Kendari, Sulawesi Tenggara," imbuh Mustanir.
Mustanir mengharapkan doa dari semua pihak agar Tim Herushi bisa membawa piala kejuaraan untuk USK dan mengharumkan nama Aceh.(M-3)
Pelaku industri konveksi dengan mengajak ikon anak muda Citayam Gank (Bonge, Kurma, dan Roy) untuk berbelanja produk lokal di Blok A Pasar Tanah Abang, Jakarta, Senin (12/5).
Presiden Indonesian Diaspora Network (IDN), Sulistyawan Wibisono menambahkan bahwa diaspora Indonesia sangat berperan penting sebagai pahlawan devisa negara.
Bea Cukai Jambi menghadiri acara pelepasan ekspor 36 ton biji pinang milik PT Export Tani Nusantara yang akan diberangkatkan menuju Bangladesh
Kementan terus berupaya untuk meningkatkan ekspor produk pertanian. Salah satu fokusnya adalah mendorong petani muda agar dapat menembus pasar internasional
Konsep utama Kudung Basic ialah model simpel dan minimalis. Sementara itu, Kudung Klasik hadir dengan permainan di detail dan statement yang memberikan kesan anggun dan elegan
Salah satu langkah nyata yang akan dilakukan adalah mengintegrasikan Master Bagasi ke dalam platform resmi Kemendag. Harapannya, produk Indonesia lebih mudah diakses oleh pembeli global.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved