Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

OP Migor di Kota Solo belum Mampu Menormalkan Harga Pasar

Widjajadi
09/3/2022 16:35
OP Migor di Kota Solo belum Mampu Menormalkan Harga Pasar
(MI/Widjajadi)


PEMKOT Surakarta masih terus menggelar Operasi Pasar (OP) minyak goreng (migor) bersama Bulog Surakarta. OP ini sebagai jawaban atas keluhan masyarakat yang masih berteriak akan mahal dan langka atau terbatasnya barang di pasar tradisional. 
 
"Hari ini (9/3), Dinas Perdagangan Kota bersama Bulog Surakarta menggelar di Laweyan, yakni di bekas SPBU Pasar Jongke," kata Kepala Disdag Kota Surakarta, Heru Sunardi ketika dikonfirmasi Media Indonesia, Rabu (9/3). 
 
 Pemkot tidak hanya menggandeng Bulog yang sudah berlangsung untuk kali ketiga, namun juga bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan, dan perusahaan perdagangan rintisan e-commerce Dagangan. 
 
 Wakil Kepala Bulog Surakarta, Taufiqurrahman mengatakan, sudah tiga kali institusinya berkolaborasi dengan Pemkot menggelar OP Migor yang sangat dibutuhkan masyarakat bawah, dengan harga HET Rp14 ribu. 
 
"Setiap OP di sejumlah wilayah Kota Solo, kita melepas 2.400 liter, yang mana masyarakat maksimal hanya boleh membeli 2 liter. Kalau dari OP ini dirasa cukup menekan harga, maka akan dihentikan," kata dia. 
 
Namun sejauh ini, Bulog belum mendapatkan evaluasi terkait kecukupan menekan harga melalui OP. Sehingga kesimpulannya OP masih akan dilaksanakan lagi, setidaknya di dua wilayah kecamatan yang ada di Kota Solo. 
 
"Stok migor di Bulog masih mencukupi untuk OP. Bahkan selain membantu OP di Solo, kami juga menggelsr serupa di enam kabupaten yang ada di Solo Raya ini. Namun jumlahnya masih di bawah Kota Solo. Selain itu Bulog juga melayani OP di kantor showroom Bulog sendiri, dengan harga Rp14.000 sebanyak 1.200 liter per hari," tegas Taufiq sekali lagi. 
 
Maryanti dan sulastri, dua ibu rumah tangga yang antre OP migor di bekas SPBU Pasar Jongke mengatakan, bahwa yang digelar Pemkot bersama Bulog cukup membantu. Namun diperkirakan masih sulit untuk menormalkan harga. 
 
"Ini cukup membantu meringankan, meski harus antre. Tapi kalau menjelang Ramadan nanti di wilayah ini tidak ada OP, ya kelihatannya masih langka dan harga tetap mahal jauh di atas HET. Karena di pasar jumlah migor sangat terbatas, dan di mini market juga terbatas dan di atas HET," tukas Sulastri. 
 
Sudah lebih dari dua bulan ini ketersediaan migor di pasar pasar utama Kota Solo langka dan berharga di atas Rp20 ribu untuk kemasan merk kelas I dan di kisaran Rp18 ribu untuk kemasan kelas dua. Sedang jenis migor curah sudah berada di level Rp 15 ribu sejak sepekan terakhir. 
 
 Sementara itu pantauan kebutuhan daging ayam di Pasar Legi pada Rabu (9/3) berada di kisaran Rp 33 ribu, dan diperkirakan akan terus merembet naik hingga menjelang Ramadan nanti. 
 
 Bakul daging ayam Pasar Legi, Hartini menuturkan harga daging ayam alami kenaikan tidak menentu sejak awal tahun 2022. Kenaikan terjadi di awal bulan dan kembali turun dipertengahan bulan.  
 
"Kenaikan tertinggi terjadi pada waktu Desember tahun lalu yakni harga daging ayam mencapai Rp38 ribu/kilogram. Hal ini terjadi karena tidak adanya stok ayam dari supplier (pemasok)," tukas dia.. 
 
 Bakul daging ayam lainnya, Endang memprediksi kenaikan tertinggi akan terjadi pada awal bulan April bertepatan dengan waktu puasa. Harga bisa mencaoai Rp35 ribu atau bahkan lebih. 
 
''Nanti akan naik terus pelan-pelan. Sementara ini pas naik pembeli enggak komplain, sudah maklum. Jadi tetep beli. Jelang Lebaran pasti naik lagi, bisa capai Rp40 ribu dari pengalaman tahun lalu," cetus Endang. 
 
Sementara itu, daging sapi di Pasar Legi dan Pasar Nusukan saat ini berada di kisaran Rp125 ribu per kg. Sedang harga paling konstan adalah beras, baik kualitas super maupun medium. Sedang cabai-cabaian memgalami kenaikan walau tidak banyak. (WJ/OL-10) 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya