Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Legislator : Festival Lampion Solo Jadi Kekuatan Psikologis Bagi Warga di Tengah Pandemi 

Cahya Mulyana
04/2/2022 22:23
Legislator : Festival Lampion Solo Jadi Kekuatan Psikologis Bagi Warga di Tengah Pandemi 
Festival Lampion Solo di Pasar Gede(Antara/Mohammad Ayudha)

ANGGOTA Komisi III DPR RI asal Fraksi NasDem Eva Yuliana mengapresiasi langkah Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka yang menggelar festival lampion di tengah pandemi covid-19. Dengan gelaran ini masyarakat yang tengah berjuang melawan virus ini mendapatkan kekuatan psikologis. 

"Matur nuwun pak Wali yang memahami situasi dan kondisi. Masyarakat solo diberi hiburan dengan indahnya lampion-lampion yang bertaburan.Langkah untuk membatasi jam operasional agar tidak terjadi kerumunan merupakan langkah yang baik,” ujar Eva dalam keterangan tertulisnya Jumat (4/2). 

Menurut dia Solo tidak pernah absen dalam memperingati Imlek. Lampion dipasang di kawasan Pasar Gede, Balaikota, dan tempat lainnya. 

Megahnya instalasi tersebut mengundang wisatawan tidak hanya yang berasal dari Surakarta, namun juga pengunjung dari kawasan sekitarnya. 

Namun kata dia, ralam rapat koordinasi panitia pelaksana bersama Walikota Surakarta Gibran Rakabuming Raka dan jajaran memutuskan akan membatasi jam operasional Lampion Solo dari jam 17.00-21.00 WIB. 

Baca juga : PT Semen Gresik Bentuk Sahabat Petani di Enam Desa

Perempuan asal Surakarta tersebut juga berpandangan, momentum kegiatan ekonomi harus digalakkan. Mengingat festival lampion di Solo bisa mendatangkan wisatawan dari berbagai daerah. 

"Roda ekonomi jadi lebih menggeliat, masyarakat terhibur, bisa foto-foto, namun tetap menjaga protokol kesehatan dengan adanya pembatasan jam operasional. Saya rasa ini langkah yang arif dan bijaksana yang dilakukan oleh Pak Walikota Surakarta," ujar Eva. 

Pemasangan 1000 lmpion di Solo dilakukan karena situasi di Solo relatif terkendali dan juga untuk mendorong ekonomi, UMKM dan PKL yang ada di sekitaran festival lampion tersebut. 

“Festival lampion adalah acara budaya yang dinanti masyarakat, tidak hanya mereka yang beretnis Tionghoa, namun juga oleh warga Solo dan sekitarnya, ini untuk meningkatkan citra kota Surakarta sebagai kota yang bhineka dan toleran,” tutup Eva. (OL-7)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya