Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Banjir Rusak Infrastruktur Jaringan Air, Warga Ende Terancam Krisis Air Bersih

Gabriel Langga
19/1/2022 19:56
Banjir Rusak Infrastruktur Jaringan Air, Warga Ende Terancam Krisis Air Bersih
Ilustrasi(Medcom)

HUJAN yang melanda Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) membuat infrastruktur perpipaan air bersih rusak berat. Akibatnya ribuan warga yang ada di Kabupaten Ende terancam krisis air bersih.

Direktur PT. Tirta Kelimutu Yustinus Sani mengaku hujan deras yang terjadi Rabu (19/1) membuat 37 batang pipa jaringan air milik PDAM Ende terbawa banjir. Akibatnya sekitar empat ribuan lebih pelanggan terancam krisis air bersih.

Menurut dia, pipa yang hanyut terbawa banjir ini merupakan bantuan dari pemerintah Hungaria. Yang mana, pipa tersebut melayani pasokan kebutuhan air bersih bagi warga yang ada di Roworeke, Dolog, Boabawa, Arubara, Jalan Irian Jaya, sebagian Jalan Kelimutu, Jalan Pahlawan, Jalan Banteng, Jalan Sudirman, dan Jalan Garuda.

"Ada 37 batang pipa yang hanyut. Selain itu sarana pendukung lainnya yang juga ikut terbawa air. Itu pipa yang terbawa air itu harganya per batang Rp 9 juta belum ditambah aksesoris, pajak dan transportasi. Jaringan pipa yang rusak ini mengambil sumber air dari kali Wolowona yang akan di produksi di bak penampungan di KM.08. Jadi kami perkirakan ada 3 sampai 4 ribu pelanggan kami yang tidak bisa terlayani untuk sementara waktu," ungkapnya.

Dia pun mengaku kerugiaan pipa ini  akibat banjir ini diperkirakan mencapai Rp500 juta Untuk itu kata dia, nantinya pemenuhan air bersih untuk wilayah Roworeke dan sekitarnya akan dilayani dengan mobil tangki. Sementara untuk wilayah perkotaan, pihaknya akan menempuh skema dari jadwal pelayanan dua hari sekali menjadi 5 atau 6 hari sekali.

"Jadi dari yang biasanya air keluar dua hari sekali, akan menjadi 5 atau 6 hari sekali airnya baru keluar sampai perbaikan selesai dilakukan," jelas Sani.

Ia mengaku tidak bisa memastikan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk perbaikan, mengingat kerusakannya cukup serius serta membutuhkan dana kurang lebih Rp500 juta. (OL-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya