Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

Partisipasi Warga NTT Awasi Pemilu Masih Rendah

Palce Amalo
12/11/2021 17:13
Partisipasi Warga NTT Awasi Pemilu Masih Rendah
Ilustrasi(DOK MI)

KOMISIONER Bawaslu Nusa Tenggara Timur (NTT), Yemris Fointuna mengatakan sebagain besar warga tidak melakukan pengawasan tahapan pilkada atau pemilu. Yang terjadi adalah masyarakat beru berperan saat pencoblosan di tempat pemunggutan suara (TPS).

"Urgensi pengawasan partisipatif yang dilakukan masyarakat berfungsi untuk memperkuat kapasitas dan kualitas pengawasan di pilkada maupun pemilu sehingga mendorong perluasan wilayah pengawasan," kata Yemris Fointuna saat kegaitan Sosialisasi Pengawasan Partisipatif Pemilu dan Pilkada di Kupang, Jumat (12/11).

Peningkatan jumlah penduduk, daerah pemilihan, dan jumlah kursi, seharusnya juga berimbang pada peningkatan partisipasi aktif masyarakat dalam melakukan pengawasan. "Pada prinsip pengawasan partisipatif yang digaungkan pengawas pemilu adalah masyarakat tidak hanya berperan pada peningkatan persentase kehadiran saat pencoblosan saja, tetapi lebih mengarah pada pengawalan proses pemilihan sejak awal," tambah Yemris.

Menurutnya, komisioner bawaslu masih menemukan pemilih yang bingung menentukan pilihan saat masuk ke dalam TPS karena tidak mengenal nama calon yang ada di surat suara. "Pemilih kemudian menuliskan nama calon lain di surat suara kemudian dicoblos. It artinya masyarakat tidak  mengikuti proses kampanye," jelasnya.

Untuk itu jauh sebelum tahapan pilkada dan pemilu digelar, Bawaslu menggelar sosialisasi pengawasan partisipatif pemilu kepada wartawan dan organisasi kepemudaan agar turut dalam pengawasan pemilu termasuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat mengenai

Menurutnya, pengawasan pemilu partisipatif untuk meningkatkan kualitas pemilu dengan cara terlibat dalam pengawasan tahapan pemilu serta melaporkan pelanggaran yang ditemukan kepada bawaslu

"Kami berupaya membangun sinergi dengan para stakeholder seperti tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, ormas, mahasiswa, dan pemilih pemula, termasuk mendorong kesadaran masyarakat untuk bersama mengawasi segenap proses yang ada, minimal menjadi informan awal," ujarnya. (OL-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya