Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Atasi Persoalan Stunting, Pemkab Indramayu Bentuk Tim Gesit

Nurul Hidayah
26/10/2021 18:49
Atasi Persoalan Stunting, Pemkab Indramayu Bentuk Tim Gesit
Stunting(DOK MI)

PEMERINTAH Kabupaten (Pemkab) Indramayu, Jawa Barat (Jabar) membentuk tim Gesit untuk mengatasi kasus stunting. Tim akan melibatkan unsur kesehatan, seperti petugas gizi, petugas kesehatan lingkungan, dan bidan desa, kader pembangunan manusia dan tim penggerak PKK.

"Tim ini juga akan melibatkan pendamping program keluarga harapan (PKH), penyuluh lapangan keluarga berencana (PLKB). Tim ini disebut tim Gesit atau Gerakan Penurunan Stunting Indramayu Terpadu," tutur Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Indramayu, Deden Bonni Koswara, Selasa (26/10).

Menurutnya, Tim Gesit akan dibentuk di berbagai tingkatan. "Mulai tingkat desa, kecamatan, hingga kabupaten," jelasnya.

Ia mengatakan seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) yang memiliki program sama dilibatkan secara terpadu. Mulai dari anggaran, perencanaan hingga kebijakan stunting yang ada di seluruh OPD akan dijadikan satu.

"Dibentuknya tim Gesit ini untuk mempermudah koordinasi dan penanganan kasus stunting dari hulu hingga ke hilir," tutur Deden.

Dengan dibentuknya Tim Gesit diharapkan dapat mengatasi kasus stunting di Kabupaten Indramayu. "Jika tidak teratasi, stunting akan membuat kualitas sumber daya manusia kurang baik," tutur Deden.

Berdasarkan data, jumlah total balita di Kabupaten Indramayu mencapai 125 ribu. Menurut riset kesehatan dasar (Riskesda) 2018, angka stunting di Kabupaten Indramayu mencapai 33,19 persen. Ini berarti jumlah total balita yang mengalami stunting ada sekitar 41 ribu.

Tingginya kasus stunting di Indramayu salah satunya karena dampak pernikahan dini, terutama remaja putri. Sehingga berdampak terhadap ketidaksiapan calon ibu saat menjalani kehamilan maupaun saat merawat anaknya di 1000 hari pertama kehidupan. Selain itu, ibu yang berangkat kerja keluar negeri menjadi TKI juga turut mempengaruhi kondisi anak balita yang ditinggalkannya. (OL-15)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik