PESERTA kontestasi Mojang Jajaka Jawa Barat diharapkan menjadi
agen perubahan dalam menyebarkan semangat positif pariwisata dan
kebudayaan. Sebagai perwakilan dari setiap daerah, para generasi muda
berprestasi ini diharapkan mampu memberi pesan positif di daerah asalnya masing-masing.
"Kami berharap mereka menjadi agent of change dalam menularkan semangat
positif akan pariwisata dan kebudayan Jabar di daerah asalnya
masing-masing," ungkap Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat Dedi Taufik pada Grand Final Pasanggiri Mojang Jajaka 2021, di Hotel Grand Preanger, Kota Bandung, Sabtu (9/10).
Sebanyak 24 kota/kabupaten di Jawa Barat berpartisipasi dengan
mengirimkan mojang dan jajaka. Menurutnya, terdapat 10 finalis dari
puluhan kota/kabupaten di Jabar yang telah mendapat pelatihan terkait
kebudayaan, pariwisata, dan ekonomi kreatif.
"Kita melihat bahwa pasar sekarang adalah milenial, maka melalui
pasanggiri bisa muncul kolaborasi dan melahirkan inovasi. Karena
kekuatan SDM dari pasanggiri ini, yang masagi, sikap yang baik serta
paham budaya dan pariwisata, termasuk nilai-nilai kearifan lokal yang
dijunjung tinggi masyarakat," tuturnya.
Disinggung terkait adanya kota/kabupaten yang tidak mengirimkan mojang
dan jajaka, Dedi mengakui hal tersebut karena terkendala pandemi
covid-19.
"Seleksi mojang dan jajaka membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Tapi tidak mengurangi arti dari pasangiri ini, yakni menciptakan generasi muda yang multi talenta yang dikemas dalam mojang jajaka ini," terangnya. (N-2)