Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Tasikmalaya dan Garut Siap Hadapi Bencana di Musim Penghujan

Kristiadi
06/10/2021 17:20
Tasikmalaya dan Garut Siap Hadapi Bencana di Musim Penghujan
Bupati Garut Rudy Gunawan melakukan pengecekan saat gelar pasukan dalam rangka siaga bencana dan peringatan bulan pengurangan risiko bencana(MI/Kristiadi)

BADAN Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, telah merilis data kejadian bencana sejak Januari hingga September 2021 dan kejadian tanah longsor merupakan bencana paling mendominasi di Kabupaten Tasikmalaya. Kejadian tersebut, harus selalu diwaspadai terutamanya banjir, longsor, pergerakan tanah dan angin kencang.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Irwan mengatakan, sejak Januari-September 2021 terdapat 260 kejadian bencana. Dari total kejadian itu 51% atau 133 kejadian di antaranya tanah longsor hingga sisanya itu 13 banjir, 44 angin kencang, 35 kebakaran, 13 pergerakan tanah dan 22 kejadian lainnya. Namun, kejadian itu menyebabkan 1.112 rumah rusak di antaranya 77 rumah rusak berat, 74 rumah rusak sedang, 267 rumah rusak ringan dan 575 unit rumah terendam banjir.

"Masyarakat yang terdampak bencana telah mencapai 1.216 kepala keluarga (KK) antara lain lima orang dilaporkan meninggal dunia dan tiga orang mengalami luka. Bencana yang terjadi, agar masyarakat untuk tetap waspada terutama dalam menghadapi bencana karena berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pada bulan Oktober akan memasuki puncaknya musim penghujan," katanya, Rabu (6/10/2021).

Sementara itu, Bupati Garut, Rudy Gunawan mengatakan, daerahnya sekarang sudah siaga terutamanya menghadapi berbagai kejadian disebabkan oleh bencana hingga peringatan bulan pengurangan risiko bencana. Karena, Garut sendiri memiliki ancaman kebencanaan hidrometeorologi yang lengkap. Di antaranya, curah hujan yang tinggi dan pergerakan tanah. Tapi mitigasi bencana tersebut ada beberapa langkah harus dilakukan dengan melalukan sosialisasi kembali kepada masyarakat.

"Kami meminta agar petugas harus kembali melakukan mitigasi terutama dengan langkah yang dilakukan secara teknokratik terutama masyarakat bagaimana cara mengantisipasi bila mana terjadi bencana. Sehingga risikonya bisa dikurangi. Karena, pengurangan risiko di Garut akan mencanangkan pengurangan risiko dari bencana yang mungkin terjadi ancaman kebencanaan paling lengkap," katanya.

Ia mengatakan, musim penghujan yang telah terjadi sekarang tdak tahu kapan bencana itu akan terjadi tetapi dalam teknologi tersebut tidak dapat memprediksinya tapi masyarakat juga harus memiliki kesiapsiagaan menangani bencana sebagai upaya untuk mengurangi risiko bencana. Namun, program mitigasi di daerahnya supaya dapat dilakukannya melalui pembangunan fisik maupun peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.

"Kami berharap seluruh pegawai sekarang ini harus berkoordinasi dalam pencegahan serta penanganan kebencanaan dan juga mengajak semua komponen masyarakat melakukan langkah kongkret yaitu mitigasi di lapangan dan tetap bersinergi berbagai unsur yang lain seperti Babinsa, Bhabinkamtibmas, Desa, Kecamatan, relawan dan meminta kepada BPBD untuk meningkatkan petunjuk dan juga arahan sistem operasional prosedur terutama menyangkut bencana termasukmya masalah kemanusiaan," paparnya. (AD/OL-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya