Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Siswa Lembata Korban Badai Seroja Jalani PTM di Bawah Pohon

Alexander P Taum
26/9/2021 11:50
Siswa Lembata Korban Badai Seroja Jalani PTM di Bawah Pohon
Guru SDK Lewotolok 1 Philipus Kelen sedang mengajar siswa kelas 3 di bawah naungan pohon asam.(MI/Alexander P Taum.)

DAERAH yang pernah dikunjungi Presiden Joko Widodo akibat badai Seroja pada April 2021 ternyata lalai mengurus 120 siswa SDK Lewotolok 1. Mereka saat ini menjalani pembelajaran tatap muka (PTM) di bawah 
naungan pohon dan tenda darurat.

Pada Sabtu (25/9) pagi, Mai Mai Sesilia Wasaru, siswi kelas 6 SDK Lewotolok 1, sudah bergegas ke sekolah. Pagi ini Mai ditugaskan menyiapkan terpal dan mengaturnya sebagai lantai ruangan kelas.

Ia harus beranjak dari pondok tempat ia dan keluarga mengungsi akibat rentetan bencana erupsi gunung berapi Ile Lewotolok dan banjir bandang menerjang desanya, Amakaka, 4 April 2021. Sejak disapu bencana banjir bandang, SDK Lewotolok Satu itu dipindahkan ke Kalabahi 2.

Kepala SDK Lewotolok Satu, Barnabas Butu, terpaksa memilih lokasi sekolah darurat di Kalabahi dua ini karena di sekitar itulah rata-rata warga korban badai Seroja asal Desa Amakaka mengungsi. Pemandangan memprihatinkan langsung menyambut, ketika kami mencapai lokasi sekolah darurat SDK Lewotolok Satu.

Tampak tenda bantuan berwarna putih sudah mulai koyak. Debu tebal menempel di dinding tenda itu. Di ruang kelas darurat itu, ibu guru Lidvina Deram sedang mengajar belasan siswa kelas satu dan dua sekaligus. Dua kelas ini terpaksa digabung karena ketiadaan sarana lain.

Hal serupa juga dialami siswa kelas 5 dan 6. Mereka harus berbagi ruangan yang sama dengan dua rombongan belajar berbeda. Guru Frans Ola Bagi mengajar siswa kelas 5, sedangkan Guru Wenseslaus Kuma mengajar siswa kelas 6. 

Kedua guru itu harus pandai mengatur intonasi. Dengan demikian, suara tidak mengganggu guru dan siswa lain yang sedang belajar di ruangan yang sama. Seluruh siswa tampak duduk bersila di lantai terpal. Ada pula yang terpaksa mengambil posisi tiduran guna menghalau pegal karena duduk bersila. 

Di arah utara, ada aktivitas belajar mengajar di bawah naungan Pohon asam. Guru Philpus Kelen, sedang mengajar siswa kelas 3. Sedangkan siswa kelas 4 sedang diajar oleh Ibu Modesta Telupun. Dua kelas ini pun berdampingan karena ada dua pohon asam rindang yang juga berdampingan. Di tempat itu, para siswa belajar hanya beralaskan terpal. Sedangkan para guru duduk di kursi plastik bantuan dan papan white board membantu proses belajar.

Mai mengaku dirinya tidak nyaman belajar di sekolah darurat. Ia mengatakan membutuhkan kursi, meja, buku, dan gedung untuk belajar lebih nyaman. "Saya meminta pemerintah tolong kami agar punya sekolah sehingga belajar lebih semangat lagi. Setiap hari jam 08.00-11.00 kami harus belajar di sekolah ini," ujar Sesilia.

Baca juga: Jatim Bantah Ada Klaster Pembelajaran Tatap Muka

Usai mengajar, Guru Wenseslaus Kuma menjelaskan, meski dengan kondisi darurat, dirinya memiliki beban moril jika tidak mengajar anak-anak sekolah yang telah dibimbingnya dari kelas 1 hingga kelas 6 saat ini. "Kami sedang menanti realisasi bantuan dari anggota Komisi IV DPR Sulaiman Hamzah untuk membangun gedung sekolah karena akan musim hujan," ujar Kepala SDK Lewotolok I, Bernadus Butu, Sabtu (25/9). Anggota DPR asal Partai Nasdem itu menjanjikan bantuan berupa 200 lembar seng, uang tunai Rp20 juta, dan white board 8 unit. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya