Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Penambang Liar Porak-porandakan DAS Batang Tabir

Solmi
24/8/2021 14:55
Penambang Liar Porak-porandakan DAS Batang Tabir
Plt Bupati Merangin, Jambi H. Mashuri berdiri risau di pinggir Sungai Batang Tabir, memandangi aktivitas penambangan emas tanpa izin.(Dok Kominfo Merangin)

PELAKSANA Tugas Bupati Merangin H. Mashuri meradang. Maraknya akivitas penambangan emas tanpa izin (PETI) menggunakan mesin dompeng telah memorak-morandakan Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Batang Tabir Desa Lubuk Bumbun, Kecamatan Margo Tabir.

''Ini tidak bisa dibiarkan. Saya akan berkoordinasi dengan Pak Kapolres dan Pak Dandim 0420 Sarko, untuk menertibkannya. Saya lihat sendiri, DAS Batang Tabir hancur, mendangkal, alirannya berubah, dan mengancam menenggelamkan Desa Lubuk Bumbun yang ada di bantaran Batang Tabir,'' tegas Mashuri usai melihat dari dekat maraknya aktivitas PETI di DAS Batang Tabir sekitar Desa Lubuk Bumbun, Selasa pagi (24/8).

Satu dampak buruk PETI yang terjadi saat ini, kata Mashuri, infrastruktur jalan penghubung Dusun I dengan Dusun II yang dibangun pemerintah beberapa waktu lalu, saat ini putus akibat perubahan aliran DAS Batang Tabir.

Mashuri menjelaskan, berdasarkan laporan yang dia terima sedikitnya ada 20 mesin dompeng beroperasi menyedot, mengeruk pasir di dasar dan pinggiran sungai untuk mendapatkan butiran emas di sekitar DAS Batang Tabir Lubuk Bumbun. Para cukong dan penambang, katanya kebanyakan dari luar Lubuk Bumbun.

Apakah selama ini belum pernah dilakukan penertiban? Menjawab itu Mashuri menyatakan Pemerintah Kabupaten Merangin dibantu Polri dan TNI selama ini sudah kerap menertibkan dan memerintahkan pemerintah desa dan kecamatan proakif mengawasinya.

''Penyakitnya, hanya berhenti ketika ditertibkan. Dua tiga hari kemudian aktivitas PETI itu marak lagi. Ini artinya, penertiban PETI yang dilakukan tidak dihiraukan, untuk itu perlu tindakan lebih keras,'' papar Mashuri. (SL/OL-10)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya