Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Banyak Tenaga Kesehatan Resign karena Beban Kerja Berat dan Insentif Tertahan

Selamat Saragih
15/7/2021 22:47
Banyak Tenaga Kesehatan Resign karena Beban Kerja Berat dan Insentif Tertahan
Ilustrasi tenaga kesehatan(Antara)

KETUA Dokter Indonesia Bersatu, Eva Sri Diana Chaniago, mengungkapkan, sejumlah tenaga kesehatan (nakes) resign (mengundurkan diri) dari pekerjaan di tengah lonjakan kasus Covid-19. Mereka mundur karena beban kerja dirasa berat dan insentif penanganan pandemi yang dijanjikan pemerintah belum cair.

"Gaji yang diterima mereka dari rumah sakit sekarang ini kan tidak sesuai dengan beban kerjanya. Sementara insentif dari pemerintah tidak cair. Ya mereka akhirnya lebih memilih resign," kata Eva, di Jakarta, Kamis (15/7).

Eva menambahkan, gaji yang dibayarkan RS untuk nakes karyawan tergolong kecil. Bahkan, para nakes yang berstatus relawan sama sekali tidak digaji pihak rumah sakit. Karena itu, insentif bagi nakes pada masa pandemi memang sudah menjadi suatu kewajaran.

Pemerintah sudah menetapkan besaran insentif berbeda-beda untuk tiap kategori nakes, mulai dari Rp 5 -15 juta per bulan.

"Tapi pembayaran insentif ini sangat terlambat. Insentif dari November tahun lalu baru cair bulan ini," katanya.

Sementara itu, beban kerja nakes sangat berat karena pasien Covid-19 terus berdatangan ke rumah sakit. Banyak nakes yang akhirnya jatuh sakit dan ikut tertular Covid-19. Bahkan para nakes itu juga ikut menularkan virus ke keluarganya di rumah.

Dalam kondisi seperti ini, Eva menilai wajar banyak nakes yang akhirnya menyerah. "Ada yang resign bilangnya mendingan dagang, ada yang mau sekolah lagi, ada juga yang dilarang oleh suami," kata dokter spesialis paru-paru itu.

Eva khawatir RS akan makin kolaps karena jumlah nakes terus berkurang di tengah lonjakan kasus Covid-19. Dia menambahkan, pemerintah bisa saja menambah ruang perawatan atau isolasi sebanyak mungkin.

Namun itu akan menjadi sia-sia jika tidak ada tenaga kesehatan yang menangani pasien. Karena itu, lanjutnya, pihaknya berpesan kepada pemerintah agar jangan sampai ada keterlambatan pembayaran insentif bagi nakes.

Eva juga berpesan agar pemerintah segera membayar utangnya ke rumah sakit. "Jangan sampai rumah sakit juga tidak sanggup bayar nakes karena duitnya diutangin Kemenkes dan belum dibayar," pungkasnya. (OL-8)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus
Berita Lainnya