Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Gubernur Jabar Pastikan Semua Desa Siapkan Ruang Isolasi

Benny Bastiandy
22/6/2021 20:08
Gubernur Jabar Pastikan Semua Desa Siapkan Ruang Isolasi
Ilustrasi ruang perawatan pasien Covid-19(ANTARA)

PEMERINTAH Provinsi Jawa Barat menjadikan Kabupaten Cianjur sebagai role model penyediaan ruang isolasi bagi pasien covid-19 di tingkat desa. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan keterisian tempat tidur ruang isolasi di rumah sakit yang sekarang mulai meningkat.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, memastikan semua desa di Jawa Barat yang diawali di Cianjur memiliki ruang isolasi sebagai tempat menampung pasien konfirmasi covid-19. Pasalnya, tidak semua pasien memiliki gejala yang berat.

"Setelah kami bedah, ternyata tidak semua pasien perlu ke rumah sakit karena gejalanya sedang dan ringan," terang Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, seusai meninjau ketersediaan ruang isolasi di RSUD Sayang Cianjur, Selasa (22/6).

Karena itu, kata Emil, pasien dengan gejala sedang dan ringan bisa diatasi di ruang isolasi yang disediakan di setiap desa. Bisa di puskesmas ataupun di ruang isolasi di setiap posko desa.

"Ruang isolasi sudah ada dananya dari dana desa. Ada 8% diperuntukan ruang isolasi dan lainnya. Sehingga, pasien yang dibawa ke rumah sakit itu yang gejala berat dan sangat berat," tutur Emil.

Hasil evaluasi, sebut Emil, Kabupaten Cianjur merupakan salah satu daerah yang cukup baik dalam konteks penyediaan ruang isolasi. Baik yang berada di rumah sakit, pusat isolasi, maupun di setiap desa.

Emil menitipkan pesan kepada Bupati Cianjur Herman Suherman agar bisa mempertahankan kondisi yang sudah cukup baik ini dalam penanganan dan pengendalian covid-19 di Kabupaten Cianjur. Termasuk meningkatkan dan mewajibkan semua desa memiliki ruang isolasi di tingkat desa.

"Kalau ada warga yang bergejala ringan, tidak usah ke rumah sakit dulu. Kalau tidak bisa ditangani, baru bawa ke rumah sakit," bebernya.

Emil juga berpesan agar tingkat keterisian tempat tidur (bed occupancy rate) ruang isolasi tak lebih dari 60% sesuai standard organisasi kesehatan dunia (WHO). Jika lebih, maka harus disiapkan kamar atau tempat tidur tambahan.

"Seperti di RSUD Sayang Cianjur ini yang mendekati 70%. Maka harus ditambah lagi kamar-kamarnya. Dengan kombinasi penyediaan ruang isolasi di desa dan kelurahan, maka akan menjadi andalan bagi Jawa Barat menyelesaikan kedaruratan ini," bebernya. (OL-15)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik