Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
USIA 50 biasanya adalah usia yang matang bagi manusia. Begitu pun bagi sebuah perusaahaan. Hal itulah yang dialami PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA). Tepat pada 15 Juni perusahaan swasta nasional itu menginjak usia setengah abad.
Di usianya tersebut SSIA bertekad untuk meningkatkan nilai tambah bagi pemegang saham dan para pemangku kepentingan dengan mengoptimalkan unit usaha yang dimiliki. Sejak berdiri pada 1971, perusahaan yang awalnya bergerak di bidang properti itu kini telah berkembang dan memiliki delapan anak perusahaan utama dengan bidang usaha yang terdiversifikasi meliputi properti, jasa konstruksi serta perhotelan.
Baca juga: Kemenhub Siapkan Sarana Prasarana Pelabuhan Patimban
“Kami bersyukur SSIA dapat terus bertahan dan bertumbuh besar. Kami juga sangat bersyukur bahwa selama 50 tahun ini perusahaan kami telah mampu melewati sejumlah krisis ekonomi. Tanpa terasa dari hanya mengembangkan properti, saat ini SSIA telah mampu memiliki delapan anak perusahaan utama meliputi bidang usaha properti, jasa konstruksi serta perhotelan dengan jumlah karyawan mencapai 2.511 orang,” ujar Presiden Direktur PT Surya Semesta Internusa Tbk Johannes Suriadjaja
Saat merayakan HUT ke-50 itu Surya Semesta Internusa mengusung tema Collective Aspiration Reaching Excellence (CARE), sesuai dengan semangat perusahaan untuk terus berkembang guna terus memberikan yang terbaik dan turut berkontribusi membangun Indonesia menjadi lebih baik.
Dalam bidang kawasan industri, SSIA melalui anak usaha PT Suryacipta Swadaya (Suryacipta), telah mengembangkan Kota Industri Suryacipta seluas 1.400 hektar yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat. Selama hampir 30 tahun beroperasi, Kota Industri Suryacipta telah dipilih menjadi lokasi investasi perusahaan-perusahaan multinasional dan nasional yang bergerak di bidang industri otomotif, consumer goods, elektronik, farmasi, dan industri bahan bangunan.
“Bagi kami, sektor industri merupakan salah satu kontributor perekonomian Indonesia dan pengembangan industri membutuhkan sebuah kawasan industri yang terintegrasi dan dukungan perizinan usaha yang mudah. Melalui Layanan Kemudahan Investasi Langsung Konstruksi (KLIK) dan Suryacipta Centre of Information and Outsourcing, kami berupaya mendukung program pemerintah dalam meningkatkan kemudahan berinvestasi di Indonesia. Hal ini sejalan dengan visi SSIA, Building a Better Indonesia,” ujar Johannes.
Saat ini, Suryacipta memiliki proyek unggulan terbaru yaitu Subang Smart & Sustainable Industrial City. Subang Smartpolitan yang terletak di salah satu wilayah Rebana Metropolitan merupakan proyek pengembangan kota baru Made From Future seluas 2.717 hektar, terletak sekitar 89 KM Timur Jakarta, dan strategis terhubung melalui infrastruktur utama yang sudah atau sedang dibangun.
SSIA sendiri telah untuk melakukan peletakan batu pertama Subang Smartpolitan pada 18 November silam, yang menandakan proses remarketing. Perusahaan menargetkan untuk memperoleh komitmen untuk proyek ini pada 2021. Subang Smartpolitan memanfaatkan teknologi yang memungkinkan penduduk untuk mengakses kondisi cuaca, situasi lalu lintas, penggunaan listrik & utilitas, tagihan, pembayaran seluler, Internet of Things (IoT) dan memiliki mobil otomatis dalam jangkauan dan kenyamanan pengguna. Pengembangan tersebut meliputi juga gerakan menuju industri 4.0, sistem pendingin distrik, lampu jalan bertenaga surya, stasiun pengisian kendaraan listrik, fiber optik, dan infrastruktur siap 5G.
Di bidang perhotelan, SSIA tengah mengembangkan bisnis baru melalui anak usahanya PT Batiqa Hotel Manajemen (BHM) mengelola hotel di delapan lokasi dan berencana akan terus berekspansi dengan mendirikan hotel di berbagai kota di seluruh Indonesia.
“Kami melihat SSIA akan terus berkembang di tahun-tahun mendatang. Kami percaya dengan teamwork yang kuat didukung dengan Aspirasi Bersama Meraih Keunggulan, kami dapat terus mengembangkan bisnis sekaligus berkontribusi membangun Indonesia menjadi lebih baik,” ujar Johannes. (RO/A-1)
ANGGARAN publik yang menyasar infrastruktur Tahun Anggaran 2025 di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, merosot tajam hingga Rp32.291.900.000.
Pemerintah juga memproyeksikan kebutuhan investasi infrastruktur nasional periode 2025–2029 mencapai US$ 625,37 miliar (Rp10.162 triliun).
Indonesia, sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggara, tengah giat memodernisasi sektor logistik untuk mendukung pertumbuhan industri nasional.
Kawasan Canggu kian dilirik investor dunia sebagai aset investasi potensial, tak hanya untuk masa kini tetapi juga jangka panjang.
DPD RI masih menghadapi kesenjangan yang lebar baik dalam hal kapasitas SDM, infrastruktur, maupun regulasi digital.
PingCAP mengumumkan perluasan kolaborasi strategis dengan Microsoft. Langkah itu dilakukan untuk mempercepat adopsi infrastruktur data modern
PASAR modal sedang mencermati fenomena backdoor listing, yakni proses masuknya entitas baru melalui akuisisi perusahaan tercatat tanpa IPO.
MENJAWAB tren interior bergaya kontemporer dan heritage, Idemu memperkenalkan Amarta, koleksi interior yang terinspirasi kekayaan tradisional dan budaya lokal.
Hal lain yang menurutnya menjadi pertimbangan masyarakat dalam negeri membeli properti adalah pemberian kebebasan dari pengembang.
Fahri memastikan dana yang pembangunan 1 juta unit tersebut ada dan banyak karena ada unsur bisnis bahkan saat mendaftar dan mengantre sehingga pola keuangannya akan sangat banyak.
Konsep hunian hijau kembali mencuri perhatian dunia internasional,FIABCI World Prix d’Excellence Awards 2025, yang digelar pada Juni lalu di Lagos, Nigeria.
Aksi massa di proyek properti dinilai ganggu iklim investasi dan stabilitas sektor. Kepastian hukum jadi sorotan utama.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved