Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Rawan Tsunami, Buoy BPPT Siap Dipasang di Bali

Arnoldus Dhae
03/6/2021 16:13
 Rawan Tsunami, Buoy BPPT Siap Dipasang di Bali
BPPT melakukan sosialisasi tentang alat deteksi dini tsunami kepada masyarakat Bali, Kamis (3/6/2021)(MI/Arnoldus Dhae)

DIREKTUR Direktur Pusat Teknologi Reduksi Risiko Bencana BPPT, M. Ilyas mengatakan Bali adalah daerah yang berada di jalur rawan gempa dan tsunami. Untuk itu Bali harus terus siap siaga dalam menghadapi adanya ancaman bencana tersebut.

Salah satunya dengan membangun kesiapsiagaan tersebut dengan membangun sistem peringatan dini tsunami atau Indonesia Tsunami Early Warning System (Ina-TEWS). Saat ini Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sudah memasang beberapa alat sistem peringatan dini gempa dan tsunami di Bali.

"Bagaimana kita bersama membangun kesiapsiagaan ancaman bencana tsunami di Bali," ujarnya dalam webinar yang digelar BPPT yang bertajuk Bersama Membangun Kesiapsiagaan Terhadap Ancaman Tsunami di Pulau Bali, di Denpasar, Kamis (3/6).

Baca juga : Buoy BPPT Merespons Pasca-Gempa Enggano dan Sumur Banten

Ilyas menyebut bahwa saat ini pihaknya telah dan sedang mengembangkan beberapa sistem peringatan dini tsunami di Indonesia, termasuk di Bali. Pertama adalah InaBuoy yang berbasis buoy yang merupakan alat terapung yang dapat mendeteksi gelombang tsunami yang diakibatkan gempa bumi bawah laut. Buoy akan mengawasi dan mencatat perubahan tingkat air laut di samudera. InaBuoy ini buatan bangsa Indonesia, hasil kerja sama antara PT PAL dengan BPPT.

Buoy tersebut memiliki dua sistem pemantauan. Pertama adalah sistem pemantauan darat yang terdiri dari jaringan seismometer broadband dan GPS. Kedua, sistem pemantauan laut (sea monitoring system) terdiri atas buoy, tide gauge, dan CCTV. "Untuk BPPT sendiri diberikan tugas untuk membangun sistem peringatan dini di laut. BPPT saat ini sedang mengembangkan infrastuktur yang pertama adalah InaBuoy atau sistem peringatan dini gempa dan tsunami berbasis buoy," jelasnya.

Alat selanjutnya yakni InaCAT (Indonesia Coastal Acoustic Tomography) yang menggunakan teknologi akustik tomografi pantai, deteksi gelombang tsunami pada transmisi rambatan gelombang suara dapat diterima oleh pasangan stasiun akustik. Sinyal yang diterima kemudian akan diproses secara telemetri ke stasiun penerima BPPT dan selanjutnya dapat memberikan informasi kedatangan gelombang tsunami.

Baca juga : Buoy di Selat Sunda Siaga Pantau Gempa di Bayah Banten

Inovasi lain yang dikembangkan untuk mendeteksi dini tsunami adalah InaCBT (Indonesia Cable Based Tsunameter), yaitu peringatan dini tsunami berbasis platform jaringan kabel sebagai media pengiriman data dari sensor pendeteksi gelombang tsunami berupa pressure gauge dan akselerometer.

"Kedua adalah InaCBT berbasis kabel, dan InaCAT atau berbasis tomografi yang juga akan dipasang di Utara Bali dan Lombok," paparnya.

Khusus untuk InaBuoy yang terpasang di perairan selatan Bali pada jarak 112 km dari Kota Denpasar, Ilyas mengaku bahwa pihaknya seringkali kecolongan dengan hilangnya buoy yang  dicuri oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab.

Baca juga : BPPT Sukses Pasang Buoy Tsunami di Selat Bali

Padahal, buoy itu sendiri menurutnya sangat penting keberadaaanya bagi masyarakat Bali untuk mengantisipasi ancaman bencana tsunami di Bali.

"InaBuoy merupakan tugas khusus dari Presiden RI kepada BPPT untuk melaksanakan inovasi teknologi deteksi dini tsunami. Program tersebut merupakan program kebencanaan berskala nasional, tepatnya sejak bencana tsunami yang berturut-turut terjadi di Kota Palu, Sulawesi Tengah serta Pandeglang, Banten pada Tahun 2018 lalu," terang Ilyas.
 
Pemerintah sejak 2006 telah melaksanakan pengembangan sistem peringatan dini tsunami di Indonesia dengan target pemasangan InaBuoy di 23 lokasi di Indonesia. Namun, jumlah tersebut tidak pernah tercapai karena sebagian besar Buoy yang terpasang menjadi korban vandalisme, sehingga tidak dapat difungsikan dengan baik.
 
Ilyas menambahkan bahwa pada tanggal 12 April 2021, BPPT telah melakukan pemasangan InaBuoy di selatan Bali untuk kedua kalinya. Setelah sebelumnya BPPT melakukan deploy pada tahun 2019. Dan pada 6 Mei 2021, InaBuoy Selatan Bali tidak terdeteksi oleh sistem penerima data yang ada di BPPT dan dinyatakan hilang.
 
"Kejadian tersebut sangat kami sayangkan, karena walau telah disematkan teknologi GPS (Global Positioning System), Buoy tidak dapat kami retrieve kembali, karena InaBuoy tidak mengirimkan sinyal ke Pusat Data Observasi Tsunami di Jakarta," imbuhnya.
 
Ilyas menyadari bahwa dalam berinovasi untuk mewujudkan teknologi alat deteksi dini tsunami yang handal tidak bisa sendirian. Namun membutuhkan peran serta semua pihak, baik dari masyarakat, nelayan, pelaku usaha perikanan tangkap, hingga koordinasi dengan pemerintah daerah untuk bersama-sama menjaga InaBuoy yang manfaatnya sangat besar bagi masyarakat Bali.
 
Sosialisasi InaBuoy di Bali diadakan dengan tujuan mensinergikan seluruh pihak dalam melestarikan operasionalisasi dan keberadaan InaBuoy Selatan Bali yang akan segera di-deploy kembali oleh BPPT.

Dukungan untuk menjaga InaBuoy juga disampaikan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Bali I Made Sudarsana. Made berterima kasih kepada BPPT karena telah menjadikan Bali sebagai salah satu lokasi deploy InaBuoy.
 
Made menjelaskan dari sembilan kota/kabupaten di Provinsi Bali, hanya satu yang tidak memiliki daerah pesisir. Dan kehadiran InaBuoy di Bali menjadi penting dan strategis, terutama dalam upaya mitigasi bencana tsunami.
 
"Kalau alat ini rusak, peringatan dini bisa tidak berjalan, sirene bisa tidak berbunyi sebagai tanda peringatan terjadinya tsunami. Tugas kita bersama untuk menjaga InaBuoy. Sehingga alat ini dapat mengirimkan data lebih cepat ke BMKG dan masyarakat Bali memiliki kesempatan waktu lebih panjang untuk evakuasi ke shelter tsunami yang telah disediakan," imbuhnya.

Baca juga : Senjata Tradisional Bali, Tersimpan Filosofi Menarik di Dalamnya

Senada dengan Kepala DKP Provinsi Bali, Yogi Darmawan selaku perwakilan dari Pangkalan PSDKP Benoa mengatakan sosialisasi ini sangat penting. Terlebih untuk para pelaku usaha perikanan tangkap yang jalur berlayarnya melalui lokasi deployment InaBuoy ini.
 
"Dengan dilibatkannya para pelaku usaha perikanan tangkap merupakan langkah yang tepat dalam upaya memperkuat mitigasi bencana tsunami di Bali, karena kapal-kapal merekalah yang akan sering berjumpa dengan InaBuoy BPPT," terangnya.
 
Yogi bahkan mengusulkan kedepannya kapal penumpang turut dilibatkan dalam sosialisasi InaBuoy. Menurutnya, keberadaan shelter akan menjadi kurang manfaatnya bila tidak disertai dengan peringatan dini yang baik. (N-1)

 

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya