Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Penyediaan Uang Tunai Pecahan di Tasikmalaya Turun

Kristiadi
08/5/2021 09:15
Penyediaan Uang Tunai Pecahan di Tasikmalaya Turun
Ilustrasi(ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas)

BANK Indonesia perwakilan Tasikmalaya, Jawa Barat menyediakan uang tunai berbagai pecahan mencapai Rp2,1 triliun diperuntukan bagi warga di Priangan Timur dalam menghadapi lebaran Idul Fitri 1442 Hijriah.
 
Deputi Kepala Bank Indonesia Perwakilan Tasikmalaya, Nurtjipto mengatakan jelang lebaran BI setiap tahun menyediakan berbagai uang tunai jelang lebaran dan berdasarkan pengajuan yang disampaikan seluruh bank anggota himbara kebutuhan itu disiapkannya sebesar Rp2,1 triliun untuk masyarakat.

"Angka proyeksi dari setiap bank, kami rekap kebutuhan uang pecahan bagi masyarakat di Priangan Timur sudah disiapkan dan nilainya besar. Kami bersama lembaganya selama ini terus melakukan rapat koordinasi penetapan uang yang dibutuhkan dan selama satu bulan jelang datangnya Ramadan," kata Nurtjipto, Sabtu (8/5).

Ia mengatakan tingginya angka kebutuhan masyarakat terhadap uang tunai berbagai pecahan jelang Idul Fitri bukan hal baru karena setiap tahun selalu dilakukan. Kebutuhan uang tunai berdasarkan angka kebutuhan tiap bank akan disesuaikan dengan angka transaksi selama tiga tahun terakhir.

"Kami mendapatkan rekapan dari setiap bank mulai pecahan paling besar hingga logam terkecil berapa yang keluar pasti tahu. Di tahun ini memang ada penurunan dibandingkan tahun lalu. Tahun lalu di angka Rp2,8 triliun disebabkan adanya beberapa faktor yang ikut mempengaruhinya," ujarnya.

baca juga: Penukaran Uang

Menurutnya, berdasarkan data di lapangan adanya beberapa faktor pendukung penurunan uang tunai jelang lebaran pada tahun ini karena turunnya penghasilan masyarakat, sehingga berpotensi mengurangi minat kebutuhan uang tunai. Kedua, tidak adanya mobilisasi pemudik tahunan yang berlangsung saat lebaran tiba. Artinya buat apa membawa uang banyak kalau tidak bisa pulang pada momen liburan. Ketiga masa libur ASN lebih pendek dibanding tahun sebelumnya.

"Masa liburan panjang bakal semakin banyak uang yang ditarik. Sebaliknya semakin pendek liburan seperti tahun ini, uang yang ditarik pun sedikit. Dan itu sangat berpengaruh terhadap kebutuhan uang tunai masyarakat," paparnya. (OL-3)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya