Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Kemenhub Uji Coba Pesawat Apung di Bali

Insi Nantika Jelita
30/4/2021 02:20
Kemenhub Uji Coba Pesawat Apung di Bali
Ilustrasi(AFP)

KEMENTERIAN Perhubungan (Kemenhub) melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan (Balitbanghub) mengadakan uji operasional seaplane atau pesawat apung dengan rute Bali menuju Gili Iyang pada Senin (26/4). Hal ini sebagai upaya mendukung pariwisata di Pulau Dewata.

Selain uji operasional pesawat apung, Balitbanghub juga merencanakan pembangunan bandar udara perairan sebagai tempat lepas landas (take off) dan pendaratan (landing) dari pesawat apung tersebut.

"Kami optimis bahwa seaplane ini menjadi terobosan yang positif untuk turut memajukan pariwisata Indonesia, meningkatkan perekonomian juga layanan penghubung atau konektivitas antar pulau,” ungkap Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Umar Aris dalam keterangannya, Kamis (29/4).

Umar mengatakan, uji coba pesawat apung itu telah melalui serangkaian proses penelitan dan pengembangan yang memperhitungkan secara cermat berbagai aspek mulai dari aspek teknis dan keselamatan.

Kemenhub menjelaskan, pesawat apung merupakan pesawat udara yang dapat mendarat di bandar udara daratan (land aerodrome) serta bandar udara perairan (water aerodrome). Seaplane yang diujikan dalam uji operasional ini adalah jenis Cessna Caravan Amfibi 208A yang saat ini beroperasi di Indonesia.

Dikemudikan oleh pilot Captain Yopi Priherda, pesawat ini disebut dianggap cocok oleh Kemenhub untuk digunakan pada perairan di Indonesia. Hal ini berdasarkan pengamatan dan analisis yang dilakukan oleh Balitbanghub terkait kedalaman perairan, ketinggian gelombang, serta kekuatan arus.

Gili Iyang menjadi lokasi pertama yang dipilih dalam uji operasi ini. Pulau ini terletak di sebelah timur Pulau Madura dan secara administratif termasuk wilayah Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.

Menurut Bupati Sumenep Achmad Fauzi , Gili Iyang menjadi salah satu lokasi yang potensial karena dikenal sebagai pulau dengan kadar oksigen tinggi yang menjadi daya tarik utama bagi wisawatan.

“Selain melayani kebutuhan wisata, seaplane ini diharapkan dapat juga melayani kebutuhan masyarakat sebagai sarana transportasi. Dari hasil uji coba ini kami sangat menyambut baik dan akan mendukung sebaik mungkin untuk implementasi ke depannya,” ujar Fauzi.

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Transportasi Udara Novyanto Widadi menyatakan bahwa pesawat apung juga dapat digunakan untuk kepentingan search and rescue (SAR) dan patrol laut. Tapi, kini semakin banyak juga pesawat apung yang digunakan untuk transportasi wisata di wilayah perairan luas.

“Harapannya setelah pandemi ini berlalu, adanya seaplane dan bandar udara perairan di Gili Iyang bisa meningkatkan kemajuan wisata di sana,” tuturnya.

Selain Gili Iyang, Balitbanghub merencanakan pembuatan bandara perairan dan pengoperasian seaplane di daerah lainnya di Indonesia.

Lokasi yang direncanakan meliputi Danau Toba-Sumatera Utara, Pulau Senua-Kepulauan Riau, Derawan Berau, Kalimantan Timur, Gili Trawangan di Lombok Utara (NTB), Labuan Bajo Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Bunaken Manado-Sulawesi Utara, Wakatobi di Sulawesi Tenggara, Pulau Widi Halmahera Selatan-Maluku Utara dan Raja Ampat-Papua Barat. (OL-8)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus
Berita Lainnya