Headline

DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Pariwisata Bali Redup, Bisnis Produk Kecantikan Tetap Tumbuh

Mediaindonesia.com
28/4/2021 21:44
Pariwisata Bali Redup, Bisnis Produk Kecantikan Tetap Tumbuh
Wisatawan lokal menikmati suasana di Pantai Sanur, Denpasar, Bali, Senin (15/3). Sejak jumlah wisatawan ke Bali menurun drastis.( ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo)

DENYUT perekonomian Bali sangat tergantung sektor pariwisata dan telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Pulau Dewata. Namun, adanya pandemi Covid-19 serta pembatasan mobilitas orang berwisata membuat perekonomian Bali terpukul, tak hanya pariwisata hampir seluruh sektor terkena imbasnya.

Namun bisnis produk kecantikan di Bali justru permintaannya terus bertumbuh, terbatasnya kegiatan masyarakat di rumah membuat lebih banyak waktu luang untuk melakukan perawatan kulit dan wajah.

Apalagi sudah kodratnya bahwa wanita ingin selalu tampil cantik dan menarik dalam situasi pandemi sekalipun, sehingga kendati keadaan sulit pun alokasi untuk biaya kecantikan masih tetap ada.

Ayu Diah, Owner Ayaka Beauty Care Studio menyebut walaupun pandemi dan pariwisata sedang lesu permintaan akan produk perawatan kecantikan terus menanjak.

Apalagi saat ini pemberlakuan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) mikro perlahan mulai dilonggarkan, sehingga wanita mulai berani untuk datang ke salon-salon kecantikan untuk melakukan perawatan wajah dan kulit.

“Walaupun pandemi mereka tetap membeli produk, karena mereka tidak mau kelihatan jelek. Bedanya sekarang banyak klien ingin diberi diskon pandemi untuk perawatan,” ujar Ayu Diah dalam keterangan pers, Rabu (28/4).

Ayu menyebut jumlah klien justru menanjak 50% ketimbang hari biasa selama pandemi ini. Oleh karena itu, ia memperketat manajemen trafik dan protokol kesehatan.

Selain itu, ia juga menghentikan sementara layanan home care dan hanya melayani pelanggan yang datang langsung dengan protokol kesehatan super ketat.

“Klien datang satu langsung ganti sprai dan ganti semuanya, jadi tidak bisa dipakai untuk 2-3 pelanggan ini karena protokol kesehatannya harus seperti itu,” lanjutnya.

Dengan protokol kesehatan tersebut tentu saja Ayu menggelontorkan investasi lebih, selain untuk protokol kesehatan, investasi juga dilakukan untuk menambah pelayanan dan treatment.

Ia menyebut kendati memberikan diskon layanan, namun margin yang didapat masih cukup untuk melakukan ekspansi. Pada tahun ini, ia pun ingin memperluas layanan.

“Tahun ini saya mau buka yang lebih besar untuk menjangkau pasar yang lebih besar juga karena rerata klinik kecantikan kan mahal, sedangkan Ayaka ini cukup terjangkau sehingga masyarakat kelas menengah  ke bawah juga bisa cantik,” tambahnya.

Menurut Ayu, semua segmen usia dapat menjangkau layanan yang diberikan Ayaka Beauty Care Studio mulai dari remaja usia 12 tahun hingga usia 50 tahun-an.

"Apalagi layanan yang diberikan juga sangat lengkap tidak hanya fokus di kulit saja, namun juga ada mulai dari rambut, body sampai perawatan kuku juga ada tentunya sesuai dengan standar pelatihan M-Beauty Academy yang sudah dijalaninya," tuturnya. (RO/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya