Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Bencana Hidrometeorologi Masih Intai Kota Sukabumi

Benny Bastiandy
02/3/2021 20:35
Bencana Hidrometeorologi Masih Intai Kota Sukabumi
Bencana tanah bergerak.(DOK MI)

HINGGA saat ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi, Jawa Barat. BPBD terus mengingatkan masyarakat terhadap potensi bencana hidrometeorologi. Pasalnya, hujan diprediksi masih terjadi.

"Pada prinsipnya, kami selalu mengingatkan masyarakat melalui kegiatan sosialisasi maupun pada setiap kesempatan agar selalu waspada dengan
potensi bencana," ungkap Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Sukabumi, Zulkarnain Barhami, Selasa (2/3).

Ia menjelaskan memasuki awal 2021 curah hujan relatif masih cukup tinggi. Akibatnya, potensi kebencanaan pun masih bisa terjadi.

Lebih jauh dijelaskan Zulkarnain, sepanjang Februari 2021 terjadi delapan bencana hidrometeorologi di Kota Sukabumi yang menimbulkan kerugian mencapai Rp192 juta. Rincian 8 kejadian bencana itu terdiri dari tanah longsor sebanyak 3 kali, cuaca ekstrem sebanyak 3 kali, dan kebakaran permukiman sebanyak 2 kali.

Tanah longsor terjadi di Kelurahan Sindangpalay di Kecamatan Cibeureum, Kelurahan Karangtengah di Kecamatan Gunungpuyuh, serta Kelurahan Cisarua di Kecamatan Cikole. Sementara cuaca ekstrem terjadi di Kelurahan Situmekar dan Lembursitu di Kecamatan Lembursitu serta di Kelurahan Karamat.

"Sedangkan dua kali kebakaran permukiman terjadi di Kelurahan Karangtengah di Kecamatan Gunungpuyuh dan di Kelurahan Selabatu di Kecamatan Cikole," ungkapnya.

Zulkarnain menyebutkan pada kondisi sekarang, cuaca ekstrem pun diwaspadai BPBD bisa terjadi. Pasalnya, intensitas curah hujan saat ini kerap disertai angin kencang.

"Kategori cuaca ekstrem itu di antaranya kondisi yang ditengarai angin sekitar lebih dari 45 kikometer per jam dan suhu di atas 35 derajat celcius serta kurang dari 17 derajat celcius dengan kelembapan udara sekitar 40 persen. Hal ini berdampak pada potensi tumbangnya pohon, tiang, atau baligo," jelas Zulkarnain. (OL-15)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya