Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

BI NTT Dorong Warga Transaksi Melalui QRIS

Palce Amalo
26/2/2021 04:15
BI NTT Dorong Warga Transaksi Melalui QRIS
Ilustrasi(Antara/Adiwinata Solihin)

BANK Indonesia Kantor Perwakilan (KP) Nusa Tenggara Timur (NTT) mendorong masyarakat berpindah ke transaksi digital mengunakan Quick Response Indonesia Standard (QRIS) demi mencegah potensi penyebaran virus covid-19 melalui uang tunai.

Per 19 Februari 2021, sebanyak 32.443 pedagang di NTT sudah terdaftar dan menggunakan QRIS dan 1.889 pedagang di antaranya berlokasi di Manggarai Barat. Sedangkan di seluruh Indonesia, sebanyak 6,3 juta  pedagang telah mengunakan QRIS.

Potensi peningkatan jumlah pedagang yang menggunakan QRIS masih cukup besar jika dilihat dari total jumlah pedagang pasar dan UMKM di NTT. Untuk itu, Bank Indonesia telah menargetkan 12 juta pedagang di seluruh Indonesia mengunakan QRIS pada 2021.

"Mari kita sukseskan program nasional menuju 12 juta merchant QRIS se-nusantara," Kepala Perwakilan Bank Indonesia NTT, I Nyoman Ariawan Atmaja dalam Seminar Edukasi Bank Indonesia QRIS yang digelar secara virtual di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Kamis (25/2).

Menurutnya, inovasi di area sistem pembayaran tersebut dapat menghubungkan dengan mudah transaksi antar aplikasi bank atau non-bank, termasuk bank-bank di daerah, serta pembayaran oleh turis mancanegara. Selain itu, QRIS juga dapat mendorong kemajuan sektor perdagangan khususnya di pasar tradisional dan UMKM serta mempercepat akses keuangan bagi pelaku usaha sehingga memperluas inklusi ekonomi dan keuangan.

"Di situasi pandemi Covid-19 yang masih kita alami saat ini, kebutuhan untuk digitalisasi semakin meningkat dan mau tidak mau, kita mulai terbiasa menggunakan teknologi," tambahnya.

Saat ini, pengguna terbanyak QRIS di NTT terdapat di Kota Kupang 10.472 merchant dan Manggarai Barat 1.746 merchant. Selain itu, pada 2019, transaksi uang elektronik sebesar Rp145,2 triliun, tetapi pada 2020 naik mencapai Rp204,9 triliun. Penaikan juga terjadi pada transaksi e-comerce yakni naik dari Rp205,5 trilun pada 2019 menjadi Rp266,2 triliun pada 2020.

Kepala Unit Implementasi Kebijakan Sistem Pembayaran Pembayaran (SP) dan Pengawasan Sistem Pembayaran Uang Rupiah (SP-PUR) Kantor Perwakilan BI NTT, Ni Luh Putu Sri Sandhi mengatakan QRIS sangat bermanfaat bagi Labuan Bajo sebagai destinasi super prioritas. "Dengan transaksi nontunai ini akan meningakatkan citra Labuan Bajo sebagai destinasi wisata yang lebih moderen dan nyaman," ujarnya. (OL-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya