Dibantu Modal, Omzet Pedagang di Kupang Meningkat Selama Pandemi

Palce Amalo
24/2/2021 07:02
Dibantu Modal, Omzet Pedagang di Kupang Meningkat Selama Pandemi
Communication Head PT Bank BTPN Syariah Tbk Ainul Yaqin bertemu nasabah inspiratif di Desa Tablolong, Kecamatan Kupang Barat, Kab Kupang.(MI/Palce Amalo)

PANDEMI covid-19 membuat membuat pelaku usaha mengalami penurunan omzet, bahkan berhenti operasi. Namun, hal itu tidak berlaku bagi pedagang di Desa Tablolong, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Omzet pedagang di perkampungan di ujung selatan Pulau Timor itu malah melonjak selama pandemi covid-19.

Lonjakan omzet tidak lepas dari peran PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk. (BPTN Syariah) yang  menyuntikan modal usaha bagi pedagang.

Di antaranya Agustina Markus, salah satu warga setempat yang kini menyandang predikat sebagai nasabah inpiratif bank yang fokus melayani dan memberdayakan masyarakat berpenghasilan rendah tersebut. Agustina mengawali usahanya dengan membuka warung makanan ringan pada September 2015 setelah menerima modal usaha sebesar Rp5 juta dari BPTN Syariah  dengan omzet Rp3 juta per bulan.

Selanjutnya pada Agustus 2020, saat pandemi covid-19, BPTN menambah lagi modal usaha sebesar Rp50 juta. Dengan dana sebesar itu, Agustina bersama suaminya mulai merambah usaha lain yakni menjadi distributor ikan dan budidaya rumput laut. Sejak itu, usaha Agustina terus berkembang. Sekarang dalam sebulan, omzet dari usahanya mencapai Rp108 juta per bulan. Ia bahkan membelil mobil pikap dan memperjakan empat karyawan.

"Karena ibu Agustina pula, desa ini menjadi salah satu tempat peduli BPTN Syariah, kami berikan bantuan perahu untuk pengangkutan rumput laut," kata Communication Head PT Bank BTPN Syariah Tbk Ainul Yaqin kepada wartawan di sela-sela kegiatan Kitchen Tour Nasabah Inspiratif,  Rabu (24/2).

Tidak hanya Agustina, di perkampungan itu terdapat sedikitnya 17 perempuan yang diberikan bantuan modal dari BPTN Syariah yang rata-rata usaha mereka telah berkembang dengan baik antara lain sebagai pedagang ikan, kios, dan kerajinan tenun. Seperti Mince Ollo dengan modal awal Rp750 ribu sejak 2020, kini omzet dari usaha tenun dan produk kerajinan tenun yang ditekuninya telah mencapai Rp2,5 juta per bulan.

Menurut Ainun, BTPN Syariah memberikan pembiayaan prasejahtera produktif kepada kelompok perempuan tanpa jaminan. Tujuan pembiayaan berkelompok untuk membangun empat karakter pada diri nasabah, yaitu Berani berusaha, Disiplin, Kerjasama dan Saling Bantu (BDKS) yang diharapkan perilaku tersebut dapat menyebar sehingga tercapai tatanan masyarakat yang memiliki kekuatan secara ekonomi di suatu daerah.

"Kita bangun sifat gotong-royong Indonesia dari hal-hal seperti ini, jika ada yang sakit, anggota yang lain siap membantu cicilannya. Jadi saling bantu itu adalah salah satu cara untuk merekatkan kelompok masyarakat," ujarnya.

Kepala Pembiayaan BTPN Syariah Area Sumbawa dan Kupang, Nurhaidah menyebutkan pembiayaan ini diberikan sebagai modal usaha khusus kepada ibu-ibu prasejahtera yang  ada di perdesaan atau pinggiran kota di berbagai daerah di Indonesia untuk memulai usaha atau meningkatkan usaha mikronya.

Tidak hanya memberikan akses keuangan dan modal usaha, Tepat Pembiayaan Syariah juga mengupayakan pemberdayaan melalui pelatihan dan  pendampingan yang berkala di bidang pengetahuan keuangan, kewirausahaan dan kesehatan. Untuk itu, BPTN Syariah menyiapkan satu petugas lapangan yang berkunjung tiap dua minggu ke nasabah.

Di sana, ia akan melakukan pemberdayaan  kepada nasabah yang disebut sebagai pembekalan daya. Pandemi seperti saat ini, selain pembekalan, petugas juga memberikan edukasi mengenai protokol kesehatan atau cara-cara mencegah penyebaran covid-19 yang benar.  

"Pemberdayaan penting agar nasabah punya kemampuan mengembangkan usaha mereka," katanya.

baca juga: Kemenkumham Wilayah Babel Siap Wujudkan Wilayah Bebas Korupsi

Dia menambahkan, bisnis model tersebut sudah berjalan selama 10 tahun, dan ternyata efektif meningkatkan omzet usaha masyarkat, bahkan saat pendemi covid-19. Di NTT, total nasabah untuk sebanyak 11.768 orang dan anggaran yang dikucurkan per Desember 2020 sebesra Rp27 miliar. Sedangkan secara nasional, nasabah yang terdaftar sebanyak 3,95 juta dengan penyaluran anggaran Rp9,5 triliun per Desember 2020. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya