Headline

Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.

Status Gunung Lewotobi Laki-Laki Naik Menjadi Awas, Masyarakat Diminta Waspadai Erupsi Eksplosif

Alexander P Taum
16/8/2025 19:32
Status Gunung Lewotobi Laki-Laki Naik Menjadi Awas, Masyarakat Diminta Waspadai Erupsi Eksplosif
Gunung Lewotobi Laki-laki di NTT.(Dok. Antara)

AKTIVITAS vulkanik gunung berapi Lewotobi Laki-laki yang berada di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali meningkat pada Jumat, 16 Agustus 2025.  Otoritas setempat pun mengumumkan kenaikan status dari Level III (Siaga) menjadi Level Awas atau IV. Sebelumnya, status gunung dengan ketinggian 1584 mdpl itu, sempat diturunkan dari level IV ke level III.

Petugas Gunung Api Lewotobi Laki-laki, Herman Yosef Tobi kepada Media Indonesia, Jumat pukul 08.34 WITA mengungkapkan bahwa data Deformasi (Tilt meter ) menunjukan adanya peningkatan yang signifikan.

Kondisi ini, kata dia, berpotensi terjadi letusan eksplosif. Sementara itu Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat sejumlah data kegempaan  dari tanggal 8-15 Agustus 2025.

"Terjadi tujuh kali gempa Letusan, empat kali gempa  Guguran, 43 kali Gempa Hembusan, tiga kali gempa Tremor Harmonik," ungkap Muhammad Wafid dalam keterangan resminya kepada Media Indonesia.

Selain itu, kata dia, terjadi 215 kali Gempa Tremor  Non-Harmonik, 43 kali Gempa Low Frequency, 24 kali Gempa Vulkanik Dalam, 6 kali Tektonik  Lokal, dan 61 kali Gempa Tektonik Jauh.

Wafid mengungkapkan, data kegempaan menunjukkan peningkatan bertahap di kedalaman dangkal. Hal ini terlihat dari  naiknya aktivitas gempa tremor non-harmonik. Lanjutnya, erupsi terakhir  yang terjadi pada 9 Agustus 2025,  dan hingga laporan ini dibuat belum ada erupsi susulan.

"Kondisi ini mengindikasikan adanya tekanan yang tertahan di dalam gunung, yang jika tekanannya tinggi dapat memicu erupsi eksplosif."

Berdasarkan catatan sebelumnya, kata dia, erupsi eksplosif biasanya diawali oleh peningkatan aktivitas dalam waktu singkat.

"Karena itu, perlu diwaspadai jika terjadi kenaikan gempa vulkanik dalam dan tremor non-harmonik, karena hal ini bisa menjadi tanda tekanan gas yang sangat tinggi di dalam gunung, meskipun data kegempaan belum menunjukkan lonjakan besar," ujar Wafid.

Wafid menyebut, dalam seminggu terakhir, pemantauan deformasi dengan tiltmeter menunjukkan pengembungan yang cukup besar pada tubuh gunung, yang berpotensi memicu erupsi  eksplosif. Sementara itu, data GNSS mulai memperlihatkan kenaikan dari rata-rata posisi  vertikalnya, menandakan suplai magma dari kedalaman perlahan bergerak menuju bagian yang lebih dangkal.

Secara visual, saat ini gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut dengan intensitas sedang.

Teramati asap kawah utama berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis, sedang hingga tebal tinggi sekitar 50-1000 meter dari puncak. Sementara  itu cuaca cerah hingga berawan, angin lemah hingga sedang ke arah utara, timur laut, barat daya, barat dan barat laut. Suhu udara sekitar 15-32°C. Terjadi  letusan dengan tinggi 800-900 meter dari puncak, kolom abu letusan berwarna kelabu.  

Terjadi guguran, namun secara visual, jarak dan arah luncuran tidak teramati. "Karena aktivitasnya naik menjadi Level IV (AWAS) Terhitung tanggal 16 Agustus 2025 pukul 08.00 maka kami imbau masyarakat dan wisatawan untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius enam kilometer dan sektoral barat daya - timur laut tujuh kilometer dari pusat erupsi," kata Wafid.

Ia berharap masyarakat tetap tenang dan mengikuti arahan dari pemerintah daerah. Masyarakat juga diminta untuk tidak mempercayai informasi yang tidak jelas sumbernya.  (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya