Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
Dalam waktu dua bulan terakhir terjadi 22 kali bencana di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Tanah longsor dan pergerakan tanah masih mendominasi.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Cianjur, Mochammad Irfan Sofyan, menyebutkan masih relatif tingginya intensitas curah hujan mengakibatkan potensi bencana hidrometeorologi pun meningkat. Pada Januari terjadi 15 kali bencana dan Februari hingga pertengahan sebanyak 7 kali.
"Kalau melihat data, tanah longsor dan pergerakan tanah cukup banyak terjadi selama Januari hingga Februari," kata Irfan kepada Media Indonesia, Kamis (18/2).
Baca juga: Tanah Gerak Bermunculan di Kota Batu-Kabupaten Malang
Rinciannya, dari 15 kali bencana pada Januari, sebanyak 10 kali merupakan pergerakan tanah dan longsor, 3 kali sebanyak angin puting beliung, 1 kali banjir, dan 1 kali cuaca ekstrem. Sedangkan pada Februari, dari 7 kali bencana, sebanyak 5 kali pergerakan tanah dan longsor, 1 kali banjir, dan 1 kali angin puting beliung.
"Sejauh ini memang curah hujan masih cukup tinggi," ungkapnya.
Berbagai kejadian bencana itu sebanyak 132 jiwa harus mengungsi ke tempat lebih aman. Rinciannya, pada Januari terdapat sebanyak 18 kepala keluarga atau 48 jiwa dan pada Februari terdapat sebanyak 21 kepala keluarga atau sebanyak 84 jiwa.
"Bencana yang terjadi pada Januari terdapat 2 orang yang mengalami luka ringan," tuturnya.
Selain itu terdapat juga sebanyak 44 kepala keluarga atau sebanyak 154 jiwa yang terdampak. Rinciannya, pada Januari terdapat sebanyak 18 KK atau 48 jiwa dan pada Februari sebanyak 26 KK atau 106 jiwa.
"Kami terus mengimbau masyarakat meningkatkan kesiapsiagaan kebencanaan karena diprediksi hujan masih akan terjadi selama Februari," imbuhnya.
Para relawan tangguh bencana (Retana) pun dipersiapkan selalu bersiaga 24 jam setiap harinya. Keberadaan Retana yang berjumlah sebanyak 1.800 orang, tersebar di 360 desa dan kelurahan di 32 kecamatan.
"Mereka (Retana) merupakan garda terdepan saat terjadi bencana," pungkasnya. (H-3)
Selain antisipasi sewaktu-waktu terjadi gangguan pasokan, juga mengantisipasi potensi kekeringan bersamaan kemungkinan terjadi kemarau.
Keterangan yang bersangkutan sangat penting karena pengadaan PJU tersebut terjadi di masa Dadan Ginanjar masih menjabat sebagai Kepala Dinas Perhubungan.
Ciri-cirinya, warna padi berubah menguning dan mulai mengering sebelum waktunya.
Jambore Koperasi dan UMKM Expo BMC 2025 merupakan wujud komitmen pemerintah daerah mendukung pertumbuhan dan pemberdayaan koperasi serta UMKM.
Jenis BPTHB-nya meliputi pembayaran pokok pajak jual beli, tukar menukar, hibah, hibah wasiat, waris, dan hadiah.
IGO merupakan olimpiade internasional tahunan yang mewadahi karya ilmiah siswa di berbagai bidang seperti environment, engineering, energy, robotics, science, dan art.
Ravidho Ramadhan menempuh program Doktoral di Program Studi Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UGM itu menjadi doktor termuda
BRIN melalui Pusat Riset Geoinformatika bersama PT. Urban Spasial Indonesia mengembangkan pemanfaatan teknologi Light Decection and Ranging (LiDAR) untuk pemetaan kebencanaan.
Bencana hidrometeorologi merupakan peristiwa yang disebabkan oleh proses atmosfer, hidrologi, atau oseanografi, seperti banjir, angin topan, badai, gelombang badai, dan hujan deras.
Masyarakat yang mudik di periode ini diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan memperoleh informasi terkait peta bencana.
BNPB menyampaikan peringatan dini agar masyarakat mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi berupa banjir, tanah longsor dan gelombang tinggi di kawasan Jawa
Sejumlah bencana hidrometeorologi terjadi di Jawa Tengah karena cuaca ekstrem.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved