Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Dalam 2 Bulan, 22 Kali Bencana Hidrometeorologi Terjang Cianjur

Benny Bastiandy, Budi Kansil
18/2/2021 14:00
Dalam 2 Bulan, 22 Kali Bencana Hidrometeorologi Terjang Cianjur
Tebing di Tanjakan Mala atau dikenal Tebing Hijau yang longsor di Kampung Cibodas, Kecamatan Naringgul, Kabupaten Cianjur, Rabu (17/2).(MI/Benny Bastiandy)

Dalam waktu dua bulan terakhir terjadi 22 kali bencana di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Tanah longsor dan pergerakan tanah masih mendominasi.

Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Cianjur, Mochammad Irfan Sofyan, menyebutkan masih relatif tingginya intensitas curah hujan mengakibatkan potensi bencana hidrometeorologi pun meningkat. Pada Januari terjadi 15 kali bencana dan Februari hingga pertengahan sebanyak 7 kali.

"Kalau melihat data, tanah longsor dan pergerakan tanah cukup banyak terjadi selama Januari hingga Februari," kata Irfan kepada Media Indonesia, Kamis (18/2).

Baca juga: Tanah Gerak Bermunculan di Kota Batu-Kabupaten Malang

Rinciannya, dari 15 kali bencana pada Januari, sebanyak 10 kali merupakan pergerakan tanah dan longsor, 3 kali sebanyak angin puting beliung, 1 kali banjir, dan 1 kali cuaca ekstrem. Sedangkan pada Februari, dari 7 kali bencana, sebanyak 5 kali pergerakan tanah dan longsor, 1 kali banjir, dan 1 kali angin puting beliung.

"Sejauh ini memang curah hujan masih cukup tinggi," ungkapnya.

Berbagai kejadian bencana itu sebanyak 132 jiwa harus mengungsi ke tempat lebih aman. Rinciannya, pada Januari terdapat sebanyak 18 kepala keluarga atau 48 jiwa dan pada Februari terdapat sebanyak 21 kepala keluarga atau sebanyak 84 jiwa.

"Bencana yang terjadi pada Januari terdapat 2 orang yang mengalami luka ringan," tuturnya.

Selain itu terdapat juga sebanyak 44 kepala keluarga atau sebanyak 154 jiwa yang terdampak. Rinciannya, pada Januari terdapat sebanyak 18 KK atau 48 jiwa dan pada Februari sebanyak 26 KK atau 106 jiwa.

"Kami terus mengimbau masyarakat meningkatkan kesiapsiagaan kebencanaan karena diprediksi hujan masih akan terjadi selama Februari," imbuhnya.

Para relawan tangguh bencana (Retana) pun dipersiapkan selalu bersiaga 24 jam setiap harinya. Keberadaan Retana yang berjumlah sebanyak 1.800 orang, tersebar di 360 desa dan kelurahan di 32 kecamatan.

"Mereka (Retana) merupakan garda terdepan saat terjadi bencana," pungkasnya. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : HUMANIORA
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik