Headline
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan
BADAN Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Geoinformatika bersama PT Urban Spasial Indonesia mengembangkan dan menerapkan pemanfaatan teknologi Light Detection and Ranging (LiDAR) untuk pemetaan kebencanaan hidrometeorologi.
Kepala Pusat Riset Geoinformatika BRIN M. Rokhis Khomarudin menyatakan, kerja sama yang akan dilakukan terkait dengan pemetaan untuk membuat digital elevation model, terutama dengan teknologi LiDAR.
"Teknologi LiDAR adalah metode penginderaan jauh aktif menggunakan cahaya laser untuk mengukur jarak. Hasil keluarannya berupa data model permukaan digital resolusi tinggi," kata Rokhis dalam keterangan resmi, Rabu (7/8).
Baca juga : BRIN Kembangkan Teknologi LiDAR untuk Petakan Bencana Hidrometeorologi
Sedangkan bencana hidrometeorologi, lanjut Rokhis, merupakan peristiwa yang disebabkan oleh proses atmosfer, hidrologi, atau oseanografi, seperti banjir, angin topan, badai, gelombang badai, dan hujan deras. Bencana-bencana ini bisa menyebabkan kerusakan signifikan pada infrastruktur, kehilangan nyawa, dan degradasi lingkungan.
“Memahami dan memetakan peristiwa ini dengan akurat sangat penting untuk strategi manajemen bencana yang efektif dan efisien. Teknologi LiDAR memiliki potensi besar dalam meningkatkan manajemen bencana hidrometeorologi, khususnya dalam mendukung manajemen banjir pesisir,” kata Rokhis.
Rokhis mengungkapkan, ke depan, pihaknya punya kerja sama yang cukup besar dengan Kementerian PUPR terkait kegiatan monitoring banjir di Pantura Jawa. “Data LiDAR ini sangat penting untuk mengisi kekurangan data,” jelas Rokhis.
Baca juga : BNPB: Empat Warga Meninggal Dunia Akibat Banjir Bandang Kabupaten Dogiyai
Dikatakannya, resolusi spasial DEM Nasional yang tersedia saat ini paling tinggi masih di angka 8,25 meter. “Kalau kita menggunakan LiDAR, tentunya akan mendapatkan data resolusi spasial yang lebih tinggi. Sehingga, kita mampu memodelkan banjir lebih teliti,” ungkap Rokhis.
Dirinya berharap, riset ini akan berkembang dengan sangat baik. Karena, tidak hanya sekedar menggunakan UAV dan LiDAR untuk membuat digital elevation model, tetapi juga bisa dimanfaatkan untuk pemodelan spasial lainnya.
“Kegiatan riset yang dilakukan memerlukan kerja sama, terutama dengan kementerian/lembaga dan perusahaan-perusahaan swasta,” tegasnya.
Direktur Utama PT Urban Spasial Indonesia Ramadhan Adi Pratama mengungkapkan, Indonesia memiliki potensi sangat besar, dan penelitian adalah ujung tombak dari keberhasilan suatu negara.
“Saya berharap, mudah-mudahan kerja sama ini menjadi awal baik dalam penelitian dan pemanfaatan data geospasial untuk kebencanaan,” pungkasnya. (S-1)
Ravidho Ramadhan menempuh program Doktoral di Program Studi Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UGM itu menjadi doktor termuda
BRIN melalui Pusat Riset Geoinformatika bersama PT. Urban Spasial Indonesia mengembangkan pemanfaatan teknologi Light Decection and Ranging (LiDAR) untuk pemetaan kebencanaan.
Masyarakat yang mudik di periode ini diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan memperoleh informasi terkait peta bencana.
BNPB menyampaikan peringatan dini agar masyarakat mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi berupa banjir, tanah longsor dan gelombang tinggi di kawasan Jawa
Sejumlah bencana hidrometeorologi terjadi di Jawa Tengah karena cuaca ekstrem.
Prakiraan BMKG potensi cuaca ekstrem dalam tiga hari ke depan berpotensi melandai di Jabodetabek. Tapi masih ada potensi angin kencang di Banten
Banjir tengah melanda berbagai daerah di Indonesia, tidak terkecuali Jabodetabek. Hal itu menimbulkan dampak yang berbahaya bagi masyarakat, khususnya penyebaran penyakit leptospirosis.
Meskipun merupakan sebuah bencana, fenomena banjir tidak jarang dimanfaatkan oleh anak-anak untuk bermain air.
Sembilan Rukun Tetangga (RT) di Jakarta Barat dan Jakarta Utara masih terendam banjir hingga Rabu (9/7) pagi. Ketinggian air bervairasi, mulai 30 centimeter (cm) hingga satu meter.
Banjir setinggi hingga satu meter melanda 23 desa di 13 kecamatan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, sejak Senin malam (7/7), akibat curah hujan tinggi dan luapan sungai.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta melaporkan bahwa hingga Selasa sore (8/7), banjir masih menggenangi 29 Rukun Tetangga
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved