Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

BRIN Gandeng Swasta Garap Teknologi LiDAR untuk Petakan Bencana Hidrometeorologi

Atalya Puspa
07/8/2024 14:15
BRIN Gandeng Swasta Garap Teknologi LiDAR untuk Petakan Bencana Hidrometeorologi
Ilustrasi bencana Hidrometeorologi.(ANTARA)

BADAN Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Geoinformatika bersama PT Urban Spasial Indonesia mengembangkan dan menerapkan pemanfaatan teknologi Light Detection and Ranging (LiDAR) untuk pemetaan kebencanaan hidrometeorologi.

Kepala Pusat Riset Geoinformatika BRIN M. Rokhis Khomarudin menyatakan, kerja sama yang akan dilakukan terkait dengan pemetaan untuk membuat digital elevation model, terutama dengan teknologi LiDAR.

"Teknologi LiDAR adalah metode penginderaan jauh aktif menggunakan cahaya laser untuk mengukur jarak. Hasil keluarannya berupa data model permukaan digital resolusi tinggi," kata Rokhis dalam keterangan resmi, Rabu (7/8).

Baca juga : BRIN Kembangkan Teknologi LiDAR untuk Petakan Bencana Hidrometeorologi 

Sedangkan bencana hidrometeorologi, lanjut Rokhis, merupakan peristiwa yang disebabkan oleh proses atmosfer, hidrologi, atau oseanografi, seperti banjir, angin topan, badai, gelombang badai, dan hujan deras. Bencana-bencana ini bisa menyebabkan kerusakan signifikan pada infrastruktur, kehilangan nyawa, dan degradasi lingkungan.

“Memahami dan memetakan peristiwa ini dengan akurat sangat penting untuk strategi manajemen bencana yang efektif dan efisien. Teknologi LiDAR memiliki potensi besar dalam meningkatkan manajemen bencana hidrometeorologi, khususnya dalam mendukung manajemen banjir pesisir,” kata Rokhis.

Rokhis mengungkapkan, ke depan, pihaknya punya kerja sama yang cukup besar dengan Kementerian PUPR terkait kegiatan monitoring banjir di Pantura Jawa. “Data LiDAR ini sangat penting untuk mengisi kekurangan data,” jelas Rokhis.

Baca juga : BNPB: Empat Warga Meninggal Dunia Akibat Banjir Bandang Kabupaten Dogiyai

Dikatakannya, resolusi spasial DEM Nasional yang tersedia saat ini paling tinggi masih di angka 8,25 meter. “Kalau kita menggunakan LiDAR, tentunya akan mendapatkan data resolusi spasial yang lebih tinggi. Sehingga, kita mampu memodelkan banjir lebih teliti,” ungkap Rokhis.

Dirinya berharap, riset ini akan berkembang dengan sangat baik. Karena, tidak hanya sekedar menggunakan UAV dan LiDAR untuk membuat digital elevation model, tetapi juga bisa dimanfaatkan untuk pemodelan spasial lainnya.

“Kegiatan riset yang dilakukan memerlukan kerja sama, terutama dengan kementerian/lembaga dan perusahaan-perusahaan swasta,” tegasnya.

Direktur Utama PT Urban Spasial Indonesia Ramadhan Adi Pratama mengungkapkan, Indonesia memiliki potensi sangat besar, dan penelitian adalah ujung tombak dari keberhasilan suatu negara.

“Saya berharap, mudah-mudahan kerja sama ini menjadi awal baik dalam penelitian dan pemanfaatan data geospasial untuk kebencanaan,” pungkasnya. (S-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya