Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
MASA-masa pandemi Covid-19 menjadi saat yang tepat bagi produk sepatu lokal untuk unjuk gigi. Dengan kreativitas dan inovasi, produk sepatu lokal bisa beradaptasi.
"Pada masa pandemi ini, mereka yang konsisten dengan brandingnya serta menjaga kualitas produklah yang akan bertahan dan tumbuh," terang Mustangin, pemilik usaha produk sepatu Memories ketika ditemui di Yogyakarta, Minggu (7/2).
Ia konsisten dengan produk lokal sepatu kulit yang berkonsep batik, vintage, dan fashionable. Dengan konsistensi itu, sepatu produksinya bisa dikenal masyarakat dan bersaing dengan produk sejenis. Mustangin optimistis terhadap sepatu produksinya karena merupakan produk handmade dan memiliki keunukan karena mengaplikasikan motif batik di sepatu.
Menghadapi pandemi seperti saat ini, kata Mustangin, pengusaha harus mampu membuat terobosan-terobosan, misalnya dengan memberikan promo menarik.
"Salah satu konsep promo yang kami pilih adalah Design by Request. Konsumen diberi keleluasaan memilih konsep sepatu yang diinginkan, baik dari sisi keunikan motif batik, warna, hingga model," kata pria kelahiran Purworejo ini.
Layanan secara daring juga harus dioptimalkan. Konsumen bisa memilih bentuk maupun desain yang diinginkan secara daring. Konsumen diberi kemudahan berkonsultasi dengan para desainer Memories ini akan selalu dilayani 24 jam.
Ciri Batik
Mustangin menceritakan, motif batik yang diaplikasikan di sepatu produksinya. Ide itu lahir saat dirinya mengenyam berkuliah di Yogyakarta. Karya-karyanya banyak terinspirasi pada seni batik dan mempelajari secara detail, baik dari batik Yogyakarta, Solo, Pekalongan maupun batik Pantura. Mustangin tekun berusaha agar motif batik bisa dipadupadankan dengan produk sepatu.
Ia pun rajin melakukan riset pasar agar bisa terus berinovasi. Misalnya, hari ini, Minggu, dirinya datang ke Yogyakarta untuk ambil bahan bahan batik dan melihat kecenderungan yang disukai masyarakat saat ini. Usahanya berbuah hasil. Dari Purbalingga, produk sepatu batik kini sudah merambah ke berbagai penjuru, seperti Solo, Pekalongan, Semarang, Purbalingga hingga ke berbagai daerah di tanah air. Produk lokal ini bahkan digemari pembeli asal Kalimantan, Padang, Lombok hingga Batam.
Sebagai pelaku usaha, Mustangin berharap sepatu-sepatu karyanya bisa makin diakui di tengah persaingan dunia usaha. Produk lokal memiliki tantangan sendiri, terutama mengubah habit masyarakat agar mencintai produk dalam negeri.
"Pada masa pandemi saat ini, ia juga berharap, pemerintah bisa bersinergi dengan para pelaku usaha untuk pengembangan produk lokal yang berbasis kearifan lokal dan budaya bangsa," terang pria berusia 44 tahun ini.
baca juga: Pasar Sukawati Disulap Jadi Pusat Kerajinan Seni di Gianyar
Produk lokal yang berkualitas sudah semestinya didukung karena merupakan local pride yang sekaligus penggerak roda perekonomian bangsa.
"Identitas adalah kunci yang ditunjang kualitas yang bagus tentu lambat laun orang akan melirik produk kita," ujar Mustangin yang menjual produk sepatu batiknya mulai Rp150 ribu hingga Rp450 ribu, tergantung tipe, desain dan bahan. (OL-3)
PT Astra Agro Lestari mendorong peran pemuda dalam mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kawasan perkebunan kelapa sawit.
Lokapasar khusus produk rumah tangga dan gaya hidup atau home and living, Renos, menggelar Renos Fair 2025 berkolaborasi dengan Semasa Piknik.
SEGERA atasi tantangan struktural yang dihadapi perempuan agar mampu berperan aktif dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional.
PT Pertamina mendorong produk-produk ramah lingkungan besutan Namira Ecoprint untuk bisa menjelajahi pasar internasional melalui program UMK Academy 2025.
PT Pertamina berhasil meraih penghargaan tertinggi sebagai Pembina UMKM Paling Berdedikasi dalam ajang UMKM BUMN Award 2025.
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengajak para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk lebih memahami literasi keuangan dengan baik.
Di Kelompok Umur (KU) 12, SD Kanisius Duwet menjadi juara setelah menang atas MIS Al Islamiyah Grojogan.
Keberadaan Kopi Sleman pun diharapkan dapat semakin mendukung iklim pariwisata di kabupaten yang berada di kaki Gunung Merapi sisi Selatan.
DINAS Kesehatan Kota Yogyakarta menemukan satu kasus covid-19.
Sebanyak 351 penari terpilih dari Sabang sampai Merauke, kini memasuki masa karantina dan mengikuti latihan intensif untuk mempersiapkan pertunjukan Pagelaran Sabang Merauke.
GO Lucky Bike hanya tersedia untuk tamu Kotta GO Yogyakarta menjadikannya pengalaman eksklusif yang tak bisa Kottalites temukan di tempat lain.
Total ada 1.299 penggerobak sampah dan pasukan kuning DLH Kota Yogyakarta.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved