Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Selama Pandemi, Permintaan Peti Mati Naik 15 Kali Lipat

Lilik Darmawan
26/1/2021 16:15
Selama Pandemi, Permintaan Peti Mati Naik 15 Kali Lipat
Selama pandemi covid-19, permintaan peti mati meningkat 15 kali lipat dari biasanya.(MI/Tri Subarkah)

PERMINTAAN peti jenazah di Banyumas, Jawa Tengah dan sekitarnya mengalami peningkatan signifikan. Jika sebelum terjadi pandemi Covid-19, rata-rata peti terjual hanya 10-20 peti setiap bulan. Namun, kini melonjak hingga 150 peti setiap bulannya. Peningkatan permintaan tersebut dari rumah sakit (RS) yang ada di Banyumas dan sekitarnya.

Pemilik usaha peti jenazah di Purwokerto, Rinto Gunawan, mengatakan sejak November 2020, rata-rata permintaan peti jenazah mencapai 150 peti. "Permintaan datang dari RS-RS misalnya RSUD Margono Soekarjo, RSUD Banyumas, RSUD Ajinarang dan RS-RS swasta lainnya. Kemarin saja, kami mengirim lima peti jenazah ke RSUD Margono," jelasnya, Selasa (26/1).

Pihaknya, jelas Rinto, mendapat pasokan peti dari Jepara. Sesampai di Purwokerto, pihaknya melakukan pengecatan. Cat warnanya seragam yakni coklat. Setelah dicat, dilengkapi dengan plastik di dalamnya. "Kami juga membawakan plastik untuk menutup peti bagian luarnya. Memang peti jenazah yang dipesan RS-RS dipakai untuk pasien yang meninggal akibat Covid-19," katanya.

Rinto mengungkapkan setiap peti jenazah, harganya Rp1,6 juta. Pengerjaan pengecatan peti dan pemberian plastik hanya membutuhkan waktu 15 menit.
"Setiap hari, kami mampu merampungkan 20 peti jenazah. Selama pandemi, saya menambah karyawan untuk bekerja di sini. Jika sebelumnya hanya 14 orang, kini menjadi 20 pekerja. Mereka tidak hanya mengecat peti saja, tetapi juga membantu pemulasaraan jenazah," ujarnya.

Salah seorang pekerja, Yono, mengungkapkan bahwa dirinya tidak hanya mengecat atau menyiapkan peti jenazah ke RS, tetapi juga ikut memulasarakan jenazah. "Setiap bekerja, kami tertib memakai alat pelindung diri," katanya.

Secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyumas Sadiyanto mengatakan bahwa tingkat kematian akibat Covid-19 di Banyumas masih cukup tinggi. Dari Maret 2020 sampai sekarang, tercatat ada 336 pasien yang meninggal akibat Covid-19.

"Pada Januari juga masih tinggi. Hingga Selasa (26/1) tercatat 121 pasien. Hampir setiap hari ada pasien meninggal. Hanya dua hari di bulan Januari yang kosong tak ada kematian. Pada Desember kasus kemarin juga tinggi, mencapai 138 pasien," jelasnya.

Ia mengungkapkan prosesntase kematian di Banyumas masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan angka nasional. "Kalau angka nasional kisarannya 2,8%. Sedangkan untuk Banyumas, prosentase kematian mencapai 5,23%. Kami terus berusaha untuk menekan angka kematian," ujar dia. (OL-13)

Baca Juga: Ujaran Rasial, Bareskrim Cecar Ketua Projamin 25 Pertanyaan

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya