BMKG Perkirakan Penyebab Fenomena Aneh Gempa Majene

Atalya Puspa
16/1/2021 18:30
BMKG Perkirakan Penyebab Fenomena Aneh Gempa Majene
Rumah rusak di Majene pada 16 Januari 2021, sehari setelah gempa berkekuatan 6,2 skala Richter mengguncang pulau Sulawesi di Indonesia.(AFP/Aswan Aprianto)

BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menerangkan bahwa terdapat banyak kemungkinan penyebab dari fenomena rendahnya produksi gempa susulan (aftershocks) di Majene, Sulawesi Barat. Hal itu bisa disebabkan telah terjadi proses disipasi atau medan tegangan di zona gempa sudah habis sehingga kondisi tektonik kemudian menjadi stabil dan kembali normal.

Itu disampaikan Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangan resmi, Sabtu (16/1). Kemungkinan lain, kata Daryono, minimnya aktivitas gempa susulan ini menandakan masih tersimpannya medan tegangan yang belum rilis, sehingga masih memungkinkan terjadinya gempa signifikan nanti.

 
"Inilah perilaku gempa sulit diprediksi dan menyimpan banyak ketidakpastian. Kami baru dapat mengkajinya secara spasial dan temporal. Untuk mengetahui besarnya medan tegangan riil dan perubahannya pada kulit bumi masih sulit dilakukan," kata Daryono.

"Fenomena ini membuat kami menaruh curiga. Dengan demikian, lebih baik kita patut waspada," tambahnya.

 
Seperti diketahui, Sabtu pagi (16/1) pukul 06.32.55 WIB wilayah Majene dan Mamuju kembali diguncang gempa susulan dengan magnitudo 4,8. Episenter terletak di darat pada jarak 29 km arah tenggara Kota Mamuju. Pusat gempa ini relatif sedikit bergeser ke utara dari klaster seismisitas yang sudah terpetakan.
 
Gempa itu merupakan yang ke-32 sejak terjadinya gempa pembuka dengan magnitudo 5,9 pada Kamis (14/1) siang hari pukul 13.35. Tetapi gempa ini menjadi gempa ke-23 pascagempa utama dengan magnitudo 6,2 pada Jumat (15/1) pagi dini hari pukul 01.28. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya