Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
INDONESIA merupakan negara yang memiliki kerentanan terhadap bencana alam. Namun, resiliensi serta mitigasi tak luput dari peran banyak pihak. Di antaranya mereka yang bertugas tanpa lelah memberikan informasi pada publik mengenai pentingnya peringatan dini.
Ahli seismologi di Direktorat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pepen Supendi salah satunya. Bermula dari mimpi sederhana, kini Pepen bisa tampil di forum dunia. Ia berkontribusi pada analisis gempa di Tanah Air. “Data lokal yang kita anggap biasa, kalau dikerjakan secara serius dan dianalisis mendalam, bisa berkontribusi untuk global,” ujar Pepen.
Ia menyebut, analisis gempa yang tepat bukan sekadar tugas, melainkan misi. Sebab, ia yakin data yang akurat bisa dijadikan acuan untuk memitigasi bencana yang bisa menyelamatkan nyawa.
Dedikasi yang sama juga dimiliki Yesi Ratnasari, seorang forecaster di Stasiun Meteorologi Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Ia memberikan informasi mengenai prakiraan cuaca di salah satu bandara tersibuk di Indonesia dengan lebih dari 30 ribu penerbangan per bulan. “Keputusan cepat dan akurat sangat penting. Cuaca dapat berubah drastis bahkan dalam hitungan menit. Hal inilah yang harus diprediksi berdasarkan data dan penentuan yang cermat,” ujar Yesi.
Prakiraan cuaca bukan sekadar angka, melainkan menyangkut keselematan penerbangan. Tak hanya itu, semangat yang sama juga digaungkan hingga pelosok negeri. Saat Badai Seroja terjadi di Kupang, Nusa Tenggara Timur, nelayan tertolong dengan informasi peringatan cuaca buruk dari BMKG.
“BMKG berperan luar biasa untuk kami, selalu mengirimkan informasi, baik dan buruk. Informasi itu nyata, bukan hanya insting,” kata nelayan penyelamat Seroja Muhammad Mansur Dokeng.
Tragedi bencana besar juga menjadi pembelajaran. Oleh karena itu, BMKG membuat sistem peringatan dini tsunami Indonesia (InaTEWS) yang resmi beroperasi sejak 11 November 2008.
“Itu menjadi tonggak penting agar kita tak lagi hanya membaca tanda alam berdasarkan pengalaman, tapi dengan basis ilmiah,” kata Kepala Pusat Standardisasi Instrumen MKG Rahmat Triyono.
Dari ranah lain, Stasiun Global Atmospheric Watch (GAW) dibangun untuk mempelajari komposisi kimia dan karakter fisik atmosfer dunia. Tujuannya untuk memahami pola atmosfer dan memprediksi iklim dan bencana akibat perubahan iklim di masa depan. Pembangunan fasilitas ini bukan tanpa tantangan.
“Membuka jalan 1,6 kilometer menuju bukit itu sulit sekali. Tanahnya pasir, jalannya menanjak, dan hutan masih asli,” kata Perintis Pembangunan GAW Bukit Kototabang Urip Haryoko.
Bagi mereka, pengabdian adalah panggilan hati. Para pegawai ini mungkin jarang tampil di layar kaca, namun satu data yang mereka kirim bisa menyelamatkan ratusan nyawa. (H-4)
Potasium bisa dijadikan indikator baru dalam pemantauan aktivitas vulkanik, terutama untuk menilai potensi terjadinya letusan besar yang memicu pembentukan kaldera.
Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah penyebaran informasi kebencanaan melalui berbagai saluran komunikasi, termasuk operator seluler dan televisi.
Selain gempa dan tsunami, layanan distribusi informasi peringatan dini berbasis televisi digital tersebut juga memungkinkan untuk bencana, seperti kebakaran hutan, aktivitas vulkanik.
ADANYA potensi gempa dan tsunami megathrust membuat Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) diminta agar merawat sistem peringatan dini di daerah.
Power supply menjadi hal yang paling mendasar dan esensial yang harus diperkuat pemerintah untuk membuat sistem SNPDK dapat berjalan efektif.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved